in , ,

Fort Rotterdam, Jejak Keperkasaan Kerajaan Gowa di Makassar yang Asyik untuk Ngabuburit

Mengintip Sudut-sudut Bersejarah di Fort Rotterdam

Benteng Rotterdam
Benteng Rotterdam (c) Isnaeni Arifin/Travelingyuk

Hai Teman Traveler, berapa banyak di antara kalian yang pernah berlibur keliling wisata di Makassar? Tak hanya pantai, Kota Daeng juga memiliki beberapa destinasi sejarah menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Fort Rotterdam, saksi bisu keperkasaan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan beberapa dekade silam.

Baca juga : Pantai Kuta, Panggung Senja Menawan Pulau Dewata

Salah satu sudut Fort Rotterdam (c) Isnaeni Arifin/Travelingyuk

Dibangun sejak Abad ke-17, Fort Rotterdam memiliki banyak kisah sejarah di masa keemasannya. Teman Traveler bisa menelusurinya kembali dengan mengunjungi benteng yang kini sudah dibuka sebagai tempat wisata ini. Penasaran? Yuk, simak ulasannya.

Peninggalan Kerajaan Gowa

Pintu masuk menuju benteng (c) Isnaeni Arifin/Travelingyuk

Fort Rotterdam merupakan peninggalan Kerajaan Gowa yang sudah ada sejak Abad ke-17. Dulunya dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang. Pembangunannya dimulai sejak 1545 dan arsitektur aslinya masih terus dipertahankan hingga kini. Bangunan benteng tampah megah dan besar, terlihat sangat masif jika dibandingkan peninggalan benteng lain di Makassar.

Lokasinya Strategis

Wisatawan asing di pekarangan benteng (c) Isnaeni Arifin/Travelingyuk

Sebagai destinasi wisata, lokasi Benteng Rotterdam terbilang strategis. Posisinya berada tak jauh dari Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Tepat di depan Pelabuhan Laut Makassar. Jika Teman Traveler sedang mengunjungi Pantai Losari, bangunan bersejarah ini hanya berjarak sekitar dua kilometer dari kawasan pesisir.

Berbentuk Mirip Penyu

Salah satu jendela di kompleks benteng (c) Isnaeni Arifin/Travelingyuk

Ada satu keunikan Benteng Rotterdam yang tak banyak orang tahu. Jika dilihat dari atas (birdview) bangunan ini tampak menyerupai penyu sedang berjalan ke arah pantai. Oleh karena itu warga sekitar juga sering menyebut bangunan bersejarah ini sebagai Benteng Panyyua atau Benteng Penyu. Terasa sangat pas, mengingat benteng ini dulunya juga digunakan sebagai markas pasukan katak Kerajaan Gowa.

Peralihan Fungsi

Panggung di sekitar benteng (c) Isnaeni Arifin/Travelingyuk

Benteng ini memiliki tembok sangat tebal. Bahannya menggunakan campuran batu dan tanah liat yang dikabar sampai kering. Sangat kokoh dan efektif dalam membantu upaya Kerajaan Gowa melawan bangsa penjajah.

Setelah Belanda akhirnya menguasai Indonesia, benteng diubah namanya menjadi Rotterdam dan fungsinya dialihkan sebagai pusat perdagangan dan gudang hasil bumi serta rempah-rempah. Bangunan ini juga menjadi pusat pemerintahan kompeni di wilayah timur Nusantara.

Saat ini benteng digunakan pemerintah lokal sebagai Pusat Kebudayaan Makassar, area perkantoran, sekaligus tempat wisata dan belajar. Kawasan ini tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan lokal serta mancanegara. Area sekitar benteng juga sering digunakan untuk menggelar berbagai macam acara menarik, sayang untuk dilewatkan.

Murah Meriah

Teman Traveler tak perlu khawatir soal biaya karena masuk benteng sama sekali tak harus membayar tiket alias gratis. Pengunjung juga bebas masuk ke Museum La Galigo dan melihat langsung ruangan tempat Pangeran Diponegoro pernah ditahan oleh pihak Belanda.

Sedikit tips dan trik, sebaiknya Teman Traveler membawa bekal minuman dan usahakan datang saat pagi atau sore hari. Kalian bakal merasa lebih nyaman berjalan-jalan karena cuaca tidak terlalu panas. Soal jadwal acara, bisa dicari tahu sendiri di laman resmi Benteng Rotterdam.

Akan lebih seru jika Teman Traveler datang bersama sahabat atau keluarga. Selain itu, jangan lupa jaga kebersihan selama berada di kawasan wisata Makassar satu ini. Buanglah sampah di tempat yang sudah disediakan.

Mungkin cukup sekian ulasan saya mengenai Fort Rotterdam di Makassar. Semoga berguna bagi Teman Traveler yang berencana datang ke Kota Daeng dalam waktu dekat. Selamat berlibur. Next

ramadan

Rayakan Kelulusan SMA dengan Berbagi Takjil, Sekelompok Orang Ini Juga Lakukan Hal Serupa

Taman Green Kandis

Green Kandis, Puas-puasin Berfoto Ria di Hamparan Bunga Sambil Tunggu Waktu Berbuka