in , ,

Hagia Sophia, Bangunan Bersejarah yang Berusia Ribuan Tahun di Turki

Hagia Sophia di Istanbul, Turki

Hagia Sophia
Hagia Sophia (c)Prisca Lohuis/Travelingyuk

Keindahan Turki membuat siapapun terpana. Ada Pamukkale dengan kolam terasering, pesona balon terbang di Kapadokya, hingga bangunan bersejarah nan eksotis di Istanbul. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah Hagia Sophia. Bangunan bersejarah di Istanbul yang berusia ribuan tahun. Seperti apa keindahan tempat wisata Turki ini? Berikut penuturan dari Kontributor Travelingyuk, Prisca Lohuis.

Baca juga : Jangan Main-Main, Ini Masjid Bukan Taman Bermain

Bangunan Tertua yang Berusia 1400 Tahun

Empat pilar tambahan sebagai penanda masjid via dokumen pribadi
Empat pilar tambahan sebagai penanda masjid (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Hagia Sophia yang dikenal dengan Ayasofya melalui tiga fase hingga menjadi seperti sekarang ini. Bermula dari sebuah gereja kecil, bermetamorfosis menjadi masjid hingga kini jadi museum. Sudah banyak sekali penyesuaian yang dialami bangunan ini. Hagia Sophia adalah salah satu landmark penting yang berada di Istanbul dan merupakan salah satu bangunan tertua di dunia yang berusia kira-kira 1400 tahun. Kala itu, museum ini dibangun oleh ribuan pekerja dari Romawi dan selesai dalam waktu yang singkat.

Interior Hagia Sophia via dokumen pribadi
Interior cantik dan menawan (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Gereja yang dibangun pada abad ke-3 ini mulanya hanya bangunan gereja kecil. Di abad ke-6, bangunannya hancur dan didirikan lagi gereja baru yang menjadi dasar berdirinya ayasofya saat ini. Saat itu, sebagian besar bangunan dari marmer. Sayangnya, bahan tersebut mudah rusak. Sehingga di sekitar pintu masuk alami kerusakan akibat dua penjaga pintu masuk yang selalu menghentakkan kaki sebagai tanda penghormatan kepada raja atau tamu penting yang masuk ke dalam.

Interior Hagia Sophia via dokumen pribadi
Interior bangunan yang keren (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Kejayaan Romawi di Istanbul

Penanda dua agama via dokumen pribadi
Penanda dua agama(c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Kekaisaran Romawi membawa agama kristen ortodoks cukup menguasai Istanbul saat itu. Hal tersebut membuat gereja ini memiliki desain yang sangat kuat sekali keortodokannya. Namun, sekitar tahun 1400an, kekaisaran Ottoman mengambil kuasa Istanbul atas Romawi dan mengubah ayasofya menjadi masjid. Perubahan tersebut karena agama mayoritas Ottoman adalah Islam. Setelah itu baru ditambahkan 4 pilar sebagai penanda bahwa sudah menjadi sebuah masjid.

Desain pintu yang dihilangkan garis horizontalnya via dokumen pribadi
Desain pintu yang dihilangkan garis horizontalnya (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Uniknya, kaum Islam saat itu mengambil suatu tindakan bijak dalam mengubah gereja ini. Mereka sangat menjunjung dan menghormati Nabi Isa yang juga merupakan bagian dari islam. Sehingga sebisa mungkin perubahan gereja menjadi masjid sekiranya tidak mengubah desain aslinya. Namun masih bisa diterima dalam aturan Islam.

(c) Prisca Lohuis/Travelingyuk
Keunikan arsitekturnya(c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Hal ini terbukti dengan tanda salib yang terletak di pintu-pintu ayasofya dihilangkan tanda horizontalnya. Meski tak berupa salib, tapi tetap bisa mempertahankan keaslian desainnya. Selain itu, ada pula lukisan Yesus ditengah-tengah tulisan Allah dan Muhammad, tepat diatas mimbar

Lukisan Istimewa di Dalamnya

Mozaik via dokumen pribadi
Mozaik (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Tidak hanya lukisan Yesus, di sini juga terdapat tokoh besar dalam Islam seperti Abu Bakar, Omar, Usman, Ali, Hasan, hingga Husein. Ada banyak pula mozaik-mozaik yang bercerita tentang kehidupan raja-raja ribuan tahun lalu di dinding ayasofya. Karya ini tidak dihilangkan, tapi beberapa ditutup dan lainnya sedikit didesain ulang. Hal tersebut membuatnya istimewa karena merangkul kejayaan dua agama selama ribuan tahun.

Mozaik di bagian pintu keluar via dokumen pribadi
Mozaik di bagian pintu keluar (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Saksi Bisu Penobatan Raja Terdahulu

Mozaik Saint Irene Prisca beserta suami dan anaknya via dokumen pribadi
Mozaik Saint Irene Prisca beserta suami dan anaknya (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Awalnya, lantai dasar dijadikan tempat penobatan raja-raja ribuan tahun lalu. Namun, setelah diubah menjadi masjid, tempat ini ditambahkan sebuah mimbar. Sementara lantai dua lebih berisi mozaik. Saat ke sini, jangan lewatkan untuk menikmati potongan mozaik yang ada di sepanjang dinding Ayasofya. Terdapat pula beberapa kuburan orang penting masa lalu. Makam ini tidaklah seram, hanya berupa nisan yang dikubur dan menjadi satu di lantai.

Hagia Sophia via dokumen pribadi
Potret bangunan bersejarah di Istanbul (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Resmi Jadi Museum di Tahun 1936

Interior Hagia Sophia via dokumen pribadi
Interior Hagia Sophia(c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Presiden pertama Turki membuka ayasofya sebagai museum pada tahun 1936. Ayasofya tidak pernah sepi pengunjung dengan tiket masuk sebesar 40 Lira atau sekitar Rp100.000. Jika ingin lebih murah, bisa membeli kartu pass beberapa tempat wisata dan museum. Disediakan pula rekaman audio yang bisa disewa jika ingin mengenal sejarah ayasofya lebih dalam.

Interior Hagia Sophia via dokumen pribadi
Interior Hagia Sophia(c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Selain itu, ada banyak tour guide yang bisa disewa seharga 100 Lira atau sekitar Rp250.000. Tentunya, mereka perjalanan Teman Traveler akan lebih menarik. Selain berkeliling, guide juga akan menjelaskan sejarah. Antrean tiket juga lebih cepat karena tour guide memiliki jalur antrean berbeda dari wisatawa biasa.

Tempat berwudhu dan bagian belakang via dokumen pribadi
Tempat berwudhu dan bagian belakang (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Hingga saat ini Ayasofya atau Hagia Sophia masih mengalami beberapa perbaikan untuk menyelamatkan keaslian bangunan. Tentu juga dengan desain interiornya. Setelah berkunjung ke sini, Teman Traveler juga bisa menikmati taman di depan museum. Sekalian mencoba makan jagung bakar.

Wah, petualangan yang sangat menarik, ya. Bagaimana? Tertarik mengunjungi saksi bisu kejayaan dua agama di masa lalu ini? Next

ramadan

Written by Prisca Lohuis

Penulis adalah kontributor lepas di travelingyuk.com

Es Dawet di Semarang

Rekomendasi Es Dawet di Semarang, Super Nyegerin

Wot Batu

Wot Batu, Menikmati Ragam Seni Kontemporer di Atas Perbukitan Bandung