Di satu sisi munculnya penganan-penganan baru membuat kita jadi punya banyak pilihan. Tapi, di sisi yang lain, hadirnya sajian baru kadang membuat yang lama jadi terlupakan bahkan mungkin sudah ditinggalkan. Trend, rasa, tampilan, jadi sedikit dari banyak alasan kenapa kudapan-kudapan lama ditanggalkan pelan-pelan.
Baca juga : 5 Bar di Atas Atap Paling Keren di Asia Tenggara, Indonesia Juaranya
Hal yang semacam ini terjadi di mana-mana dan menimpa jajanan-jajanan tradisional. Perlahan, kini beberapa jajanan lawas mulai tak diminati lagi padahal dulu pernah jadi primadona. Di Yogyakarta pun demikian, trend-trend penganan baru seolah menggeser kudapan tradisional. Walaupun tentu tidak langsung tertindas dan hilang. Untungnya, di banyak sudut di kota sang Sultan ini masih cukup banyak ditemui para penjaja kue tradisional di tengah bombardir makanan modern.
Ke Yogya jangan hanya menikmati pemandangan atau wisatanya saja, tapi juga sempatkan diri berbelanja berbagai kudapan tradisional biar tidak punah ditelan zaman. Nah, berbicara soal jajanan khas Yogyakarta, berikut kami punya beberapa rekomendasinya. Selamat berburu!
Gatot, Si Hitam Manis yang Legit
Gatot adalah salah satu penganan khas Yogya yang mungkin bisa ditemui di mana pun di Indonesia. Ciri khas Gatot di mana-mana pun juga selalu sama. Hitam, bertabur kelapa dan manis. Gatot sendiri terbuat dari singkong yang diolah dengan ketelatenan yang tinggi. Gatot bukan hanya sekedar penganan saja, tapi juga punya cerita sejarahnya. Gatot tercipta karena dulu orang-orang Gunung Kidul gagal panen dan akhirnya tak punya beras untuk dimakan. Gatot pun kemudian dipilih sebagai alternatifnya. Berawal dari sini kemudian Gatot pun makin terkenal dan akhirnya menjadi salah satu kudapan khas.
Menikmati Sawut Khas Yogya
Sawut seringkali dikatakan sebagai salah satu penganan khas Yogya meskipun kita juga bisa menjumpainya hampir di seluruh Jawa. Sawut terbuat dari singkong yang diparut kemudian dikukus setelah sebelumnya dicampur gula Jawa dan pandan. Penyajiannya sendiri cukup ditaburi dengan parutan kelapa. Rasanya manis dengan tekstur yang agak kasar. Enak banget! Sawut dulu pernah populer, tapi kini sudah tidak lagi. Masih ada yang jual sih meskipun peminatnya mungkin tidak sebanyak dulu.
Uniknya Cenil dengan Rasanya yang Khas
Cenil atau yang sering disebut juga dengan Cethil adalah salah satu jajanan pasar paling universal alias di mana-mana ada. Tapi, ada yang mengatakan kalau asal dari kue unik ini adalah Yogyakarta. Cenil, makanan satu ini sangat unik memang, entah karena rasa atau bentuknya. Biasanya makanan satu ini disajikan bersama kawan-kawannya macam lupis atau jagung. Tapi, disajikan terpisah juga oke banget. Kue ini rasanya manis karena gula Jawa yang tumpahkan di atasnya. Warnanya juga macam-macam dan bikin selera makan naik.
Olahan Kelapa Unik Ala Geplak Yogyakarta
Jika Malang terkenal akan oleh-oleh keripik tempenya, maka Yogya punya apa yang disebut dengan Geplak. Ya, mampir ke Yogyakarta tak pernah afdol tanpa memboyong beberapa kotak Geplak untuk dibawa pulang. Geplak, kudapan satu ini sungguh unik. Ia terbuat dari parutan kelapa yang diproses bersama gula pasir dan Jawa. Rasanya sangat manis. Geplak sendiri asalnya memang dari Yogya, tapi banyak juga yang bilang kalau makanan satu ini dijumpai pertama kali di Betawi.
Kipo, Makanan Khas Yogya yang Kini Langka
Dari semua jajanan khas Yogya, Kipo bisa dibilang sebagai yang paling langka. Sekarang ini sudah cukup jarang lho para penjajanya, meskipun tetap ada. Kipo, makanan ini mungkin sederhana, namun sangat nikmat dan punya nilai sejarah. Ia terbuat dari paduan tepung beras dan ketan yang di dalamnya berisi gula Jawa dan parutan kelapa. Cocok banget untuk dinikmati sore hari bersama teh. Kipo kalau dilihat dari sejarahnya ternyata merupakan cemilan para raja lho. Sejak zaman Mataram kuno dulu, kue ini sudah jadi snack wajib para kaum bangsawan. Sayangnya, kini keberadaan Kipo sudah mulai terancam.
Sudah tugas kita untuk menjaga eksistensi dari kue-kue tradisional. Karena bagaimana pun ini juga merupakan ciri khas kita yang nggak dijumpai di luar negeri sana. Sangat disayangkan kalau sampai jajanan khas kita akhirnya kalah dan punah oleh makanan baru. Tetap nikmati ya biar lestari. Next