Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Arjuno sudah terjadi sejak Sabtu (26/8). Namun setelah hampir 2 minggu berlalu, kebakaran masih berlangsung. Demi mengurangi resiko bencana, semua akses wisata alam area Gunung Arjuno-Welirang, Jawa Timur, ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Baca juga : Pulau Sempu, Cagar Alam di Selatan Pulau Jawa Kian Ketat Untuk Kunjungan
Pengelola Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo (Tahura R Soerjo) juga menutup beberapa wisata lain, seperti pendakian Gunung Pundak, pendakian bukit Watu Jengger, Bukit Semar, Bukit Cendono, pemandian air panas Cangar.
Kebakaran ini diduga terjadi berawal dari ulah pemburu liar yang membakar lahan untuk mempermudah kegiatan berburu mereka. Selain itu, juga karena disebabkan oleh gesekan ranting saat musim kemarau. Ada puluhan titik api yang menyala dalam kebakaran di Gunung Arjuno ini.
Area kebakaran pun sangat cepat meluas disebabkan angin yang begitu kencang di atas gunung. Saat Sabtu (2/9), seluas 1.200 hektare lahan yang terbakar, kemudian meluas dengan cepat 2 hari kemudian. Tepatnya pada Senin (4/9), kebakaran tercatat meluas hingga 3.315 hektare ke arah Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu.
Untuk menanggulangi bencana kebakaran di Gunung Arjuno, dilakukan pemadaman penyiraman air menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Metode water bombing ini dilakukan pada Sabtu (2/9) yang dapat memadamkan 9 titik api, atau sekitar 600 hektare lahan yang terbakar.
Selain water bombing, dilakukan pula cara manual untuk memadamkan api. Dikerahkan tenaga relawan pemadam api. Terdapat sekitar 600 orang tim gabungan yang tersebar di 4 posko untuk melakukan pemadaman api jalur darat. Hal ini dilakukan dengan harapan pemadaman api lebih maksimal.
Pemadaman jalur udara dan darat juga pemantauan terus dilakukan, guna mengurangi titik api yang menyala. Juga untuk menghindari menyebarluasnya titik api yang bisa sewaktu-waktu bertambah. Perburuan liar juga dihimbau untuk diberhentikan, mengingat para pemburu liar tak jarang membakar lahan untuk memperlancar perburuan mereka. Next