Bandung sudah lama dikenal sebagai kota yang dipenuhi orang-orang kreatif. Tak ada satu pun sudut Paris van Java yang luput dari sentuhan seni. Kampung Dago Pojok pun juga demikian, bahkan wilayah yang dulunya sempat terlupakan itu kini jadi salah satu wisata unggulan.
Baca juga : Gunung Butak, Pesona Padang Sabana di Puncak
Kampung Dago Pojok bisa dibilang merupakan satu lagi bukti nyata betapa kreatifnya warga Bandung. Berawal dari keinginan untuk maju, warga kampung sekitar bahu-membahu membuat tempat tinggal mereka memiliki nilai lebih di mata wisatawan. Hasilnya, pengunjung kini terus ramai berdatangan.
Berawal dari Cinta
Keberadaan Kampung Dago Pojok di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong tak bisa dilepaskan dari sosok seniman lokal bernama Rahmat Jabaril. Rahmat adalah seorang pemuda yang punya rasa apresiasi tinggi terhadap karya seni. Beberapa tahun silam, ia sempat prihatin melihat kampung tempat tinggalnya kurang berkembang.
Berawal dari hal tersebut, ditambah rasa cintanya terhadap karya seni, Rahmat lantas mencoba berinovasi dengan mempercantik dinding-dinding dan jalanan kampung. Beragam mural, gambar, dan lukisan ia ciptakan. Hasilnya, Dago Pojok mulai terkenal sebagai kampung seni dan menarik minat wisatawan untuk datang.
Melibatkan Teknologi Tinggi
Rahmat tentunya tak berusaha seorang diri dalam menerapkan konsep Kampung Seni di Dago Pojok. Ia juga mendapat bantuan dari warga sekitar dan juga dinas pariwisata dan budaya setempat. Hasilnya, puluhan mural indah kini menghiasi dinding-dinding rumah warga.
Namun tak cuma cantik sebagai objek latar belakang foto, lukisan dinding tersebut ternyata juga didesain sedemikian rupa agar selaras dengan teknologi augmented reality. Artinnya pengunjung bisa melihat grafis tiga dimensi mural-mural tersebut, dengan menggunakan aplikasi khusus di ponsel.
Ajak Wisatawan Asah Kreativitas
Tak cuma sekedar menjadi galeri atas karya mural yang sudah dibuat para seniman lokal. Kampung Dago Pojok juga berperan aktif dalam menumbuhkan apresiasi seni di masyarakat. Pengunjung yang datang diajak menyelami langsung proses pembuatan karya dan juga proses berkesenian warga setempat.
Sobat traveler bisa belajar menggambar mural sendiri. Selain itu masih ada workshop khusus untuk membuat wayang, alat musik bambu, kertas dari pohon saeh, dan masih banyak lagi. Di kawasan ini juga kerap diadakan beragam pertunjukan seni tari jaipong, calung, wayang, reog, gondang, dan kegiatan menarik lainnya.
Gratis, Tanpa Bayar
Pengunjung sama sekali tak perlu membayar tiket masuk untuk menikmati indahnya hasil karya di Kampung Dago Pojok. Namun patut diingat bahwa semua kegiatan workshop maupun pertunjukan seni di sini baru dimulai pukul delapan pagi dan berakhir pada pukul sepuluh malam. Akses kampungnya sendiri dibuka 24 jam, namun jangan lupa menjaga sopan santun dan tingkah laku.
Agar sobat traveler kian merasa betah, pengelola juga menyediakan paket tur khusus dengan fasilitas kuliner nasi liwet. Selain itu masih ada toko suvenir bagi yang ingin membawa oleh-oleh. Terakhir, ada rumah-rumah homestay jika ingin menghabiskan waktu lebih lama di sini.
Itulah tadi sekilas gambaran mengenai keindahan dan pesona wisata di Kampung Dago Pojok. Bagaimana, tertarik untuk menyaksikan sendiri salah satu bukti kreativitas warga Bandung di musim liburan kali ini? Next