in , ,

Festival Garis Imajiner, Cantiknya Jogja sebagai Kota Budaya

Perayaan Nilai Filosofis dan Spiritual di Festival Garis Imajiner Jogja

Kemeriahan Festival Garis Imajiner
Kemeriahan Festival Garis Imajiner (c) Anggraini/Travelingyuk

Selain tempat wisata dan kuliner, Jogja juga menyimpan beberapa hal unik. Salah satunya adalah garis imajiner, sumbu filosofis yang menghubungkan Gunung Merapi, Pantai Selatan, dan Tugu Pal Putih atau Tugu Yogyakarta. Lantaran punya nilai penting dari sisi historis dan spiritual, keberadaan garis ini dirayakan dalam festival yang rutin digelar tiap tahun. Yuk, simak ulasan soal Festival Garis Imajiner berikut ini.

Baca juga : Wisata Kopi di Desa Karangan, Cicipi Racikan Arabica yang Mantap

Sudah Memasuki Tahun ke-3

whatsapp_image_2019_09_14_at_13_gfb.jpeg
Peserta kirab budaya (c) Anggraini/Travelingyuk

Festival Garis Imajiner tercatat sudah digelar hingga tiga edisi. Tahun ini perhelatannya berlangsung antara 13 hingga 15 September 2019, berpusat di Museum Gunung Api Merapi di Pakem, Sleman.

Salah satu tujuan diadakannya festival ini adalah melestarikan seni budaya lokal. Maka tak heran jika jalannya acara dimeriahkan beragam pertunjukan dan pawai budaya. Penonton dimanjakan dengan kehadiran festival jathilan, gelar seni unggulan, hingga pasar rakyat.

Kirab Budaya Paling Dinanti

whatsapp_image_2019_09_14_at_13_5TV.jpeg
Kirab Budaya jadi agenda paling dinanti (c) Anggraini/Travelingyuk

Agenda Kirab Budaya tahun ini berlangsung pada Jumat, 13 September dan menjadi salah satu yang paling dinanti masyarakat. Sejak siang para warga telah memadati rute kirab budaya di sepanjang Jalan Palagan Tentara Pelajar.

Prosesi dimulai dari Lapangan Bunder Purwobinangun hingga Tri Panunggal Rasa Pulowatu di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Rombongan pawai mengular hingga dua kilometer, diikuti sekitar seribu penari religius, kontingen luar daerah, dan berbagai sanggar seni.

Uniknya, pawai ini dikemas dengan formasi 17-86-1.212, representasi wilayah administrasi Kabupaten Sleman yang memiliki 17 kecamatan, 86 desa dan 1212 padukuhan. Cukup unik Teman Traveler.

Gelar Tarian Tradisional

whatsapp_image_2019_09_14_at_13_3vp.jpeg
Kontingen dari Probolinggo (c) Anggraini/Travelingyuk

Begitu kirab selesai, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tari tradisional. Salah satu yang menarik perhatian adalah Tari Gebyar Mendalung dari kontingen Probolinggo, Jawa Timur.

Berikutnya, pengunjung dimanjakan dengan beberapa display yang menunjukkan sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam hingga kemudian menjelma menjadi Yogyakarta.  

whatsapp_image_2019_09_14_at_13_Ex3.jpeg
Salah satu display yang ditampilkan para peserta (c) Anggraini/Travelingyuk

Sementara itu, di titik finish rute kirab terdapat panggung utama yang mementaskan tarian ‘Catur Tama Sejati.’ Tarian ini menggambarkan tata nilai Prasaja, Sembada, Welas Asih, dan Tembayatan.

Pertegas Jogja Sebagai Kota Budaya

20190806_050612_rkE.jpg
Tugu Yogyakarta (c) Anggraini/Travelingyuk

Keberadaan Festival Garis Imajiner membuktikan Jogjakarta memang benar-benar layak dijuluki sebagai kota budaya. Melalui event ini, masyarakat bisa menyaksikan aneka seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Event tahunan ini juga bisa menjadi media untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal kepada masyarakat, agar tak melupakan warisan nenek moyang begitu saja.

Buat Teman Traveler yang ketinggalan menyaksikan Festival Garis Imajiner tahun ini, jangan khawatir. Tahun depan gelaran serupa akan kembali menyapa Sleman dan pastikan kalian mampir ketika sedang menjelajah wisata Jogja. Next

ramadan

5 Rumah Adat Dayak di Kalimantan Barat, Yuk Kesana!

Interior Ngopi Serius

Ngopi Serius, Racikan Kopinya Nggak Main-main