Jakata – Bandung sebentar lagi dapat ditempuh dengan waktu 46 menit saja. Proyek kereta cepat Jakarta – Bandung yang kini sedang digarap oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia Cina) sudah mencapai proses hampir 60%. Kereta ini memiliki kecepatan 350 km/jam dengan kemampuan meredam getaran dan suara sehingga penumpang merasa lebih nyaman. Kereta cepat ini juga mampu beroperasi di empat iklim iklim dengan suhu dan kelembapan tinggi seperti di Indonesia. Namun, ada fakta-fakta yang perlu teman traveler ketahui tentang proyek pembangunan kereta cepat tersebut.
Baca juga : Tak Bisa Sembarangan, 4 Destinasi Wisata Ini Punya Aturan Ketat untuk Turis
Penutupan Sodetan Tol Jakarta – Cikampek
Sodetan adalah jalur tembusan khusus untuk kendaraan kecil seperti sepeda motor. Sodetan Jakarta – Cikampek menghubungkan antara Cikampek menuju Pondok Kelapa, Bintara, dan Tanjung Priok. Penutupan jalur sodetan ini dilakukan PT Jasa Marga (Persero) sejak 29 Agustus lalu sebagai upaya mendukung percepatan proyek KCJB. Akibatnya, pengendara harus memilih jalan lain yang juga mengakibatkan kemacetan.
Pembongkaran 24 Bangunan di Jakarta Timur
Proyek KCJB tentu akan membutuhkan lahan lebih dan mengakibatkan pembongkaran bangunan. Total 24 bangunan yang dibongkar berupa rumah tinggal dan tempat usaha yang berada di Gerbang Utama Tol Halim. Pembongkaran lahan sendiri dilaksanakan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada 21 Juli 2020. Meski begitu, pemerintah tetap memberi ganti rugi atas lahan yang dibongkar. Faktanya, pembongkaran bukan hanya dilakukan di Jakarta saja, tetapi juga di daerah Bandung.
Amdal yang Masih Dipertanyakan
Pengerjaan proyek KCJB sebenarnya telah mendapatkan ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Januari 2016. Namun, analisis dampak lingkungan (AMDAL) masih dipertanyakan terkait dengan fungsi drainase yang terganggu. Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi, Meiki W Paendong meminta agar proses audit proyek harus segera dilaksanakan. Pasalnya, banyak kasus yang menunjukkan lemahnya amdal proyek seperti meledaknya pipa BBM Pertamina di pinggir jalan tol Purbaleunyi dan pencemaran Sungai Cileuleuy akibat limbah semen di lokasi pengerjaan. Bahkan, Wakil Gubernur Jawa Barat mengungkap jika proyek KCJB menyumbang sebagian penyebab banjir Bekasi Februari 2020 lalu.
Proyek Sempat Diberhentikan
Proyek KCJB sempat dihentikan pada bulan Maret sesuai arahan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai dampak dari pandemi virus corona di Indonesia. Padahal proyek tersebut seharusnya rampung pada Desember 2021. Meski pengerjaan proyek telah dibuka kembali seiring dengan New Normal, para pekerja tetap wajib mematuhi protokol kesehatan selama bekerja dengan akses keluar masuk yang diperketat.
Gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Sejarah awal proyek KCJB ternyata tidak lepas dari ide Presiden SBY pada masa jabatannya. Dari proyek KCJB tersebut, Jepang dan Cina sama-sama menawarkan proposal pinjaman. Indonesia akhirnya memilih Cina yang menawarkan pinjaman US$ 5,5 miliar dalam jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun. Sementara, Jepang mampu menawarkan pinjaman dalam kurun waktu 40 tahun dengan bunga 0,1%. Faktanya, dana proyek yang awalnya terhitung US$ 5,988 miliar membengkak hingga US$ 6,071 miliar.
Itulah sederatan fakta – fakta pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang banyak jadi sorotan. Terlepas dari fakta yang kurang menyenangkan, pemerintah tentu telah mempertimbangkan segala kemungkinan dalam pembangunan proyek besar tersebut. Next