Jika kamu perhatikan setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda. Hal ini bisa kamu buktikan sambil traveling. Di setiap destinasi kamu pasti berkomunikasi dengan penduduk sekitar dan juga berinteraksi dengan sesama traveler. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda dan membawa bahasa mereka masing-masing.
Baca juga : Serunya Ikuti Tradisi Nyadran Warga Desa Bluru Sidoarjo, Liburan Makin Berkesan
Baca Juga : 10 Kota Terpolusi di Dunia, India Penyumbang Terbanyak!
Sebuah situs bernama Ethnologue baru-baru ini mencatat dan mendokumentasikan berbagai bahasa di seluruh dunia. Berdasarkan data dari situs tersebut terdapat 5 kota di dunia yang memiliki bahasa paling banyak termasuk ibukota negara kita Jakarta. Tidak dipungkiri jika Jakarta menjadi gudang dari berbagai bahasa karena masyarakat yang tinggal di dalamnya berasal dari penduduk di berbagai daerah seluruh negeri. Berikut kelima negara yang memiliki bahasa paling banyak.
1. Jakarta, Indonesia: 700 Bahasa
Boleh dikatakan pendatang di Jakarta jumlahnya bisa dua kali lipat dibanding penduduk asli. Hal tersebut bisa dilihat pada momen-momen hari besar keagamaan yang mana sebagian besar pendatang pulang kampung dan menyisakan sudut-sudut kota yang lengang. Pada hari biasa masyarakat yang berasal dari berbagai etnis di Indonesia berkumpul menjadi satu dengan tujuan yang sama yaitu mencari nafkah dan kehidupan yang lebih baik.
Jakarta diibaratkan seperti gula yang mengundang banyak semut untuk datang. Dengan iming-iming meraih kesuksesan setiap orang datang mengadu nasib ke ibukota meski tak sedikit yang pulang dengan tangan kosong. Fenomena seperti ini juga turut andil dalam terjadinya sebuah akulturasi budaya. Menurut situs Ethnologue di ibukota Indonesia ini terdapat 700 bahasa berbeda yang diucapkan.
Memang sebagian besar warga yang datang ke Jakarta menggunakan bahasa Indonesia namun tidak jarang pula yang masih menggunakan bahasa daerahnya. Warga yang berasal dari berbagai etnis di Indonesia ini kemudian saling berinteraksi dan terjadilah percampuran budaya atau akulturasi budaya. Next