Disgusting Food Museum, sebuah museum di Swedia memajang kuliner yang dianggap unik dari penjuru dunia. Terdapat pula pop-up museum ini di Los Angeles berlangsung mulai 9 Desember 2018 sampai pertengahan Februari 2019. Tidak hanya dipajang, pengunjung pun bisa mencicip langsung di food bar yang tersedia di Disgusting Food Museum. Beberapa penganan yang berada di sini berasal dari Asia, bahkan ada yang dari Indonesia. Apa saja ya?
Baca juga : Avenue of Comic Stars, Destinasi Wajib Pecinta Komik di Hong Kong
Balut – Filipina
Makanan yang dipajang di Disgusting Food Museum ini berasal dari Filipina, merupakan kuliner khas dari Filipina. Balut merupakan telur bebek yang berusia sekitar 18 hari artinya sudah muncul janin di dalam cangkang. Konon balut dipercaya mempunyai kandungan protein tinggi. Kala memakan balut, bisa terlihat bagian-bagian embrio bebek. Balut mempunyai rasa yang kuat dan gurih.
Penis Banteng – China
Berasal dari China, penis banteng yang panjangnya sekitar 40 centimeter merupakan makanan yang cukup populer di kalangan pria. Penganan ini sudah ada semenjak zaman dahulu. Biasanya dimasak dengan cara dikeringkan terlebih dahulu, barulah dipotong-potong lalu dimasak menjadi sup.
Kopi Luwak – Indonesia
Kopi Luwak yang terkenal akan harga mahalnya juga dipajang di Disgusting Food Museum. Merupakan biji kopi yang berasal dari sisa kotoran luwak alias musang. Binatang ini mengkonsumsi biji kopi yang paling matang, sistem pencernaan musang yang sederhana dan cepat pun tidak bisa menghancurkannya. Sehingga pada kotorannya muncul biji kopi utuh. Suatu enzim pada sistem pencernaan luwak ini mengurangi kadar asam pada biji kopi. Nah dari sinilah muncul kopi luwak. Mungkin dianggap unik karena berasal dari kotoran hewan, walau tentu sudah diproses terlebih dahulu.
Durian – Asia Tenggara
Durian yang dipajang di Disgusting Food Museum, merupakan buah yang umum ditemukan di negara tropis Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand. Bahkan di Indonesia terdapat beberapa jenis durian, yang paling terkenal berasal dari Medan. Bagian luar durian berduri cukup tajam, kemudian terdapat daging buah durian dengan biji di dalamnya. Rasa durian manis, terkadang ada yang berasa asam. Konon kalau terlalu banyak makan dalam sekali waktu, bisa merasa pusing. Bau dari durian inilah yang membuat sebagian orang bergidik, ada yang bilang seperti sampah, atau makanan busuk. Sampai-sampai dilarang membawa durian di sejumlah tempat seperti hotel dan pesawat.
Natto – Jepang
Selanjutnya kuliner khas Jepang, natto, dipajang di Disgusting Food Museum. Terbuat dari kacang kedelai pilihan yang dikukus kemudian difermentasi dengan suatu bakteri baik bernama bacillus subtilis. Setelah melalui proses fermentasi, kacang kedelai berubah warna menjadi kecoklatan dengan tekstur lengket berlendir plus aroma kuat menyengat. Penganan ini biasanya dicampur kecap asin untuk disantap dengan nasi hangat sebagai menu sarapan,
Stinky Tofu – China
Sesuai dengan namanya, kuliner khas China ini memang memiliki aroma yang sangat tajam. Tahu dicampur dengan air asin, jamur hitam, dan bahan lainnya, kemudian dibiarkan selama beberapa jam sampai berubah menjadi busuk dengan warna abu-abu dan berjamur. Penganan ini biasanya diolah dengan cara digoreng, lalu disantap dengan saus pedas dan acar kubis.
Jus Tomat dengan Mata Domba – Mongolia
Kali ini beralih ke Mongolia, terdapat sebuah minuman khas yang dipajang di Disgusting Food Museum. Mongolian mary, terbuat dari jus tomat kemudian diberi mata domba utuh yang sudah diasamkan. Konon minuman ini mengandung anti-oksidan tinggi dan vitamin C.
Century Egg – China
Sekali lagi kuliner khas China berada di Disgusting Food Museum, disebut century egg. Walaupun namanya century, telur ini dibuat dalam waktu 4 sampai 5 minggu. Telur ayam atau bebek utuh, luarnya dibalut dengan campuran dari garam, jeruk nipis, dan abu kemudian dibungkus dengan sekam padi. Selama proses tersebut, kuning telur akan berubah warna menjadi kehijauan dengan tekstur creamy sedangkan putih telur berubah kekuningan bertekstur seperti jeli.
Sekian makanan tersebut memang dianggap unik atau ekstrem bagi sebagian orang, namun untuk yang menyukainya tentu itu merupakan sebuah kuliner lezat. Apakah Teman Traveler mau mencoba salah satunya? Next