Bicara soal kuliner selalu bikin perut mendadak menari gembira. Mulut spontan ngiler, membayangkan sensasi kelezatannya. Hiyaaaa.. bikin laper mata, laper hati, akhirnya laper beneran deh. Apalagi jika sedang berada di Malang, dompet harus dijaga ketat. Banyak kuliner legendaris Malang yang wajib dicoba sendiri kelezatannya.
Baca juga : 4 Resort Lombok yang Tawarkan Sensasi Makan di Tepi Pantai, Catat Daftarnya!
Ada banyak pilihannya, namun berikut adalah tiga rekomendasi yang wajib kalian coba. Catat daftarnya, ya.
Sate Gebug 1920
Lokasi Sate Gebug berada persis di belakang McDonald Kayutangan, terselip di antara ruko-ruko. Bangunannya yang tidak seberapa luas itu didominasi warna hijau. Interiornya sederhana dan terkesan redup. Meski demikian, pengunjung seolah dibawa merasakan nuansa ala tempo dulu. Teman Traveler bakal menjumpai asesoris berupa benda antik seperti radio dan lainnya.
Setiap meja pelanggan dilengkapi piring berisi mendol (olahan tempe khas Malang) dan tempe ukuran besar. Ada juga kerupuk sebagai teman makan, disimpan rapi dalam toples kaca.
Menurut Mas Kabir, sang pengelola, kedai ini sudah dijalankan selama empat generasi dengan menu yang terus konsisten. Selain sate gebug, ada rawon, sop, dan soto. Semakin nikmat jika ditutup dengan minum teh dan jeram.
Satu tusuk Sate Gebug dihargai Rp25.000, sama seperti semangkuk sup sayurnya. Tapi ukurannya termasuk jumbo lho, Teman Traveler. Terbuat dari potongan daging sapi, dipukul-pukul hingga empuk, sebelum dilumuri bumbu kemiri, bawang merah, bawang putih, garam dan merica, hingga akhirnya dibakar matang.
kuliner legendaris Malang satu ini disajikan dengan bumbu kecap encer yang sudah diberi rempah. Soal rasa jangan ditanya, meskipun harganya cukup mahal, dijamin Teman Traveler bakal ketagihan.
Rawon Brintik
Kuliner legendaris Malanng satu ini juga pantang dilewatkan. Lokasinya ada di Jalan Ahmad Dahlan. Berdiri sejak 1942, konon kedai rawon ini merupakan tertua di Malang. Selain rawon, menu yang ditawarkan antara lain semur daging, ayam bumbu rujak, dan kare ayam kampung. Istimewanya, meski sudah turun-temurun selama empat generasi, cita rasanya tetap sama.
Teman Traveler akan dimanja cita rasa yang begitu khas di sini. Aroma masakan yang diproses menggunakan tungku, bercampur dengan rempah dan gurihnya daging. Seporsi rawon di warung ini dibandrol seharga Rp27.500 saja.
Soto Rahayu
Setelah ngobrol soal sate gebug dan rawon, Teman Traveler juga perlu tahu soal soto yang konon tertua dan terenak di Malang. Namanya Soto Rahayu dan sudah dirintis sejak zaman penjajahan Belanda. Pengagas awalnya adalah Mbah Saidi, yang berjualan dengan dengan cara dipikul.
Saat itu si mbah terpaksa jualan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan pihak Belanda. Beberapa tahun berselang, Soto Rahayu memiliki warung sendiri. Lokasinya berada di kompleks Pasar Besar Malang, hingga terjadi musibah kebakaran sekitar dua tahun silam.
Kebakaran tersebut mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Pengelola Soto Rahayu saat ini, Hajjah Tuti lantas memutuskan pindah lokasi ke rumahnya di Jl. Kol Sugiono. Mergosono, Gang 7, Malang.
Seporsi soto daging plus nasi di sini bisa Teman Traveler tebus dengan bermodal Rp.10.000 saja. Murah banget bukan? Selain disajikan dalam porsi besar, soto ini juga memiliki taste lumayan kuat. Selain menggunakan rempah alami, rasanya diperkuat dengan bumbu penyedap.
Jadi buat Teman Traveler yang penasaran dengan kuliner legendaris Malang, silakan mengunjungi tiga tempat yang saya rekomendasikan di atas. Tak hanya bisa jalan-jalan asyik di Kota Bunga, perut pun takkan berontak. Next