Backpacker sama Traveler Mall, sama-sama petualang namun memiliki visi dan misi yang jelas jauh berbeda. Namun sebagian besar orang menyamakan keduanya, buktinya saat Anda pergi traveling pernah tidak ada teman yang meminta dibelikan oleh-oleh? Entah dari mana asal mindset seperti itu yang menyamakan seorang backpacker layaknya seorang yang pergi belanja.
Baca juga : Situ Cipanten, Wisata Majalengka yang Sedang Naik Pamor
Kini saatnya kamu tahu bahwa antara seorang backpaker dan traveler mall itu memiliki batas pembeda yang sangat jelas. Dengan begitu kamu tidak lagi salah menodong teman yang sedang pergi berlibur dengan meminta dibelikan oleh-oleh. Atau kamu juga bisa mengidentifikasi diri, apakah kamu tipe backpacker atau traveler mall. Inilah perbedaan keduanya yang musti kamu tahu.
1. Modal Nekad Vs Modal Duit
Seorang backpacker sejati selalu memperhitungkan dengan matang rencana anggaran selama mereka ngetrip. Mereka akan rela menabung untuk mewujudkan impiannya berkunjung ke destinasi impian bahkan tak sedikit yang rela untuk menghemat pengeluaran di destinasi tujuan dengan memilih penginapan murah serta tempat makan di pinggir jalan dalam artian mereka para backpacker lebih mempersiapkan modal nekad ketimbang mengumpulkan banyak uang. Tujuan mereka jelas, mengunjungi tempat cantik, menikmatinya, dan mensyukuri ciptaan Tuhan.
Lain halnya dengan traveler mall, modal utama jenis traveler ini adalah finansial yang kuat dengan isi dompet yang tebal. Hal ini sangat penting karena buruan dari traveler mall adalah barang-barang dagangan khas pusat perbelanjaan. Kesamaannya antara backpacker dan traveler mall sama-sama mendapatkan kepuasan batin. Backpacker mendapat pengalaman dan pengetahuan sedangkan traveller mall mendapatkan barang yang diinginkan.
2. Mengunjungi Berbagai Tempat Vs Mengunjungi Pusat Perbelanjaan
Perbedaan backpacker sejati dengan traveler mall dapat dilihat dari tujuan mereka berlibur. Seorang backpacker lebih memilih pergi ke tempat-tempat menarik yang umumnya berhubungan dengan alam atau setidaknya sangat menghindari destinasi yang hanya menawarkan keglamoran serta wisata belanja. Seorang backpacker tidak pernah merasa lelah atau membuang waktu saat mereka mengeksplorasi daerah tujuan travelingnya.
Lain halnya dengan traveler mall, tujuan utama yang mereka buru adalah kawasan-kawasan pusat perbelanjaan. Atau jika keliling dunia sekalipun yang dituju adalah negara-negara yang menjadi pusat belanja para shoppaholic. Traveler jenis ini akan rela keluar masuk mall untuk mencari barang tertentu yang bermerk meski tak jarang mendapatkan hasil nihil.
3. Backpacker Mengoleksi Cerita Vs Traveler Mall Mengoleksi Barang Bermerk
Sebagai seorang backpacker yang menerapkan motto “jangan ambil apapun kecuali gambar, jangan bunuh apapun kecuali waktu dan jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak” mereka hanya membawa pulang ribuan cerita manis yang mereka dapat selama perjalanan. Kadang cerita dan pengalaman didapatkan bukan hanya di tempat wisata namun juga selama perjalanan.
Traveler mall memiliki koleksi lebih ekstrim atau boleh dibilang kolektor handal. Bukan foto, bukan pula cerita namun barang-barang branded. Pada umumnya traveler mall memiliki kemampuan mengenali barang itu original atau KW. Ini yang menjadikannya sebagai kolektor barang mahal yang mungkin tidak akan bisa disamai oleh seorang backpacker dan juga sebaliknya.
4. Seorang Backpacker Memiliki Wawasan Luas Vs Traveler Mall Jeli Memilih
Seorang backpacker memiliki pemikiran yang maju serta wawasan luas yang muncul karena banyaknya pengalaman perjalanan yang telah mereka jalani. Mereka akan memperhitungkan dengan masak mulai dari perencanaan awal hingga pulang kembali ke rumah. Kemana akan pergi, kapan berangkat, bagaimana menjalani hidup di tempat tujuan semua telah terangkum di otak backpacker. Bahkan jika sudah expert betul, seorang backpacker hanya butuh memperhitungkan transportasi dan perlengkapan survive saja yang lain akan diimprovisasi saat tiba di lokasi.
Sedangkan traveler mall, mereka adalah para pemilih handal. Seorang traveler mall itu tidak ubahnya semacam katalog berjalan yang tahu barang bagus apa yang musti dibeli. Tak jarang dari mereka dengan insting tajamnya mampu membedakan mana barang original mana yang KW. Nah, jika memiliki teman seperti ini bisa kamu manfaatkan sebagai detektor barang KW bukan?
5. Backpacker Pulang Bawa Setumpuk Baju Kotor Vs Traveler Mall Pulang dengan Segudang Oleh-Oleh
Ini yang paling penting, bahwa seorang backpacker tidak pernah memikirkan belanja banyak untuk oleh-oleh rekan atau bahkan keluarga. Selain karena memiliki dana yang pas-pasan, umumnya mereka juga tidak punya passion berbelanja. Paling bagus mereka hanya akan membeli barang yang khas di tempat tujuan seperti gantungan kunci atau suvenir lain yang harganya murah. Saat pulang isi tasnya memang penuh, tapi isinya kebanyakan adalah baju kotor.
Kalau kamu ingin dibelikan oleh-oleh maka bisa titip ke temanmu yang tipe traveler mall. Sudah pasti di sela-sela liburannya ia akan mampir ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu. Sepulang piknik traveler mall selalu membawa pulang kantong barang penuh dengan belanjaan. Kadang barang-barang yang tidak penting pun tak luput untuk dibeli. So, traveler inilah yang pas untuk kalian mintai oleh-oleh bukannya backpacker.
Itulah bedanya traveler tipe backpacker dengan traveler mall. Sekarang kamu paham bukan kenapa ada teman yang risih ketika kalian mintai oleh-oleh saat mereka berlibur. Bisa jadi temanmu adalah seorang backpacker. Jika mereka dengan senang hati membelikan oleh-oleh, baru itu namanya traveler mall. Next