Sejumlah ojek wisata kerap lahir dari ketidaksengajaan. Berawal dari foto cantik di media sosial, sebuah lokasi bisa langsung nge-hits dalam sekejap. Kira-kira hal itu yang terjadi pada kincir angin Sumba, tepatnya di Dusun Tanarara.
Baca juga : Coban Parang Tejo, Air Terjun Indah di Kaki Gunung Buthak
Sejumlah kincir yang ditempatkan di padang rumput luas tersebut awalnya merupakan bentuk bantuan pada warga sekitar. Namun ternyata ada yang berfoto di lokasi itu dan menghasilkan foto cantik. Kini, kincir angin Sumba sudah jadi salah satu objek foto favorit para kaum milenial di Instagram.
Desa Mandiri Energi
Dusun Tanarara merupakan bagian dari Desa Kamanggih, Nusa Tenggara Timur. Dulunya wilayah ini selalu gelap gulita di malam hari karena tidak dialiri listrik. Pada 2011, mereka mendapat bantuan dari aktivis untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Pengelolanya adalah koperasi yang didirikan sejumlah warga setempat, bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Koperasi yang sama juga mengajak warga setempat membangun fasilitas biogas untuk keperluan memasak. Menurut data pada Agustus 2016 silam, sudah ada 120 kepala keluarga yang menggunakan bahan bakar biogas.
Kemudian di 2013, sebuah BUMN minyak dan gas memberikan bantuan pada masyarakat setempat dalam wujud pembangkit listrik tenaga angin. Ada seratus unit kincir yang dipasang dan masing-masing menghasilkan listrik 500 watt, cukup untuk memenuhi kebutuhan Desa Kamanggih.
‘Penari Langit’ Karya Anak Negeri
Sejumlah media memberitakan bahwa kincir angin tersebut merupakan bantuan dari Dahlan Iskan, yang kala itu masih menjabat sebagai Mentri BUMN. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, namun yang patut disoroti juga adalah sosok di balik penemu kincir tersebut.
Namanya Ricky Elson, beliau adalah peneliti Indonesia yang sempat menimba ilmu di Jepang selama lebih dari satu dasawarsa. Berkat perjuangannya, terciptalah kincir angin yang tetap bisa berputar kencang di bawah intensitas angin kecil.
Kincir yang ia kembangkan begitu lama tersebut menggunakan metode anti-cogging, atau anti macet yang sangat inovatif. Ricky menamai ciptaannya, ‘Penari Langit’, si kecil yang telah memberi harapan dan cahaya baru pada warga Tanarara.
Jadi Spot Foto Favorit
Sepintas memang tak ada yang terlalu luar biasa dari penampilan kincir tersebut. Namun begitu ditata rapi di padang rumput Desa Kamanggih, pemandangan yang dihasilkan sungguh cantik. Apalagi jika difoto menjelang matahari terbenam.
Tak heran jika lokasi ini lantas menjadi salah satu spot foto favorit para traveler yang berkunjung ke Sumba, khususnya Desa Kamanggih. Meski tidak terlalu banyak, ada sejumlah foto cantik kincir angin Sumba tersebar di media sosial. Semuanya tampak begitu Instagenic, menggoda untuk didatangi langsung.
Pemandangan Mengagumkan
Selain padang berisi deretan kincir angin, Dusun Tanarara di Desa Kamanggih juga masih punya lanskap lain yang tidak kalah elok. Datang saja ke Bukit Tanarara, yang menawarkan pemandangan impresif berupa perbukitan hijau yang seolah tak berujung. Suasanya begitu syahdu, cocok sekali untuk menenangkan diri.
Keindahan Bukit Tanarara juga seolah tak mengenal musim. Memasuki musim kemarau, ilalang dan rumput di sekitarnya akan kelihatan mempesona dengan warna kekuningan. Sementara di musim penghujan, warna hijau menyegarkan akan semarak memenuhi lokasi ini.
Itulah tadi sekilas mengenai kisah menarik di balik padang kincir angin Sumba yang ada di Dusun Tanarara, Desa Kamanggih. Jika kebetulan sedang berada di Nusa Tenggara Timur, tak ada salahnya datang dan menyaksikan langsung eloknya barisan ‘Penari Langit’. Next