Warga Daerah Istimewa Yogyakarta kembali digemparkan dengan fenomena alam yang diduga adalah hujan abu vulkanik, Sabtu (26/8/2017). Dugaan ini timbul dari beberapa pesan singkat yang mengatakan bahwa kondisi ini merupakan dampak dari gunung Merapi yang sedang erupsi. Walaupun memang semenjak pagi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sedang diselimuti kabut pekat.
Baca juga : Koka Delight, Tempat Nongkrong Asyik di Solo dengan Harga Bersahabat
Tapi, fenomena kabut ini dibantah oleh Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan dinilai tidak ada kaitannya sama sekali dengan Merapi. Bahkan Badan Penanggulan Bencana Daerah juga telah mengeluarkan konfirmasi dalam bentuk gambar bahwa isu hujan abu karena erupsi dari Gunung Merapi ini tidak benar atau hoax.
Fenomena ini terjadi karena tingkat kelembaban yang tinggi sehingga mengakibatkan kabut yang begitu tebal. Dari hasil pengukuran di Stasiun Geofisika pukul 07.00 WIB (26/08/2017) kelembapan udara mencapai 99% dan data dari Stasiun Klimatologi menunjukkan 96%. Hal ini membuktikan jika memang kandungan uap air di udara sangat tinggi.
Beberapa fenomena debu dan kabut yang mengakibatkan kejadian ini diduga sebagai dampak dari erupsi merapi ini juga diakibatkan oleh tekanan angin yang begitu tinggi di lereng Merapi. Sehingga membawa debu-debu beterbangan hingga ke pemukiman warga. “Angin kencang tersebut masih terjadi di sekitar pos PGM Badan sehingga mengakibatkan debu beterbangan, sedangkan aktivitas Merapi terpantau normal,” seperti dikutip dari akun twitter BPPTKG pada Sabtu pagi ( 26/08/2017). Jadi buat kamu yang sedang traveling di Jogja enggak usah panik ya! Next