Hai Teman Traveler, yuk simak 10 fakta menarik kapal yang sangat legendaris yaitu Kapal Pinisi merupakan kapal tradisional dengan bertenaga angin yang mampu menjelajah cukup jauh hingga Tanah Afrika. Kemasyuran kapal telah menjadi ikon kejayaan nusantara di bidang maritim. Kapal Pinisi pula yang membuat diaspora orang-orang bugis hingga tersebar di berbagai belahan dunia. Awal mulanya kapan ini berasal dari suatu desa yang bernama Tana Beru.
Baca juga : Review Kue Oleh-oleh dari Malang yang Wajib Dibawa Pulang
1. Tanah Beru, Tempat KelahiranPerahu Pinisi
Tana Beru terletak di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Berada di selatan kota Makassar. Perkampungan pesisir pembuat perahu Pinisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke pantai selatan Makassar. Menurut literatur kuno, tradisi pembuatan perahu ini sudah ada sejak abad ke 14.
2. Perahu Kebanggaan Masyarakat Bugis
Perahu Pinisi adalah perahu tradisional masyarakat Bugis Makassar. Sejak jaman dahulu, perahu ini telah menjadi bagian dari hidup masyarakat yang mengandalkan hasil laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi cuaca yang bagis mengiringi kapal berlayar jauh untuk menangkap ikan. Itulah sebabnya kemudian orang-orang Bugis mengeksplorasi wilayah hingga jauh.
3. Bagian dari Perahu Pinisi
Perahu Pinisi memiliki tiga bagian, yaitu bagian depan, belakang dan utama. Memiliki 7 layar dimana 2 layar terpasang di bagian paling atas kemudian 3 layar terpasang di depan serta 2 layar terpasang di bagian belakang. Satu perahu tersebut dikerjakan oleh lebih dari sepuluh orang dan pengerjaannya bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.
4. Penghargaan dari Unesco
UNESCO telah menetapkan seni pembuatan Perahu Pinisi sebagai Karya Agung Warisan Manusia yang Lisan dan Tak Benda pada Sesi ke-12 Komite Warisan Budaya Unik pada tanggal 7 Desember 2017 lalu.
5. Dibuat dengan Mengandalkan Pengetahuan Turun-temurun
Tahukah Teman Traveler, pembuat perahu legendaris di Tana Beru, tidak memperoleh ketrampilan dan pengetahuannya secara formal. Keahlian orang Tana Beru diwariskan dari generasi ke generasi. Teknik pembuatan kapal Pinisi tidak dibuat dengan model perhitungan modern sejak dahulu kala.
Blue print atau rancangan tertulis diatas kertas kertas untuk membuat kapal Pinisi tidak berlaku dalam pembuatan kapal Pinisi di Tana Beru. Semua detail gambar dan rancangan Pinisi dikerjakan sesuai apa yang ada dalam feeling mereka. Meski begitu, selesai pengerjaannya tercipta perahu Pinisi yang sempurna.
6. Asal Muasal Nama Pinisi
Awal mula nama Pinisi atau Phinisi atau Pinisi’ diketahui berasal dari kampung Ara, suatu wilayah di Tanah Baru. Nama Pinisi sendiri mengacu pada jenis sistem layar atau rig, tiang-tiang layar dan konfigurasi tali. Secara etimologi Pinisi berasal dari kata panisi dari bahasa Bugis yang berarti “sisip” atau mappanisi yaitu menyisipkan. Jadi nama Pinisi juga mengacu pada proses pembuatannya yaitu dengan disisipkan/didempul.
7. Pembuatan Masih Diiringi Ritual Adat.
Dalam pembuatan perahu Pinisi, masih dilakukan secara tradisional. Ada beberapa macam ritual adat yang dilakukan selama proses pengerjaannya. Ritual awal saat pembuatan sebuah perahu Pinisi ditandai ketika seorang pawang perahu memotong bagian dasar pembuatan perahu yang disebut dengan “lunas”. Saat pemotongan kayu disediakan sesajen berupa makanan yang manis-manis dan memotong seekor ayam putih.
8. Makna dibalik Ritual Adat Pinisi
Makanan yang manis adalah simbolisasi atas asa atau harapan supaya perahu yang dibuat mendatangkan hoki bagi pemiliknya, sementara darah yang ditempelkan pada “lunas” ialah simbol agar tidak terjadi kecelakaan saat membuat perahu.
9. Setiap Galangan Kapal Memiliki Ciri Khas
Di Tanah Beru ada banyak galangan kapal dan pengrajin perahu Pinisi. Uniknya, setiap galangan kapal dalam pengerjaannya tidak pernah sama antara satu dengan yang lainnya. Dimata awam mungkin saja tidak nampak perbedaan itu, namun kalangan pengrajin dapat mengidentifikasi perahu Pinisi tertentu berasal dari galangan kapal yang mana.
10. Modernisasi Perahu Pinisi
Namun, saat ini seiring makin maju peradaban, perahu Pinisi sudah ada yang menggunakan mesin motor diesel sebagai tenaga pendorongnya. Berbeda dengan ukuran asli, Perahu Pinisi yang sudah menggunakan mesin motor memiliki ukuran lebih besar, dengan ukuran panjang sekitar 20-25 meter dan kapasitas beban yang bisa ditanggungnya hingga 30 ton.
Itulah kesepuluh info menarik dari perahu tradisional kebanggaan Indonesia. Kekayaan alam dan budaya semestinya tetap terus dilestarikan, termasuk juga warisan leluhur yang berupa perahu Pinisi ini. Yuk tetap lestarikan budaya Perahu Petisi miliki Indonesia. Next