Gempa di Donggala dan Kota Palu Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) memunculkan fenomena yang cukup mengerikan yang disebut dengan likuifaksi. Terdapat tanah bergerak yang disertai dengan lumpur yang selanjutnya menyeret rumah warga, bangunan, sampai dengan tower tinggi seolah-olah masuk ke dalam tanah.
Baca juga : Menikmati Soto Ayam Sor Seri khas Pak Tohari Blitar
Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan. pic.twitter.com/uxTODECMEX
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 29, 2018
Fenomena tersebut diketahui setelah viralnya video Kahumas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Fenomena yang tengah viral tersebut kabarnya terjadi di Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pengertian Likuifaksi dari Ahli

Harry Tirto Djatmiko, Kepala Bagian Humas BMKG menjelaskan lebih rinci jika likuifaksi adalah hilangnya kekuatan tanah sehingga tanah itu tidak memiliki daya ikat. Getaran kuat yang dihasilkan dari gempa itu membuat tekanan air meningkat dan membuat tanah yang padat menjadi cair.
Lebih lanjut, Rovicky Dwi Putrohari selaku Dewan penasehat Ikatan Ahli Geologi Indonesia juga menjelaskan jika terjadinya likuifaksi ini terjadi lantaran gempa, bukan tsunami. Menurutnya lagi, fenomena semacam ini banyak terjadi setelah kegempaan. Termasuk gempa di Donggala.

“Likuifaksi ini kalau diibaratkan seperti kita sedang mengetuk-ngetuk toples untuk memasukkan suatu benda supaya ada banyak yang masuk ke dalamnya. Ini menyebabkan cairan atau material halus berada di atas,” imbuhnya lagi seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com.
Daerah yang Terjadi Likuifaksi

Sutopo Purwo Nugrojo menyebutkan ada empat daerah yang mengalami likuifaksi. Salah satu titik yang ambles lantaran efek likuifaksi adalah Perumahan Balaroa, Kabupaten Sigi. Karena itulah, Perumahan Balaroa menjadi salah satu tempat yang dijadikan sebagai titik fokus pencarian korban. Selain itu, fokus pencarian juga dilakukan di Hotel Roa Roa yang runtuh, ada pula Restoran Dunia Baru, sampai dengan Pantai Talise yang dihantam tsunami hebat.
“Ada beberapa yang karena liquefaction 4 tempat di Jl Dewi Sartika Palu Selatan, di Petobo, Biromaru (Sigi), di Sidera, (Sigi)” papar Sutopo seperti yang dilansir di detik.com
Likuifaksi juga Terjadi Pada Gempa Lombok
Bukan pertama kali terjadi di Indonesia, likuifaksi terjadi beberapa kali setelah bencana gempa. Terbaru, terjadi pada tanggal 10 Agustus 2018 setelah gempa 7,0 SR di Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara juga muncul fenomena likuifaksi. Akibatnya, bangunan-bangunan di sekitarnya roboh lantaran pondasinya patah. Kini, gempa di Donggala juga mengakibatkan hal serupa.

Terjadinya likuifaksi ini juga memakan banyak korban jiwa. Sampai saat ini korban gempa di Donggala ini sudah mencapai 832 orang dengan rincian, 821 orang dari Palu dan 11 lainnya dari Donggala. Korban meninggal ini akan segera dimakamkan secara massal dengan pertimbangan kesehatan setelah identitas ditemukan.
Tanah air kita sedang berduka. Setelah gempa Lombok, Palu pun menangis karena hal yang sama. Semoga negeri kita yang indah ini kembali pulih. Setuju, kan? Next
