Sungguh miris, sebuah proyek pembangunan pemukiman dan ekonomi paling ambisius yang membelah hutan Amazon menjadi sebuah bencana lingkungan yang sangat disoroti dunia. Bagaimana tidak mega proyek pembangunan jalan sepanjang 5000 kilometer ini membelah jantung hutan Amazon yang mencakup kota pesisir Brasil, Joao Pessoa di timur perbatasan Peru.
Baca juga : Sejuknya Hutan Wisata Baning, Hutan Tropis Tengah Kota Sintang
Proyek ini mulai dikembangkan pada tahun 1970-an setelah penguasa militer Brasil, Jenderal Medici mengunjungi daerah miskin di utara-timur negara tersebut. Pada saat itu daerah tersebut menderita kekeringan hebat dalam sejarah. Dia marah ketika melihat nasib wagra daerah pedalaman itu. Kemudian Jenderal Medici memutuskan untuk membuat jalan raya yang melewati hujan hutan terbesar di dunia ini. Tujuannya adalah mengentaskan penduduk miskin dan membuka lapangan kerja bagi mereka serta menyelesaikan masalah kekeringan.
Pada awal 1980-an, kawasan baru di dalam hutan Amazon dipenuhi dengan 10 juta orang baru yang masing-masing diberikan hak pengelolaan lahan seluas 250 hektar tanah. Kemudian dibangun pula akses transportasi berupa jalan raya yang menembus pekatnya hutan ini ditambah pembukaan lahan sekitar jalan raya menjadi lahan pertanian.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Indonesia yang Serasa di Luar Negeri
Kegiatan ini sontak menimbulkan respon negatif dari para pemerhati lingkungan dan ekologi Amazon. Mereka menganggap pembangunan jalan ini adalah hal yang sia-sia dan malah berdampak kepada perusakan ekologi hutan. Bagaimana tidak, mereka menjelaskan bahwa tanah di Amazon sebagian besar terdiri dari sedimen yang membuatnya tidak stabil dan cenderung berlumpur ketika terkena genangan air saat hujan lebat datang.
Selain itu masalah lain seperti jalan rusak yang tidak dapat dilalui selama 6 bulan membuat akses ke desa-desa terputus kembali sehingga arus barang juga terhenti dalam waktu yang sangat lama yang mengakibatkan produk-produk yang tidak tahan lama menjadi busuk. Hasil panen di lahan pertanian Amazon juga kurang maksimal sebab lapisan kesuburan tanah hutan hujan ini sangat tipis sehingga zat haranya mudah habis terserap. Akibatnya mereka harus membuka lahan baru pada musim kemarau dengan cara membakar hutan. Tentu saja hal ini menyebabkan erosi yang semakin merajalela.
Jika hal ini terus dibiarkan dan tidak ada penanganan serius atas masalah pelik ini maka tidak mungkin suatu saat keasrian hutan Amazon dengan jutaan spesies langka di dalamnya akan musnah dari bumi ini. Dan ini tidak hanya berlaku saja di hutan Amazon, kita yang berada di Indonesia juga musti sadar untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara-cara ilegal seperti membakar hutan. Jadi, lestarikan hutan sebagai paru-paru dunia demi anak cucu kita kelak. Next