Semarang sudah lama dikenal sebagai daerah yang sangat toleran. Sam Poo Kong adalah salah satu klenteng terkenal di sana. Namun sebenarnya ada juga Klenteng Tay Kak Sie, Si Saudara Tua yang dijaga belasan dewa-dewi.
Baca juga : Legendaris Sejak 1955, Mie Baso Haji Oding di Ciamis Tetap Laris Manis
Dari sisi usia, Klenteng Tay Kak Sie memang jauh lebih tua dibanding Sam Poo Kong. Bahkan tak sedikit yang mengklaim sebagai tertua di Semarang. Tak heran jika bangunan berarsitektur indah ini sering jadi pusat perayaan Imlek dan hari raya Tionghoa lainnya.
Anggun Tak Lekang oleh Zaman
Klenteng Tay Kak Sie sudah ada sejak 1746. Meski usianya sudah jauh lebih tua dibanding republik ini, penampilannya tetap kelihatan anggun. Pondasinya masih sangat kuat. Warna-warni dekorasinya tampak cantik, seolah mengunggah semangat siapapun yang ingin beribadah di dalamnya.
Setiap imlek maupun hari raya orang-orang keturunan Tionghoa lainnya, Tay Kak Sie akan jauh lebih sibuk dari biasanya. Orang-orang sibuk mempersiapkan diri menjelang perayaan. Tak cuma para pemeluk Konghucu maupun aliran kepercayaan lain, namun juga warga sekitar.
Rumah Belasan Dewa-Dewi
Klenteng Tak Kay Sie bisa dibilang merupakan rumah dari belasan dewa-dewi. Begitu masuk, pengunjung akan mendapati banyak patung yang melambangkan sosok-sosok penting dalam aliran kepercayaan Buddha, Tao, maupun Khong Hu Cu.
Dari belasan dewa-dewi tersebut, yang mendapat porsi pemujaan utama adalah Dewi Kwan Im Poo. Kehadiran sosok mereka, meski hanya sekedar lewat simbolisme berupa patung, seolah menjadi pelindung warga Semarang. Umat yang tiap hari datang ke Tak Kay Sie tak pernah lelah memohon yang terbaik kota dan orang-orang di dalamnya.
Arsitektur Cantik ala Tiongkok
Atmosfer Tiongkok akan sangat kental terasa begitu sobat traveler menjejakkan kaki di kompleks klenteng Tak Kay Sie. Di bagian atap bangunan utama terdapat patung-patung naga dengan pose memperebutkan matahari. Mereka dilambangkan sebagai pelindung dari pengaruh jahat.
Keunikan lainnya ada di bagian pilar penahan bangunan. Tiangnya berbentuk segitiga dan terbuat dari kayu. Fungsinya untuk menahan kasa-kasa bagian atap. Dalam bahasa Mandarin, struktur ini disebut dengan istilah dou-gong.
Ramah untuk Semua Kalangan
Klenteng Tak Kay Sie siap menyambut dengan ramah semua kalangan. Sebab selain digunakan untuk tempat peribadatan, bangunan megah ini juga menjadi salah satu destinasi wisata andalan Semarang. Asyiknya lagi, pengunjung tak perlu membayar tiket masuk untuk bisa menikmati keindahannya.
Jam operasionalnya mengikuti jam buka klenteng, antara pukul tujuh pagi hingga enam malam. Para pelancong dipersilakan berjalan-jalan di area klenteng yang berada di Gang Lombok ini dan mengambil foto. Namun sebagai catatan, jangan lupa meminta izin pada pengelola setempat dan menjaga sikap selama berada di dalam kuil.
Well, itulah sedikit gambaran mengenai pesona keindahan arsitektur Klenteng Tak Kay Sie. Bagi sobat traveler yang kebetulan berkunjung ke Semarang, jangan luangkan waktu untuk melihat belasan dewa-dewi penjaga kota di sini. Next