in , ,

Klepon Wahyu Mojokerto, Manis Legit Bikin Nagih

Menyantap Legitnya Klepon Wahyu Buatan Bu Yum

Klepon Wahyu Mojokerto
Klepon Wahyu Mojokerto (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Hai Teman Traveler, adakah di antara kalian yang sedang bosan dengan jajanan modern? Yuk, nostalgia sedikit bersama klepon, jajanan tradisional berbentuk bulat dengan rasa manis dari Jawa. Buat kalian yang sedang liburan di Mojokerto, boleh deh sempatkan mencicipi Klepon Wahyu yang sudah terkenal.

Baca juga : Bukan Ruang, Nongkrong Asyik Sambil Cari Inspirasi di Kemang

Legit dan Bikin Nagih

img_20190813_122139_picsay_6ds.jpg
Proses pembuatan klepon (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Sebelum membahas Klepon Wahyu lebih dalam, ada baiknya Teman Traveler tahu dulu gambaran soal klepon secara umum. Sajian tradisional yang termasuk jajanan pasar ini dibuat dari tepung beras ketan. Adonannya diuleni sedemikian rupa hingga membentuk bola. Berikutnya bola-bola tersebut direbus dalam air mendidih, usai sebelumnya diisi gula merah cair.

Potongan kecil gula merah dalam adonan klepon merupakan komponen utama yang bertanggung jawab atas munculnya sensasi rasa manis. Soal bahan utama, tidak hanya menggunakan tepung beras, ada juga klepon yang diracik menggunakan singkong. Bentuknya pun beragam, ada yang dibuat kecil-kecil mirip kelereng.

Ada yang Menyebut Onde-onde

klepon_96T.jpg
Nikmatnya klepon hangat (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Tahukah Teman Traveler, jajanan ini ternyata dikenal dengan sebutan onde-onde di Sumatera dan di Malaysia. Menurut sejumlah penelitian dan dokumen sejarah, jajanan tradisional ini memang diadaptasi dari kuliner luar negeri, yang pertama kali diperkenalkan oleh imigran.

Klepon kini bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun gerai pedagang kaki lima. Permukaannya biasa tampak berwarna hijau gelap, berkat tambahan unsur daun pandan maupun suji.

Bisnis Klepon Wahyu yang Melegenda

lrm_export_143229143236050_20190813_142352584_picsay_Iva.jpeg
Bu Yum (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Ketika sedang mampir ke Mojokerto, saya berkesempatan menemui Bu Yum, satu penjual Klepon yang sudah cukup berpengalaman. Sudah cukup lama beliau memulai bisnis berjualan jajanan tradisional ini. Tak hanya klepon, Bu Yum juga sediakan aneka kue khas Jawa lainnya, seperti lupis dan gempo.  

lrm_export_142818670443641_20190813_141239060_picsay_aDM.jpeg
Kemasan klepon (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Klepon Wahyu buatan Bu Yum umumnya disajikan hangat demi mengutamakan rasa dan kualitas. Begitu kotaknya dibuka, seketika aroma harum khas pandan akan langsung tercium semerbak. Benar-benar menggoda selera.

Satu kotak klepon buatan Yu Jum bisa didapatkan dengan harga relatif terjangkau. Porsi kecil dibanderol Rp5.000 saja, dengan isi 10 biji klepon. Sementara untuk porsi besar dengan 10 biji klepon, harganya cuma Rp10.000. Cocok dijadikan oleh-oleh maupun disantap bersama teman.

Menuju Klepon Bu Yum

lrm_export_142664120752401_20190813_141004510_picsay_xOz.jpeg
Spanduk klepon (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Buat Teman Traveler yang sudah penasaran, klepon ala Bu Yum bisa didapatkan di Jalan Raya Depan SDN Jabon, Kabupaten Mojokerto. Teman Traveler yang tinggal di Kota Onde-onde pasti sudah tak asing lagi dengan tokonya, apalagi tempatnya berada di dekat jalan raya utama.

b_3QF.jpg
Akses menuju toko klepon (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Toko klepon ini juga sangat mudah diakses. Jika berangkat dari arah kota, Teman Traveler cukup lewati Tugu UKS, lanjutkan dengan belok kiri kemudian lurus hingga Jalan Gempol – Mojokerto. Tempatnya bakal nampak mencolok dari kejauhan, dengan spanduk berukuran besar. Dijamin akan langsung ketemu deh.

lrm_export_142752058290099_20190813_141132448_picsay_NWW.jpeg
Spanduk toko klepon (c) Sisca Ayu/Travelingyuk

Itulah sedikit ulasan mengenai Klepon Wahyu yang nikmatnya bikin ketagihan. Rasanya benar-benar legit, dengan lelehan gula merah cair yang tiada duanya. Jangan lupa mampir untuk mencicipi jika sedang wisata Mojokerto ya. Next

ramadan

Jelajah Malam di Siem Reap, Mana Nih yang Paling Seru?

tempat membantah teori gravitasi

4 Tempat yang ‘Membantah’ Teori Gravitasi, Kok Bisa?