Sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia bagian Timur menyimpan begitu banyak pesona magis dan eksotis. Maluku belakangan jadi primadona di antara turis lokal dan mancanegara, karena kekayaan bahari mereka yang begitu melimpah. Namun bagi sobat traveler yang ingin sesuatu berbeda, bisa coba datang ke Desa Tanimbar Kei.
Baca juga : Larangan Merokok Saat Berkendara di Berbagai Negara, Dendanya Bikin Nguras Dompet!
Desa Tanimbar Kei memberikan kesempatan pada para pelancong untuk mempelajari budaya dan tradisi suku asli Maluku secara langsung. Selain itu ada banyak peninggalan sejarah yang menarik untuk diamati di sana. Pastinya bakal memberikan pengalaman berlibur yang berbeda dan tak terlupakan.
Perjalanan Cukup Jauh
Desa Tanimbar Kei terletak di Pulau Tanimbar Kei. Lokasinya cukup mudah ditemukan. Jika melihat gambaran di peta, letaknya ada di sebelah barat daya Kei Kecil. Namun untuk menuju ke sana dibutuhkan perjuangan ekstra, karena harus menempuh perjalanan cukup lama.
Jika berangkat dari Maluku Tenggara, akan butuh waktu sekitar tiga hingga empat jam lewat perjalanan laut. Mungkin akan terasa sangat melelahkan, terutama bagi para sobat traveler yang ingin buru-buru menikmati liburan begitu mendarat. Namun andai kalian masih punya banyak waktu, dijamin takkan menyesal mampir ke desa adat satu ini.
Desa Sakral
Dengan luas hampir mencapai 10 kilometer persegi, Kepulauan Tanimbar Kei dibagi menjadi tiga desa utama. Namun salah satu yang menjadi sorotan adalah Ohoratan atau sering disebut sebagai Kampung Atas. Desa ini dianggap sebagai desa adat, mirip dengan apa yang bisa kita temui di Badui maupun Wae Rebo.
Kampung Atas menyandang status sakral. Warga lokal percaya bahwa hanya penduduk keturunan asli Tanimbar Kei yang tinggal di sini. Bagi yang tertarik berkunjung, wajib menaiki tangga yang bersandar di tepi tebing dengan ketinggian 10-15 meter. Begitu sampai, para wisatawan akan disambut sejumlah patung unik mirip manusia dan meriam-meriam kuno peninggalan VOC.
Dipimpin oleh Raja
Selain Kampung Atas, di Tanimbar Kei masih ada desa lain yang disebut Kampung Bawah. Berbeda dengan Ohoratan, suasana adat di Kampung Bawah tidak terlalu pekat. Hal tersebut karena penduduknya merupakan bauran antara orang asli Maluku dan juga para pendatang.
Menurut sejumlah sumber, kawasan ini dipimpin oleh dua orang raja. Mereka memiliki kesempatan berkuasa selama tiga tahun dan akan dipilih kembali begitu masa kepemimpinannya berakhir. Untuk bisa menjadi raja, seseorang harus memiliki satu dari tiga marga keturunan asli Tanimbar Kei. Begitu berkuasa, sang pemimpin bisa menentukan kebijakan atas lahan garapan.
Upacara Adat
Desa Adat Tanimbar Kei benar-benar pas dikunjungi oleh sobat traveler yang ingin belajar lebih dalam soal budaya masyarakat Kei. Setiap tahunnya, warga lokal mengadakan upacara khusus yang diberi nama Tate’e. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, upacara ini merupakan bentuk permohonan pada Tuhan agar diberi hasil panen darat dan laut melimpah.
Itulah tadi sedikit gambaran mengenai keindahan dan daya tarik Desa Adat Tanimbar Kei. Jika kebetulan sobat traveler tengah merencanakan berlibur ke Maluku dalam waktu dekat, jangan lupa sempatkan diri untuk mampir ke lokasi eksotis satu ini. Next