Pengelolaan obyek wisata gua memang berbeda dengan tempat-tempat lain yang berada di ruangan terbuka. Gua adalah ruangan alami di perut bumi yang luasnya terbatas oleh sebab itu pembatasan jumlah pengunjung mutlak perlu dilakukan agar kelestarian gua tetap terjaga. Salah satu caranya adalah dengan membangun berbagai fasilitas menarik di sekitar gua yang secara tidak langsung akan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan yang masuk ke dalam gua.
Baca juga : Bukit Anak Dara, Wisata Baru di Lombok Untuk Menikmati Sunset
Ketiadaan fasilitas-fasilitas pendukung seperti taman bermain dan ruang terbuka hijau yang nyaman membuat wisatawan tidak memiliki pilihan lain selain harus masuk ke dalam gua. Padahal dengan membludaknya kunjungan ini akan berakibat fatal terhadap kelestarian gua itu sendiri. Bayangkan saja gas karbondioksida yang keluar dari nafas ratusan bahkan ribuan pengunjung memenuhi ruangan gua dan merusak stalaktit dan stalakmit.
Selama berkeliling gua-gua yang ada di Jawa Timur, Travelingyuk menganggap bahwa pengelolaan Gua Lowo di Trenggalek adalah yang paling mumpuni. Sebelum masuk ke dalam gua, pihak pengelola membangun banyak fasilitas keren seperti taman bermain, tempat santai, panggung hiburan dan fasilitas lainnya. Artinya apa? Wisatawan memiliki pilihan hiburan lain selain harus masuk ke dalam gua khususnya rombongan wisatawan yang kurang suka dengan kegiatan caving.
Gua Lowo sendiri dapat dijumpai traveler di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Trenggalek. Guanya sendiri sangat besar dan di salah satu ruangannya dihuni oleh ribuan lowo atau kelelawar, dari sanalah kemudian penyematan nama Gua Lowo diberikan pada gua ini. Saking besar dan panjangnya baru sekitar separuh saja ruangan yang bisa dieksplor oleh pengunjung.
Sayang keindahan dan pengelolaan yang oke sedikit tercoreng oleh tingkah laku pengunjung. Belum lama kita telah mendapat pelajaran dari kasus kebun bunga lilly di Gunungkidul yang rusak akibat ulah pengunjung. Pun demikian yang Travelingyuk temukan di area sekitar Gua Lowo ini. Wisatawan yang berkunjung perlu mendapatkan edukasi untuk beretika yang baik dan mencerminkan traveler bertanggungjawab.
Memang tidak separah kasus di Gunungkidul namun bagi kami, hal sepele seperti ini akan menjadi awal perilaku buruk yang fatal dikemudian hari jika terus dibiarkan. Pertama, saat kami berkunjung ke Gua Lowo tepatnya saat berjalan menuju ke gua, traveler akan melewati kawasan taman yang luas dengan aneka permainan anak. Jelas-jelas di salah satu ayunan tertulis itu hanya khusus untuk anak-anak namun yang terlihat malah dinaiki oleh orang dewasa dengan wajah polos tak berdosa. Oke kita anggap bapak-bapak tersebut saat itu tidak sadar atau tidak bisa membaca peringatan tersebut.
Memasuki ke dalam gua, kita lebih terkejut lagi. Banyak gua yang telah kita jelajahi namun baru di Gua Lowo kita menemukan pemandangan yang cukup membuat kami merasa miris. Pengunjung dengan bebasnya merokok di dalam ruangan gua. Kalaupun merokok di dalam gua memang diperbolehkan namun bukankah lebih baik untuk tidak melakukan? Gua adalah ruangan yang pengap bukan hanya perokok saja yang berada di dalamnya namun juga ratusan orang lain yang tidak merokok ikut menghirup asap beracun tersebut.
Dari sinilah kemudian kami sadar, betapapun suatu obyek wisata ditata sedemikian rupa menjadi tempat yang nyaman dan menarik tetapi jika wisatawan masih bertindak seenaknya maka hal tersebut akan sia-sia. Butuh partisipasi bukan hanya pengelola obyek wisata namun juga pengunjung untuk menjaga kelestarian suatu obyek wisata. Next