Melaka adalah sebuah kota kecil di selatan Malaysia. Namun siapa sangka di sini Teman Traveler bisa temukan banyak hal menarik. Salah satunya adalah kawasan Jonker Street yang penuh jejak warisan sejarah. Berjalan-jalan ke sini, kalian bakal dimanja deretan gedung berarsitektur lawas yang punya banyak cerita menarik.
Baca juga : Bukit Kapur Arosbaya, Pesona Batuan Kapur yang Menakjubkan
Mampir ke Red Square
Tempat pertama yang saya tuju ketika berada di Jonker Street adalah Red Square. Lokasi ini sangat populer di kalangan turis. Sesuai namanya, di sini Teman Traveler bakal temukan banyak gedung berwarna merah. Semuanya tampak antik, dengan sentuhan arsitektur ala Eropa yang menarik.
Selain gereja merah yang sangat ikonik, kawasan ini juga memiliki Melaka History and Etnography Museum yang sangat cocok disambangi para pecinta sejarah. Di baliknya terdapat Bukit St Paul, sisa reruntuhan gereja, dan patung Francis Xavier yang masih kokoh berdiri. Dari sini Teman Traveler bisa leluasa melihat pemandangan Melaka secara keseluruhan.
Melaka River
Perjalanan lantas saya lanjutkan ke Melaka River. Sepanjang sungai ini dihiasi mural dinding keren. Selain itu terdapat sejumlah restoran yang sediakan beragam makanan dan minuman. Teman Traveler bisa rasakan asyiknya makan sambil menikmati nuansa sungai di sini. Katanya sih, suasananya bakal makin ramai saat malam.
Aneka Mural Cantik
Bicara soal mural, Teman Traveler bakal menemukan banyak spot berhiaskan lukisan dinding di sekitar Jonker Street. Semuanya kelihatan menarik dan sangat Instagramable. Desain yang diusung pun beragam, mulai dari kemasan makanan ringan, gambar wanita berpakaian Melayu, hingga desain yang menggambarkan perpaduan budaya Tiongkok dan lokal. Menarik deh pokoknya.
Simbol Keberagaman Agama
Satu lagi yang menarik perhatian saya saat jalan-jalan di sekitar Jonker Street adalah keberadaan sejumlah tempat ibadah dari beberapa agama. Meski mengusung kepercayaan berbeda, semua bangunan peribadatan tersebut terletak berdekatan satu sama lain. Hmm, rasanya saya bisa membayangkan betapa apiknya kerukunan antar umat beragama di Melaka.
Oh ya, di sini Teman Traveler juga bisa mampir ke Masjid Kampung Kling. Berbeda dari masjid pada umumnya, arsitektur bangunan ini terinspirasi budaya Tiongkok sehingga tampak mirip kelenteng jika dilihat sepintas dari kejauhan.
Masjid tersebut letaknya berdekatan dengan Klenteng Chen Hoong Tseng dan Kuil Hindu Sri Poyyatha Vinayagar Moorthi. Keduanya beralamat di Jalan Tokong. Tak jauh dari Jonker Street, saya juga sempat melihat bangunan gereja St. Francis Xavier yang sangat indah. Sekujur dindingnya dibalut warna putih yang terkesan begitu elegan.
Museum Berbentuk Kapal
Lanjut berkeliling, saya lantas menemukan sebuah bangunan unik berbentuk mirip kapal laut jaman kuno. Setelah didekati, tempat ini ternyata merupakan Museum Maritim Flora de la Mar. Dari kejauhan tidak terlihat besar, namun ternyata bangunan ini memiliki dua lantai untuk dijelajahi.
Nikmatnya Es ABCD
Puas berkeliling, saya lantas menutup sore dengan kembali ke kawasan dekat Sungai Melaka untuk mencari cemilan. Pilihan lantas jatuh pada Es ABCD. Sembari duduk santai, saya bisa menikmati indahnya pemandangan sekitar sungai, ditemani sejumlah burung gagak yang terbang melintas.
Harga Es ABCD sendiri dibanderol RM 6 seporsi. Teman Traveler bisa pesan dengan atau tanpa durian. Buat Teman Traveler yang ingin hidangan lain, tenang saja. Di Jonker Street ada banyak kuliner menarik untuk dicoba kok. Namun kebanyakan adalah makanan ala Mandarin. Mungkin kalian harus bertanya dulu pada penjualnya soal halal tidaknya.
Itulah sedikit pengalaman saya jalan-jalan di Jonker Street. Ternyata ada banyak bangunan dan kepingan sejarah menarik untuk dijelajahi di sekitar sini. Buat Teman Traveler yang berniat mampir ke wisata Melaka suatu saat nanti, jangan sampai lupa datang ke sini ya. Next