Tuak merupakan minuman yang mengandung alkohol dan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Minuman ini biasanya dibuat dan diproduksi oleh warga lokal. Salah satu minuman yang terkenal di Indonesia adalah baram tuak, yang dibuat oleh Suku Dayak Kalimantan Tengah.
Baca juga : 5 Stasiun Kereta Terbaik Indonesia 2019, Salah Satunya Punya Peron Super Megah!
Minuman ini masuk dalam kategori alkohol lokal yang menyegarkan dan merupakan warisan dari nenek moyang Suku Dayak. Perpaduan rasa pedas dan manis, membuat minuman ini begitu menyegarkan.
Baram tuak sebagai bentuk penghormatan pada leluhur
Baram tuak merupakan salah satu elemen yang harus ada dalam ritual-ritual yang diadakan oleh Suku Dayak. Keberadaan minuman ini dalam sebuah ritual dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap roh leluhur dan nenek moyang mereka. Selain itu, minuman ini juga disajikan saat akan menyambut tamu yang umumnya dihormati (tamu agung), tamu ritual Dayak, dan bagi mereka yang bermalam untuk bermain dadu gurak.
Minuman yang menyegarkan dan simbol persaudaraan
Pada tahun 2020 lalu, baram tuak sudah disahkan secara legal karena mengandung kearifan lokal dan dibuat dengan bahan-bahan tradisional. Tuak ini memadukan rasa manis dan pedas, sehingga akan sangat menyegarkan saat diminum. Per liternya, minuman ini dihargai Rp15.000. Masyarakat Dayak percaya jika meminum minuman ini bersama-sama, maka akan mempererat tali persaudaraan. Salah satu tempat yang terkenal dengan baram tuaknya adalah Kabupaten Lamandau.
Cara membuat baram tuak
Resep pembuatan minuman ini diwariskan secara turun temurun, kebanyakan yang meracik minuman ini adalah para wanita. Bahan dasar untuk membuat tuak adalah ragi, nila, enau, dan beras ketan. Beras terlebih dahulu ditumbuk halus dan dicampur dengan berbagai macam rempah, adas, kayu manis, dan lengkuas. Selanjutnya, akan dijadikan adonan dan dicampur air kemudian dibuat menjadi bulatan seukuran kepalan tangan.
Adonan ini nantinya akan dijemur sampai kering dan difungsikan sebagai ragi. Berikutnya, beras ketan akan dimasak bersama gula dan diberikan ragi. Setelah menjadi tape, adonan akan dibiarkan selama seminggu atau lebih. Semakin lama penyimpanan, maka akan semakin tinggi pula kadar alkoholnya.
Semakin lama disimpan, kadar alkohol akan semakin tinggi
Melansir Kaltengtoday, minuman ini mempunyai kadar alkohol lebih dari 10% – 20%. Jika disimpan selama satu minggu, maka rasa tuak akan manis, warnanya masih keruh. Namun, jika disimpan sampai berbulan-bulan, kadar alkohol akan meningkat sampai 80%, warna tuak juga akan lebih bening dan jernih. Tuak dengan kadar alkohol yang tinggi akan mengeluarkan bau yang cukup menyengat.
Minuman khas Kalimantan Tengah ini dibuat dengan keahlian khusus, oleh mereka yang sudah menerima resep turun temurun. Cara pembuatannya yang benar akan membuat tuak terasa nikmat saat diminum. Selain itu, meski sekilas terlihat mudah, pembuatan baram tuak harus dengan ketelitian, dan juga bahan baku yang tepat penakarannya. Next