Seperti halnya Avengers berburu infinity stones, Teman Traveler bisa merasakan sensasi berburu intan di Martapura. Dengan warna dan bentuk memukau mata, intan Martapura ternyata menyimpan banyak cerita menarik di baliknya.
Baca juga : Rekomendasi Kuliner Suriah dan Yaman di Istanbul, Kelezatan Memanjakan Turki
Penghasil Intan Kualitas Tinggi
Martapura selama ini dikenal sebagai penghasil batu intan terbesar di Indonesia. Dari Banjarmasin, butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di kota ini. Sempat dikenal dengan nama Kayutangi dan menjadi ibukota
Kesultanan Banjar, kawasan ini banyak mengambil intan kualitas tinggi dari sekitar Sungai Martapura.
Masyarakat setempat menambang batu-batu tersebut secara tradisional. Mereka biasanya bekerja berkelompok, terdiri dari sekitar delapan hingga sepuluh orang. Umumnya menggunakan alat bernama linggang. Bentuknya sekilas mirip caping petani, namun dengan ukuran lebih besar.
Bebatuan di dasar sungai disedot dengan pompa, sebelum kemudian dibersihkan dengan air dan dimasukkan linggang. Para penambang, lantas menggoyang-goyangkan alat tersebut untuk mencari intan.
Tak hanya menghasilkan intan kualitas tinggi, Martapura juga dikenal sebagai pusat transaksi jual beli batu mulia di Indonesia. Di tengah kota terdapat monumen Prasasti Intan dengan replika intan besar di sampingnya.
Berkunjung ke Pasar Intan Martapura
Kalau Teman Traveler penasaran, kalian bisa langsung datang ke Pasar Intan Martapura. Lokasinya ada di Jalan Ahmad Yani. Begitu sampai, kalian akan melihat bangunan dua lantai ini dipadati pembeli. Suasananya bakal makin ramai memasuki akhir pekan.
Ada lebih dari 80 toko terbagi dalam empat blok besar di sini. Lantai pertama berisi toko yang menjual berbagai jenis perhiasan intan, sedangkan lantai dua berisi kios tempat workshop pembuatan perhiasan.
Para perajin perhiasan intan bekerja dengan tekun di sini. Berbekal peralatan seperti solder, gerinda, dan tang, mereka membuat perhiasan dengan teliti dan presisi. Pengunjung boleh melihat semua prosesnya dari dekat.
Beragam Batu Mulia dan Perhiasan
Batu intan di pasar ini biasanya sudah diolah menjadi berbagai jenis perhiasan seperti cincin, kalung, atau anting. Cincin adalah yang paling banyak diminati.
Selain intan, ada perhiasan lain yang juga dijual di sini. Mulai dari yang berbahan merah delima, zamrud, tashmarine, biduri bulan, rubi, giok, dan mutiara.
Harga perhiasan di Pasar Intan Martapura berkisar mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung keunikan atau kelangkaan batu mulia yang digunakan. Banderol ini masih lebih murah jika dibandingkan dengan harga jual perhiasan di luar Martapura. Tak heran banyak pedagang perhiasan membeli dalam jumlah banyak, untuk kemudian dijual lagi di kota lain dengan harga lebih mahal.
Pembelinya tak hanya berasal dari Indonesia. Ada juga yang berasal dari Malaysia, Singapura, India, Myanmar, bahkan Afrika Selatan. Semuanya ramai-ramai datang dan bertransaksi di sini.
Transaksi Jual Beli Unik
Di luar pasar, Teman Traveler akan menjumpai beberapa penjual yang menjajakan beragam perhiasan dalam nampan. Sekilas mirip pedagang asongan, namun omzet transaksi mereka bisa mencapai puluhan juta per hari. Mereka lebih memilih berjualan perhiasan dengan cara sederhana seperti ini, ketimbang menyewa kios di dalam pasar.
Cek Keaslian Batu Mulia
Di salah satu sudut pasar, Teman Traveler akan mendapati gerai yang
sediakan jasa pengecekan dan pengujian keaslian batu mulia. Mengusung nama ‘South Kalimantan Gem Laboratorium’, kalian bisa memastikan keaslian perhiasan yang ingin dibeli di sini. Proses pengecekan dan pengujian tak begitu lama, bisa ditunggu di tempat.
Bagaimana, tertarik singgah dan membeli batu intan Martapura? Jangan lupa mampir jika Teman Traveler sedang menjelajah wisata Kalimantan Selatan ya. Next