Unta adalah salah satu hewan yang memiliki keistimewaan. Namun, baru-baru ini dunia mengecam sebuah festival yang melibatkan hewan berpunuk tersebut, yaitu Festival Gulat Unta.
Baca juga : Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Ikonik Kota Singkawang yang Artistik
Festival ini adalah salah satu tradisi di Turki. Artinya, sebenarnya acara tersebut sudah dilakukan secara turun temurun. Ratusan unta dikumpulkan untuk saling bergulat dengan pakaianpelapis dan pelindung moncong.
Aktivitas ini juga mengundang animo warga setempat maupun turis. Tapi kenapa kini dapat kecaman dari banyak aktivis? Mari kita kupas serba-serbi dan polemiknya di sini.
Bagaimana Gulat Unta diadakan?
Gulat Unta mempertemukan dua unta untuk saling berduel. Meski pergulatan, pemilik unta akan membekali unta tersebut dengan pakaian pelindung untuk badan dan juga untuk moncongnya. Tujuannya agar tak terjadi luka gigitan saat para unta saling berduel.
Warga yang melaksanakan acara ini mengatakan bahwa kegiatannya sudah menjadi tradisi di sana. Selain itu para unta juga bukannya bertarung, tapi melakukan gulat. Peminat acara tersebut juga cukup banyak, mulai dari warga setempat, hingga para turis.
Mendapat kecaman dari aktivis
Di lain pihak, acara ini banjir kritikan dari aktivis hewan. Menurut mereka, Gulat Unta ini sama halnya dengan mendorong atau membuat dua hewan saling bertarung. Bagi aktivis hewan Haytap, hal ini adalah sebuah kejahatan besar. Sebagaimana komunitas penyayang hewan, hal tersebut merupakan bentuk eksploitasi di mata mereka.
Mereka mengecam acara Gulat Unta ke-40 yang diadakan di Selcuk, Turki di paruh pertama Januari 2022 kemarin. Menanggapi hal tersebut, Mantan Kepala Kemenpar Selcuk, Mehmet Falakali, menjelaskan bahwa dalam gulat ini, para unta tak bisa saling menyakiti. Mereka hanya berduel gulat dan acara tersebut sudah jadi bagian dari budaya dan tradisi.
Negara lain yang juga menggunakan unta sebagai acara khusus
Sebenarnya, Turki bukan satu-satunya yang punya festival melibatkan unta. Di Dubai, hewan ini juga ikut serta perlombaan yang berhadiah fantastis bernama Festival Moreeb Dune. Melansir dari kanal Youtube Official Net News, hewan pemakan kaktus tersebut diikutkan adu cepat berlari oleh pemiliknya.
Event yang sempat digelar kembali pada tahun 2017 dan 2019 lalu itu bahkan melibatkan hingga 13.000 ekor unta. Jumlah ini bisa berbeda dan bertambah setiap tahun. Pemenangnya bisa mendapatkan mobil dan hadiah uang yang nilainya mencapai 5-6 M bila dirupiahkan. Sebagaimana festival lainnya, acara tersebut juga berlangsung sangat meriah.
Tradisi di sebuah negara memang berbeda-beda dan ada kalanya hal tersebut menjadi masalah yang prinsipil bagi pihak tertentu. Hal ini bisa ditimbang dari bagaimana perlakuan hewan yang menjadi objek lomba. Yang pasti, kita semua tak menginginkan adanya eksploitasi pada mereka.
Nah, bagaimana menurut pandangan kalian? Apakah tradisi seperti ini boleh dipertahankan? Next