Alas Purwo selalu identik dengan kisah-kisah misteri di dalamnya, tapi itu tidak berlaku sekarang. Kini kawasan Taman Nasional Alas Purwo lebih bersahabat dengan wisatawan. Hal ini dipengaruhi pula dengan makin tenarnya kawasan pantai yang berada di dalam kawasan taman nasional tersebut.
Baca juga : Selain Pantai, Kemana Saja di Maladewa? Ini Daftar Lokasi Menarik Lainnya
Berbagai kegiatan seru dapat traveler lakukan di Taman Nasional Alas Purwo, mulai dari bersafari melihat satwa liar di dalam hutan atau bermain-main di pantai yang ada di sana. Taman nasional ini berada di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dan menjadi salah satu hutan tertua di Indonesia. Berikut ulasan lengkap tentang Alas Purwo.
1. Taman Nasional Alas Purwo, Hutan Terlarang yang Kini Membumi
Memasuki kawasan Taman Nasional Alas Purwo seakan membawa Anda masuk ke dalam alam lain. Karakteristik alam yang ada di sana sangat berbeda dengan daerah lainnya. Benar saja sebab taman nasional ini berisi hutan hujan tropis tertua di Indonesia sehingga aneka jenis pepohonan di sana telah berumur ratusan tahun. Dengan suasana sunyi dan hanya ada kicauan burung dan suara hewan liar membuat suasana hutan makin mencekam.
Namun Anda tidak perlu takut, meski hutan ini sempat diselimuti cerita-cerita mengerikan selama puluhan tahun namun tempat ini cukup menarik dan bersahabat untuk dikunjungi dengan catatan traveler masuk secara legal dengan mengurus perizinan. Taman Nasional Alas Purwo memang menginspirasi cerita-cerita kuno serta film silat karena dulu hutan ini menjadi tempat orang tertentu dalam mengasah kesaktian dan berbagai hal klenik lainnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyak ditemukannya tempat peribadatan kuno yang berada di tengah hutan seperti pura. Bahkan setiap 210 hari sekali masyarakat Hindu secara rutin datang ke sana untuk melakukan peribadatan peringatan hari suci Pager Wesi. Selain itu terdapat pula gua-gua yang dulunya digunakan sebagai tempat bertapa. Menurut warga sekitar Bung Karno juga pernah bertapa di sana.
2. Apa Saja yang Bisa Dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo?
Petualangan adalah suatu kegiatan yang palingseru dilakukan di dalam taman nasional ini. Traveler bisa puas bertualang menembus pekatnya hutan hujan sambil melihat aneka satwa berkeliaran. Jika punya nyali lebih bisa mengunjungi gua-gua yang ada di sana yang sering digunakan untuk semedi orang-orang zaman dahulu, seperti Gua Putri, Gua Padepokan, dan Gua Macan yang dianggap memiliki kekuatan magis paling tinggi.
Banyak spot lain yang menarik untuk dikunjungi di Taman Nasional Alas Purwo antara lain, Pantai Trianggulasi tempat menarik untuk melihat aneka jenis penyu yang bertelur di pinggir pantai, tempat penetasan dan penangkaran penyu di Ngagelan, bagi yang suka trekking dengan suasana gunung bisa datang ke Tanjung Sembulungan atau melihat aneka burung asal Australia yang melakukan migrasi saat musim dingin di Cunggur. Jika itu belum cukup, menjelajahi hutan mangrove terbesar se-Asia di Bedul mungkin menjadi ide yang menarik.
3. Pilihan Akomodasi dan Kuliner di Taman Nasional Alas Purwo
Tidak banyak pilihan penginapan yang tersedia di Taman nasional Alas Purwo. Satu-satunya jalan adalah dengan menginap di daerah Pantai Plengkung atau di Pantai Grajagan. Khusus di Pantai Plengkung ada tiga pilihan penginapan yaitu Joyo’s Surf Camp, G-Land Bobby’s Surf Camp, dan G-Land Surf Camp.
Harga sewa per malam di surf camp G-Land berkisar antara Rp. 150 ribu hingga Rp. 500 ribu. Namun jangan membayangkan Anda akan mendapatkan fasilitas kamar mewah seperti di hotel sebab dalam satu kamar hanya tersedia dua tempat tidur dengan kipas angin mini dan pembatas antar ruangan cuma terbuat dari triplek. Listrik di sana hanya ada pada malam hari saja dengan bantuan genset. Namun kesederhanaan ini tidak mengurangi pengalaman luar biasa yang akan Anda dapatkan.
Kuliner yang bisa traveler dapatkan di sana adalah berbagai sajian khas Banyuwangi seperti pecel rawon, rujak soto, sego tempong, gecok lucu, jangan banci, jangan klopo, dan ndok pindang. Semua makanan tersebut dapat dengan mudah di dapatkan di sana.
4. Rute Menuju Taman Nasional Alas Purwo
Rute menuju Taman Nasioanal Alas Purwo terbilang susah-susah gampang. Susah karena belum banyak transportasi umum yang mengakomodasi traveler untuk sampai di lokasi. Perjalanan akan lebih mudah jika Anda membawa kendaran sendiri atau menyewa mobil. Taman Nasional ini berada di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Lokasi Taman Nasional Alas Purwo berjarak 5 km dari pelabuhan Ketapang. Letaknya ada di perlintasan jalur yang menghubungkan Banyuwangi dan Situbondo. Atau dari pusat kota Banyuwangi berkendara ke selatan selama dua jam melalui Kecamatan Rogojampi-Srono-Muncar-Tegaldlimo. Dari Tegaldimo perjalanan akan sedikit terhambat karena kondisi jalan yang rusak hingga menuju ke Pos Perhutani Taman Nasional Alas Purwo. Di pos ini traveler bisa menitipkan kendaraan.
5. Tips Menjelajahi Alas Purwo serta Waktu Terbaik Berkunjung
Setelah sampai di Pos Perhutani traveler biasanya akan menitipkan kendaraan mereka di sana dan melanjutkan petualangan dengan menyewa mobil miliki perhutani. Harga sewanya ada di kisaran Rp.150 ribu hingga Rp.250 ribu tergantung bagaimana Anda melakukan negosiasi. Namun jika ingin mendapatkan pengalaman yang lebih menantang lakukan penjelajahan hutan dengan cara trekking tapi jangan lupa untuk ijin ke perhutani dulu.
Waktu terbaik untuk melihat satwa liar adalah pada waktu pagi dan sore hari. Pada pagi satwa akan terlihat pada pukul 06.00-09.00 dan di sore hari pada pukul 14.00-17.00. Siang hari umumnya hewan-hewan akan masuk ke dalam hutan untuk berteduh. So, pastikan Anda datang pada jam-jam tersebut jika ingin berburu objek jepretan hewan liar yang oke.
Buat traveler yang butuh informasi seputar perijinan di dalam kawasan taman nasional bisa menghubungi kantor Balai Taman Nasional Alas Purwo, di Jalan Achmad Yani No. 108 Banyuwangi 68416, Jawa Timur atau bisa menghubungi nomor telepon 0333-410857.
Satu hal lagi yang perlu diingat saat menjelajahi Alas Purwo yaitu jaga sikap dan jangan merusak hutan. Anda akan menemukan papan bertuliskan “Jangan tinggalkan apapun kecuali telapak kaki dan jangan mengambil apapun kecuali foto. Alam itu pasrah kepadamu” di salah satu pintu masuk taman nasional tersebut. Next