Tempat wisata Pacitan saat ini sedang banyak disoroti terutama untuk keindahan baharinya yang menampilkan tarian ombak. Sungguh tempat idaman bagi para peselancar yang ingin unjuk kebolehan. Namun saat ada yang populer, seringkali tempat indah di sekitar kita luput dari perhatian karena traveler terpaku dengan destinasi-destinasi mainstream tersebut.
Baca juga : Sejuta Keunikan Bonsai di Kampung Bonsai Lamongan
Seperti laguna atau kolam alami ini misalnya, tim Travelingyuk sudah pernah berada di kawasan itu pada beberapa bulan lalu tapi baru sadar jika ada tempat sekeren itu. Selang beberapa bulan, dengan sedikit rasa malu kami “terpaksa” kembali lagi untuk mencari keberadaan laguna ini.
Perjalanan membawa kami kembali menyusuri alam Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Sekedar informasi, beberapa bulan lalu kami telah menelusuri kawasan ini dengan target utama Air Terjun Grojogan Sewu. Sayang saat kunjungan pertama kami, debit air sungai sedang tinggi karena waktu itu sedang berada pada puncak musim hujan, pemandangan air terjun pun tidak berhasil kami dapatkan dengan alasan keamanan.
Kali ini kita datang dengan misi yang berbeda, bukan air terjun lagi target utama kami melainkan sebuah laguna jernih berwarna biru. Info ini kita dapat dari teman sesama traveler yang tinggal di sana. Perjalanan pun kita mulai dengan menyusuri jalan yang dulu pernah kita lalui. Namun pada satu simpangan kita mengambil sisi sungai sebelah kiri agar tidak terlewatkan lagi spot yang terselip ini.
Jalur menuju ke lokasi ini searah dengan obyek wisata Gua Gong, sebelum balai desa Bomo ada gang kiri jalan, masuk dan ikuti jalur beton/ rabat tersebut. Kendaraan diparkir pada ujung jalan beton dan perjalanan dilanjutkan dengan trekking. Pertama kita akan melewati ladang penduduk kemudian masuk ke dalam hutan sambil mengikuti aliran sungai.
Sungai ini yang berperan menuntun kita pada laguna yang kita cari. Uniknya sungai ini memiliki tiga nama yang berbeda. Di bagian hulu, sungai tersebut bernama Sungai Keladen, kemudian sungai yang kita lalui ini bernama Baksoka atau Boksoko yang mengalir hingga menuju Sungai Maron dan bermuara ke Pantai Ngiroboyo.
Setelah trekking selama 30 menit sampailah kami pada spot yang kami cari-cari. Tepatnya memang berada di sekeliling batuan cadas sungai yang besar dengan pepohonan yang rimbun. Pantas saja keberadaannya jarang diketahui traveler. Yang pasti laguna ini memiliki air yang jernih dengan air terjun mini sebagai pemasok air kolam.
Kondisi laguna masih sangat alami dan bersih, hampir tidak ada sampah di sekitar lokasi. Hal ini disebabkan belum terkenalnya destinasi sehingga belum banyak traveler yang tahu dan berkunjung ke sana. Pokoknya bisa puas deh jika kalian traveling ke tempat ini, seperti berada di kolam pribadi. Saat itu kami sengaja tidak berenang padahal sudah membawa baju ganti, bukan apa-apa tapi karena saat tiba di lokasi waktu sudah terlalu sore. Ingat jika ke sini jangan nyampah ya! Next