in , ,

Keboen Kopi Karanganyar, Rasakan Nuansa Unik Zaman Kompeni

Mampir Seruput Kopi ala Jaman Belanda di Keboen Kopi Karanganyar

Keboen Kopi Karanganyar Blitar

Sebagai kebun kopi terluas dan tertua di Blitar, Keboen Kopi Karanganyar sudah lama hasilkan biji berkualitas. Namun seiring perkembangan zaman, kawasan perkebunan ini mulai dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata dengan nilai edukasi dan sejarah tinggi.

Baca juga : Bebas Khawatir, Begini Cara Barang Hilang Diperlakukan di Jepang

Pertahankan Nuansa Klasik

Perkebunan Kopi Karanganyar (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Dikelola secara turun-temurun, Keboen Kopi Karangnyar kerap dikunjungi wisatawan dari semua kalangan dan usia. Para pecinta sejarah atau mereka yang pernah hidup di era kolonial akan seolah dibawa kembali ke masa lalu, lewat beberapa sudut bangunan klasik yang tetap dibiarkan seperti aslinya.

Sementara bagi para wisatawan dari generasi milenial, berkunjung ke Karanganyar akan memberikan pengalaman liburan unik dan tak terlupakan. Mereka bisa melihat langsung betapa menariknya proses penanaman hingga pengolahan biji kopi dari dekat.

Suasana ala Zaman Kompeni

Peta kawasan perkebunan yang lucu (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Perkebunan Karanganyar memang bisa dibilang termasuk salah satu wisata terkenal di kawasan Blitar. Banyak teman-teman saya yang sudah lebih dulu berkunjung ke sini dan mereka kerap memberikan kesan positif. Penasaran ingin melihat langsung, saya pun lantas meluncur ke destinasi yang berada di Desa Karanganyar, Kelurahan Modangan, Kecamatan Nglegok ini.

Area yang luas (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00, kawasan perkebunan ini menerapkan pelayanan prima untuk memanjakan wisatawan. Petugas tiketnya ramah dan cepat, setiap spot dilengkapi pemandu, dan rambu-rambu petunjuk arah tersedia lengkap serta informatif. Uniknya lagi, para penerima tamu di sini berpakaian lengkap ala zaman kompeni.

Tulisan Hingga Perabotan Lawas

Tulisannya masih gunakan ejaan jaman dulu (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Jika Teman Traveler perhatikan, penamaan bangunan dan tulisan di beberapa papan petunjuk menggunakan Bahasa Belanda serta ejaan lama. Hal ini menjadi sentuhan yang cukup unik. Selain menambah kesan historis, juga bisa jadi cara menyenangkan untuk belajar bahasa lawas.

Radio kuno yang masih terawat baik (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Begitu masuk rumah utama, Teman Traveler akan mendapati beberapa furnitur dan perkakas asli dari zaman Belanda. Semuanya masih dirawat dengan baik, mulai dari lukisan, mesin ketik, meja dan kursi antik, hingga radio lawas.

Teman Traveler bisa mendengar berbagai cerita menarik soal benda-benda tersebut dari pemandu. Mereka akan dengan sabar memberikan penjelasan, bahkan tak keberatan jika ada pertanyaan maupun harus mengulang apa yang baru dituturkan.

Tempat pengumpulan biji kopi (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Semua lokasi yang ditunjukkan benar-benar menarik. Tak jarang saya dibuat kagum usai mendengar potongan informasi terkait sejarah perkebunan kopi ini. Mulai dari pabrik pengolahan kopi, museum pusaka, museum keblitaran, hingga spot sejarah kopi.

Pabriknya masih beroperasi lho (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Pengelolaan tempat wisata satu ini benar-benar dilakukan dengan serius lho Teman Traveler. Pemilik sungguh berhati-hati agar jangan sampai merusak keaslian maupun peninggalan sejarah penting di tiap sudut perkebunan.

Keliling Naik ATV

Jeep dan ATV bisa disewa untuk berkeliling (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Bagi Teman Traveler yang ingin menjelajah kawasan ini dengan lebih leluasa, bisa coba berkeliling naik ATV atau jeep sewaan. Kalian bisa melihat indahnya hamparan perkebunan kopi yang sebagian besar sudah ditumpang sari dengan durian montong.

Seruput Kopi di Kafe Nuansa Jadul

Kafe untuk beristirahat sejenak (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Wisata ke kebun kopi tentu belum lengkap jika tak mencicipi kopi kan? Di Keboen Kopi Karanganyar ada sebuah resto dan kafe yang bisa Teman Traveler sambangi untuk sekedar melepas penat usai lelah berkeliling.

Kala itu saya memesan kopi original seharga Rp10.000 per gelas. Begitu dicicipi, benar-benar tak bikin menyesal Teman Traveler. Nyata enaknya, benar-benar rasa kopi modern. Pelan-pelan saya seruput, sembari mengagumi indahnya interior kafe yang bikin suasana nongkrong di sini jadi makin nyaman.

Salah satu sudut kafe yang nyaman (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Jika belum puas dan ingin habiskan waktu lebih lama untuk nikmati kesunyian serta keindahan Keboen Kopi Karanganyar, Teman Traveler bisa menyewa penginapan dengan lima kamar deluxe seharga Rp500.000 per malam. Tarif tersebut sudah termasuk sarapan lho.

Itulah sedikit pengalaman saya berwisata di Keboen Kopi Karangnyar. Benar-benar menarik, menelusuri peninggalan sejarah masa lampau sembari menikmati kopi dengan nuansa ala kompeni. Teman Traveler jangan sampai tak mampir jika sedang keliling wisata Blitar, ya. Next

ramadan
Berlibur di Pantai Elak-elak

Indahnya Pantai Elak-elak Lombok, Yakin Bisa Mengelak?

Boracay Island

Liburan Ala Nadine dan Dimas Anggara ke Boracay Island, Direbus Malah Ketawa