Provinsi Banten memang terkenal akan banyak keindahan pantai-pantainya. Letak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, menjadikan beberapa lokasi wisatanya menjadi alternatif bagi pelancong di ibu kota untuk melepas penat. Namun, dibalik pesona deretan pantainya, tidak jauh dari wilayah Merak, terdapat sebuah bukit tersembunyi yang tidak kalah indah dan memiliki daya tarik tersendiri untuk di eksplore Teman Traveler yang ingin menyusuri keindahan Banten. Terletak di daerah Gerem, Bukit Batu Lawang ini memang terbilang masih jauh dari kunjungan. Keterbatasan informasi serta lokasinya yang lumayan jauh, menjadikan kurangnya informasi mengenai bukit indah tersebut.
Mengenal Lebih Dekat Bukit Batu Lawang
Lokasinya yang berada di sekitar daerah Cilegon ini mungkin akan terkalahkan oleh ketenaran Pantai Anyer atau Pantai Carita, namun soal pemandangan yang disuguhkannya, Bukit Batu Lawang patut dijadikan salah satu destinasi wisata yang tidak kalah wajibnya jika berkunjung ke Banten.
Penamaan Bukit Batu Lawang ini jelas memiliki makna. Hal ini dikarenakan terdapatnya dua buah batu besar yang berdampingan sehingga membuat celah diantaranya, dan menyerupai sebuah pintu. Kedua batu tersebut berada diantara Gunung Batur dan Gunung Batu yang menjadi pembatas antara Kota Madya Cilegon dan daerah Bojonegara yang secara administratif masuk ke wilayah Serang.
Explore Bukit Batu Lawang!
Dari atas bukit ini, Teman Traveler akan dimanjakan dengan siluet bukit dari Gunung Pinang di Kramatwatu, gagahnya menara Masjid Agung Cilegon, Waduk Krenceng, bahkan Puncak Gunung Karang di daerah Pandeglang. Suasana disekitar bukit menjadi lebih nyaman dan tenang untuk dinikmati secara pribadi karena terbilang sepi pengunjung.
Bukit Batu Lawang memiliki ketinggian sekitar 400 mdpl, dengan jarak tempuh berjalan kaki santai selama 45 menit. Jalur yang akan Teman Traveler lalui dapat dikatakan tidak terlalu sulit. Hal ini dikarenakan kondisi kontur tanah bukit yang terbilang landai dengan jalan setapak yang mengelilingi kebun warga sekitar. Bahkan, untuk diawal trekingnya, Teman Traveler hanya akan melewati jalan yang sedikit menanjak yang sebagian sudah di semen rapi. Jalur yang dilalui untuk sampai ke puncak bukit ini pun terbilang sangat jelas.
Jangan dulu berhenti ketika terpana melihat view puncak Gunung Pinang dari jauh, sebab Teman Traveler harus terus berjalan sekitar 15 menit lagi untuk tiba di dua batu besar yang menjadi ikon Bukit Batu Lawang. Mengenai ketersediaan fasilitas di lokasi ini, masih jauh dari kata tercukupi. Belum ada toilet darurat, maupun warung yang menjual minuman dan makanan. Hal tersebut dikarenakan belum ramainya wisatawan yang datang ke sini. Jadi, jangan lupa membawa bekal yang cukup saat berwisata ke tempat ini ya! Next
Baca juga : Nostalgia Kuliner Jadul Solo, Ada yang Eksis Sejak Jaman Belanda!
Memandang Jauh Ujung Merak dari Atas Bukit Batu Lawang
Teman Traveler bisa menginjakan kaki di atas batu besar Bukit Batu Lawang ini, namun harus sangat berhati-hati. Sebab, hanya akan ada satu tangga kecil dari kayu yang akan menghubungkan ke atas batu. Tiba di atas, barulah traveler akan melihat dengan jelas keindahan panorama bukit sambil bersantai duduk di batu besar. Tidak usah khawatir, luas batu ini cukup besar untuk dibuat bersantai beberapa orang.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi Bukit Batu Lawang ini adalah pagi dan sore hari. Sebab, kondisi cuaca daerah Cilegon terhitung panas, terlebih dengan banyaknya industri-industri besar disekitarnya. Dari sini akan nampak pula beberapa cerobong industri yang mengeluarkan asap polusi.
Rute Menuju Bukit Batu Lawang
Jika memulai perjalananya dari pusat Kota Cilegon, arahkanlah menuju daerah Merak. Setelah melewati Kantor Imigrasi Cilegon di daerah Gerem, patokan selanjutnya ialah indomaret, dimana disebelahnya terdapat sebuah jalan menuju perkampungan warga. Tenang saja, dengan menggunakan google maps dan mengetikan Bukit Batu Lawang, Teman Traveler pun akan diarahkan dengan baik menuju lokasi ini.
Jarak dari tempat parkir menuju Bukit Lawang kurang lebih 3 kilometer. Jalur yang dilalui pun terbilang cukup mulus dengan jalan beraspal dan sebagian di beton. Namun, Teman Traveler harus berhati-hati, sebab akan ada banyak jalur berbelok dan tanjakan curam, terlebih sebagian jalur yang dilewati ialah lereng bukit yang pinggirnya jurang.
Tepat di depan halaman mushola, akan ada papan petunjuk parkir yang bisa Teman Traveler gunakan untuk menyimpan kendaraan pribadinya. Akan ada warga yang turut menjaga dengan biaya Rp5.000/orang, sudah termasuk biaya parkir. Sangat hemat!
Saran dan Tips
– Jangan lupa menggunakan masker dan sarung tangan jika menggunakan motor. Cilegon merupakan salah satu kawasan industri yang mana cuacanya panas dan banyak polusi.
– Jangan lupa membawa makanan dan minuman yang cukup!
– Waktu yang tepat untuk bersantai di atas bukit ini adalah pagi dan sore hari.
Siapkan ranselmu! Mulailah dengan perjalan baru agar dapat pengalaman seru yang lebih menyenangkan. Selamat berlibur Teman Traveler!