Teman Traveler pasti sudah tak asing dengan reputasi Bali. Pulau yang kerap jadi tujuan wisata favorit ini miliki banyak potensi wisata alam dan budaya. Tak hanya itu, tradisi serta filosofi lokal pun masih sangat dijunjung tinggi. Salah satu buktinya ada di Desa Julah.
Baca juga : Rencanakan Pendakian Rinjani, Ini Hal yang Wajib Teman Traveler Tahu
Desa Julah merupakan sebuah jejak peradaban kuno yang ada di sisi utara Bali. Lokasinya masuk dalam wilayah Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Tak hanya hadirkan nuansa dan panorama eksotis, tempat ini juga simpan sederet cerita sejarah menarik.
Desa Kuno Berusia Ratusan Tahun

Desa Julah berada 29 kilometer dari Singaraja. Untuk menuju sini Teman Traveler tinggal berkendara ke arah timur dan menyusuri jalanan sekitar bibir pantai. Sepanjang perjalanan kalian bakal dimanjakan pesona alam Bali utara yang cukup menarik untuk disimak.
Dalam adat Bali dikenal istilah Bali Mula atau Bali Aga, berarti orang yang pertama kali menempati daerah tersebut. Sebutan ini agaknya tepat diberikan pada penghuni Desa Julah, yang konon sudah ada sejak tahun 800-an Masehi. Terbukti dengan adanya Pura Balai Agung, sebuah tempat peribadatan kuno dengan pagar batu di sekelilingnya.
Filosofi Unik

Selain warisan fisik, terdapat pula warisan non fisik yang membuat desa ini masih terus bertahan. Salah satunya adalah sistem pemerintahan kuno yang masih dijadikan pedoman bermasyarakat hingga sekarang. Selain itu ada sejumlah aturan yang mungkin berbeda dengan kebiasaan di Bali pada umumnya.
Salah satunya adalah masyarakat desa ini tidak mengenal Upacara Ngaben atau pembakaran jenazah. Jasad orang meninggal di sini hanya sebatas dikuburkan. Inilah juga sekaligus jadi salah satu bukti bahwa desa ini tidak mengenal soroh atau kelas sosial. Warganya egaliter atau mengusung status sama rata.
Akses Mudah

Akses menuju sini cukup mudah. Dari jalan utama Singaraja, Teman Traveler akan menemukan Desa Julah di sisi kanan jalan. Tepat menghadap ke pantai di sisi utara. Sesaat setelah memasuki jalan utama, kalian bakal disambut deretan rumah warga. Semuanya terlihat sama dan tertata dengan begitu rapi.
Menurut informasi yang saya terima, beberapa warga di sini masih tinggal dalam satu komplek rumah yang sama meski sudah berumah tangga. Ibaratnya masih dalam satu pekarangan, hanya berbeda rumah.
Upacara Adat dan Budaya

Ciri lain Desa Julah adalah kerap diadakan berbagai ritual budaya dan adat yang sangat disakralkan. Beberapa di antaranya berwujud tari-tarian suci, serta keberadaan beberapa artefak budaya berupa perabotan dan prasasti. Semuanya masih dijaga dengan baik di sini.

Pura Balai Agung sendiri tidak dibuka untuk umum. Warga desa pun hanya bisa masuk saat ada upacara adat. Suasana sakral masih sangat terasa kental. Jika Teman Traveler tertarik dengan warisan budaya Nusantara dan berniat menjelajah wisata Bali dalam waktu dekat, silahkan segera mampir ke sini. Next
