Langit Bantul pada 27 dan 28 Juli mendadak lebih meriah. Puluhan naga tampak berseliweran di angkasa salah satu kabupaten di Jogjakarta tersebut. Bertempat di Pantai Parangkusumo, dihelat Jogja International Kite Festival 2019 yang diikuti peserta dari 11 negara.
Baca juga : Perbedaan Tanah Abang Dulu dan Kini, Kaget?
Gelaran ke-7
Festival tahun ini merupakan gelaran ke-7. Gelaran meriah ini berhasil terselenggara dalam tujuh tahun terakhir berkat kerja sama solid antara komunitas Penggiat Layang-Layang Nusantara dan Pemerintah Kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Bantul tentu juga turut andil dalam perhelatan meriah ini.
Peserta dari Berbagai Negara
Total ada 11 peserta dari negara berbeda memeriahkan gelaran festival layang-layang kali ini. Selain Indonesia, ada juga kontestan dari Vietnam, India, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Tiongkok, Polandia, Taiwan, Malaysia, serta Amerika Serikat.
Peserta dari Nusantara sendiri tak hanya hanya datang dari satu daerah. Selain dari kawasan sekitar Jawa, ada yang bahkan rela jauh-jauh bepergian dari Kalimantan, Sumatra, dan Kepulauan Riau.
Seru dan Menarik
Festival Layang-layang Jogja melombakan banyak kategori. Ada tiga dimensi, dua dimensi, naga, umbul bertema batik, serta layang-layang segi enam. Memasuki penyelenggaraan hari kedua, layang-layang yang dilombakan semuanya berbentuk naga. Sangat menarik perhatian dan sukses menyedot animo penonton.
Layang-layang naga yang dilombakan rata-rata memiliki panjang 60 hingga ratusan meter. Coraknya beragam, nampak berwarna-warni dan sangat menarik. Dalam satu sesi, ada 10 layang-layang diterbangkan bersamaan. Untuk sesaat, langit Pantai Parangkusumo di Bantul tampak dipenuhi naga berseliweran.
Layang-layang naga di festival ini jumlahnya mencapai puluhan Teman Traveler. Semuanya nampak lincah meliuk di angkasa. Namun tahukah kalian? Pembuatan layang-layang ini ternyata tidak sembarangan. Prosesnya memakan waktu antara satu hingga tiga bulan, tergantung kerumitan desainnya.
Tingginya Animo Masyarakat
Animo masyarakat untuk menonton festival ini sangat tinggi. Tak mengejutkan, mengingat gelaran ini hanya diadakan setahun sekali dan berlangsung selama dua hari saja. Ketika saya datang, nampak ratusan warga kompak menyerbu area sekitar Pantai Parangkusumo untuk menonton.
Cukup dengan bayar Rp10.000 untuk tiket masuk dan Rp3.000 untuk parkir motor, penonton sudah bisa melihat meriahnya festival layang-layang. Banyak pengunjung datang bersama keluarga, karena gelaran ini memang bisa jadi aktivitas menyenangkan untuk habiskan pekan. Ditambah lagi panorama sekitar Pantai Parangkusumo benar-benar memanjakan mata.
Buat para pengunjung cilik, di sekitar pantai terdapat banyak penjual layang-layang dengan bentuk menarik. Mulai dari karakter kartun hingga hewan. Semuanya dikemas lucu dan tentunya bisa jadi sarana bermain apik untuk si kecil.
Itulah sedikit pengalaman saya menyaksikan meriahnya Jogja International Kite Festival 2019. Buat Teman Traveler yang tak sempat datang, jangan berkecil hati. Gelaran ini bakal kembali menyapa warga Jogjakarta tahun depan. Jadi, susun rencana matang dan jangan sampai kelewatan ya. Next