in , ,

Gamplong Studio Alam Jogja, Hunting Foto di Lokasi Syuting Bumi Manusia

Jalan-jalan ke Studio Alam Milik Hanung Bramantyo

Suasana klasik di Gamplong Studio Alam
Suasana klasik di Gamplong Studio Alam (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Hai Teman Traveler, kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman mengunjungi Gamplong Studio Alam. Destinasi yang berada di Desa Wisata Gamplong, Jogja ini juga dikenal dengan julukan ‘Hollywood mini’. Sebutan itu diberikan lantaran tempat ini dijadikan lokasi syuting film ‘Bumi Manusia’, ‘Habibie Ainun’, dan ‘Sultan Agung’.

Baca juga : Pesona Geladak Gede dan Magis Macapat Bale Kambang Gresik

Para wisatawan kerap menyambangi Gamplong Studio Alam untuk sekedar berburu foto maupun menikmati keindahan alam sekitarnya. Begitu pula dengan saya, yang sudah sejak lama penasaran ingin mampir ke wisata Jogja ini. Yuk Teman Traveler, simak kisah menarik saya.

Lumayan Jauh dari Jogja

Rumah dengan gaya pedesaan
Rumah dengan gaya pedesaan (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Desa Wisata Gamplong terletak di Dusun Gamplong, Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Jogja. Jaraknya sekitar 16 kilometer dari titik nol Jogja, cukup jauh jika ditempuh dari pusat kota.

Saya sendiri memutuskan berangkat dengan menumpang motor. Bermodal petunjuk arah dari Google Maps, saya meluncur dari sekitaran komplek kampus Universitas Gajah Mada. Butuh waktu kira-kira 40 menit sebelum saya sampai di lokasi.

Tiket Khusus untuk Kamera

Peringatan dekat loket masuk (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Pertama sampai, bangunan megah ala benteng yang menjulang tinggi sempat menarik perhatian. Rasanya saya seperti ditarik kembali ke masa kolonial. Antusias, dari tempat parkir saya lantas bergegas menuju loket untuk membeli tiket masuk.

Serasa di kota lain (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Sesampainya di sana, pengunjung destinasi ini ternyata sudah cukup ramai. Untuk tiket masuk, Teman Traveler hanya perlu membayar seikhlasnya. Namun jika membawa kamera, wajib merogoh kocek antara Rp5.000 hingga Rp10.000 guna menebus permit card, semacam bukti izin untuk memotret.

Nuansa Masa Lampau

Rumah bergaya kumuh (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Begitu masuk Teman Traveler akan mendapati pemandangan deretan rumah gubug yang sangat unik. Seolah membawa kalian kembali ke masa lampau. Barisan struktur bernuansa lawas ini lumayan menyita perhatian, hingga saya menghabiskan waktu cukup lama untuk memotret di sini. Setelah puas, saya lantas kembali melanjutkan perjalanan.

Pajangan bunga dan teko kuno (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Rumah gubug tadi ternyata hanya permulaan Teman Traveler. Tak lama setelahnya kalian bakal melihat komplek perumahan kumuh dengan atmosfer yang terasa otentik. Meski cuaca di sekitar sini cukup panas, saya tetap antusias mengambil sejumlah gambar. Tempatnya memang cukup Instagramable, bikin tangan gatal ingin terus memotret.

Atmosfer Eropa

Bangunan dengan gaya kolonial (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Setelah puas menjelajah area gubug dan perumahan kumuh, Teman Traveler bisa meneruskan perjalanan ke komplek bangunan bernuansa ala Eropa. Arsitektur yang tersaji sangat bagus, benar-benar memanjakan mata.

Serasa kembali ke zaman kolonial (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Di sekitar sini Teman Traveler juga bisa menemukan terdapat beberapa warung. Kalian tak perlu takut bakal kelaparan atau kehausan. Beberapa fasilitas umum seperti mushola dan toilet juga tersedia di sini.

Bangunan dengan nuansa lawas (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Kembali ke deretan bangunan yang ada, semua detailnya benar-benar membuatku saya takjub. Berjalan-jalan di sekitar sini, saya merasa seperti sedang berada di masa kolonial. 

Naik Kereta Kuno

Kereta kuno (c) Adieb Maulana/Travelingyuk

Teman Traveler juga bisa lho naik kereta kuno di sini. Saya sendiri tak sempat mencoba, jadi tidak bisa memastikan apakah fasilitas ini gratis atau tidak. Namun yang jelas, keretanya hanya bergerak di satu jalur dan berjalan maju mundur, kayak Syahrini.

Setelah menjelajah semua sudut, saya merasa sangat puas hunting foto di Gamplong Studio Alam. Tempat yang dibangun atas prakarsa sutradara Hanung Bramantyo ini bisa jadi pilihan bagus untuk liburan sambil belajar. Tak hanya mengagumi bangunan yang ada, pengunjung juga bisa mendapat pengetahuan baru soal dunia perfilman Indonesia. Next

ramadan

4 Wisata di Guangzhou China yang jadi Favorit Para Turis

kuliner khas Ende

Kuliner Khas Ende NTT, Citarasa Istimewa dan Nendang di Lidah