Puhahonu adalah gunung berapi terbesar di dunia terbentuk dibawah laut hingga tahun 2020 mulai mucul ke permukaan air laut. Nyatanya, gunung raksasa ini hanya bisa dilihat setinggi 52 meter atau 170 kaki. Gunung ini sempat ditemukan pertama kali oleh pemburu asal Amerika bernama Paus Amerika Maro ditahun 1820. Hingga kini gunung ini menjadi dapur magma raksasa yang ditakuti banyak manusia di daratan Hawai.
Baca juga : Penghargaan Maskapai Teraman Tahun 2016 yang Diliputi Kontroversi
Mauna Loa adalah nama pulau landai yang keluar dipermukaan akibat proses magma dari gunung raksasa Puhahonu yang terus keluar hingga menjadi daratan. Daratan landai ini telah lama ditetapkan sebagai gunung berapi terbesar didunia. Banyak ahli yang mengatakan bahwa gunung ini memiliki ribuan meter dari pangkal hingga puncak gunung. Mauna Loa menjulang dari dasar laut lebih dari 30.000 kaki atau setara dengan 9.170 meter. Jika diatas daratan benua, gunung Mauna Loa akan mengalahkan ketinggian dari gunung Everest.
Luasnya gunung berapi bawah laut ini ternyata setara dengan dua kali pulau Kalimantan di Indonesia. Bayangkan Puhahonu memiliki luas hingga 1.904 kilometer persegi, dimana pulau Kalimantan hanya seluas 743 meter persegi. Kemunculan puncak dari gunung Puhahonu ini menjadi kejutan tersendiri bagi ilmuwan. Hingga membuat traveler tujuan Hawai sempat penasaran akan munculnya puncak gunung api raksasa ini.
Para Ilmuwan dari Universitas Hawaii mengungkapkan bahwa dapur magma gunung Puhahonu ini dapat mencapai 1.700 derajat selsius ketika mengalir. Mereka juga mengklaim sebagai magma cair yang terpanas disekitar magma yang ada di kepulauan Hawaii. Hal ini menjadikan padatan yang muncul dipermukaan terasa lebih panas dari tanah dan bebatuan pada umumnya.
Sampai saat ini belum ada wisatawan yang mendekat ke area permukaan dari puncak gunung Puhahonu. Disamping tingkat bahaya lebih besar, letak puncak gunung ini memang berjarak ratusan kilometer dari pusat Ibukota Hawaii, Honolulu. Namun, keindahan gunung ini tetap menjadi dambaan bagi traveler yang menyukai wisata ekstrem. Terlihat beberapa potret dari ilmuwan ketika mendekati puncak Puhahonu. Tampak warna bebatuan yang putih kecoklatan, apalagi ketika sore hari menjelang, hiasan langit jingga dan bebatuan puncak Pohahonu terlihat sangat kontras. Next