Terbayang tidak sih ketika kamu mendengar kentut? Hal paling awal ketika mendengar suara tersebut adalah mengomel kemudian tutup hidung. Ya, memang itu respon awal ketika terdengar suara kentut dan merasakan aromanya. Namun, jangan salah, negara kita dengan aneka ragam budaya serta adat membuat aneka ragam pilihan kuliner tersedia. Bahkan beberapa orang akan mengatakan aneh ketika melihat dan mendengar nama makanan unik dari daerah lain.
Baca juga : Warung Nasi Ampera Tasikmalaya, Pemadam Kelaparan 24 Jam
Barunya melihat tekstur dan nama dari makanan tersebut menjadi hal utama manusia mengatakan aneh. Namun tak disangka dari anehnya jajanan ini ternyata memiliki cita rasa yang begitu lezat. Namanya kue kentut, dimana biasa dibuat oleh warga kota Medan dan Bangka Belitung. Meski namanya terdengar “menjijikkan” nyatanya kue ini sering dibuat dan menjadi jajanan favorit warga disana. Nah penasaran kan akan bentuk dan teksturnya ?
Bentuk Kue Kentut
Kue kentut ini terbuat dari bahan dasar daun Ta Phi atau biasa disebut dengan daun kentut. Warna kue ini identik dengan hijau lumut karena mengikuti warna daun Ta Phi yang kemudian dicampur dengan tepung sagu sehingga memiliki tekstur lebih kenyal dan lentur. Bagi yang belum tahu mungkin sedikit ada kesamaan dengan kue dodol.
Biasanya kue kentut ini memiliki tiga bentuk, ada yang dibuat dengan bentuk berlapis seperti kue lapis, Ada yang berbentuk menggulung, ada juga yang berbentuk bulat timbul karena model bulat biasanya menggunakan cetakan.
Harga Kue Kentut
Kue ini pastinya akan susah kamu dapatkan diluar Bangka Belitung dan kota Medan. Namun kota besar seperti Jakarta ternyata ada yang berjualan kue kentut tepatnya di restoran masakan Belitung di Bandengan Jakarta Utara dengan harga Rp. 10.000 per plastik mika dengan isi 4 sampai 5 gulung.
Sejarah Kue Kentut
Kue kentut merupakan kue paling aneh dari Bangka Belitungini adalah bentuk akulturasi budaya dari China. Bahan dasarnya memang terbuat dari daun Ta Phi yang dibuat sejak ribuan tahun lalu ketika orang Thionghoa mendatangi pulau Bangka Belitung. Hingga sekarang warga thionghoa Bangka Belitung berasal dari suku Hakka China sering membuat kue ini dan menjadi populer di kalangan masyarakat Bangka Belitung. Next