Tergantung dari sisi mana melihatnya, keberadaan gunung api bisa menjadi musibah sekaligus berkah. Musibah jika sewaktu-waktu terjadi erupsi, berkah karena gunung punya sejumlah manfaat untuk daerah sekitarnya. Contohnya di Jogjakarta, yang belakangan beken dengan Lava Tour Merapi.
Baca juga : Festival Kuliner di Bulan Ramadan, Puas Kenyangin Perut Laparmu!
Lava Tour Merapi memberi kesempatan pada pengunjung bertualang gaya off-road menyusuri sejumlah lokasi yang sempat terkena dampak erupsi Gunung Merapi. Penasaran bagaimana keseruannya? Simak pengalaman pribadi kontributor Travelingyuk, Triani Puspitasari, berikut ini.
Titik Keberangkatan
Triani Puspitasari beserta rombongan berangkat dari Surabaya dan menginap di salah satu hotel di kawasan Malioboro. Mereka beranjak meninggalkan lobi pada pukul 07.30 dan baru sampai di titik start di Kaliurang pada pukul 08.30. Setelah istirahat sejenak, Triani dan kawan-kawannya bersiap menjalani lava tour menggunakan mobil jeep yang sudah disediakan.
Pilihan Paket
Bagi yang tertarik mengikut Lava Tour Merapi, ada empat paket yang bisa dipilih. Masing-masing bervariasi dari sisi harga dan juga fasilitas yang didapat.
Paket rute pendek hanya memakan waktu sekitar dua jam dan satu mobil diisi empat orang. Biaya totalnya 400 ribu rupiah dan dihelat antara pukul tujuh pagi hingga empat sore. Di jam yang sama, pengunjung juga bisa memilih paket rute menengah dengan harga 500 ribu rupiah, bedanya tur akan berlangsung sekitar tiga jam.
Ada juga paket rute panjang berdurasi empat jam dengan harga 650 ribu rupiah. Jika masih belum puas, bisa memilih paket sunrise dengan durasi satu jam lebih singkat, harga 450 ribu rupiah, namun paket ini hanya ada antara pukul setengah lima hingga delapan pagi.
Atas pertimbangan waktu, Triani dan rombongannya memilih rute pendek lantaran harus mengejar jadwal kereta api pulang ke Surabaya.
Kejutan Demi Kejutan
Kejutan demi kejutan menyambut Triani selama perjalananannya mengikuti Lava Tour Merapi. Semuanya begitu unik dan memberikan pengalaman tak terlupakan.
Perhentian pertama tur terjadi di monumen The House of Memory, sebuah rumah peninggalan korban gunung merapi. Di dalamnya berisi sisa-sisa perabot rumah tangga dan peninggalan lainnya. Satu hal yang paling unik adalah pengunjung bisa melihat peninggalan jam yang menunjukan waktu tepat saat terjadi erupsi.
Setelah selesai melihat-lihat peninggalan di rumah Merapi, perjalanan dilanjutkan ke batu alian /alien, sebuah batu besar yang keluar dari muntahan gunung Merapi. Sebutan unik tersebut muncul lantaran ukurannya sangat besar dan sekilas menyerupai wajah, lengkap dengan mata, hidung, dan mulut.
Rombongan Triani kemudian bergerak ke Kaliadem, bunker perlindungan untuk para pendaki jika sewaktu-waktu Merapi mengeluarkan awan panas. Perjalanan ke lokasi ini memberikan banyak sensasi goncangan karena jalannya terjal, banyak berlubang, dan penuh batu. Namun terasa mengasyikkan karena tersaji pemandangan pohon hijau, yang sebelumnya sempat kering usai terkena erupsi.
Lebih Baik Berangkat Awal
Perjalanan rute pendek berakhir di Kaliadem dan rombongan langsung dibawa kembali ke basecamp Kaliurang. Dari situ Triani dan kawan-kawannya kembali ke jogja dan bergegas ke stasiun untuk mengejar kereta pulang ke Surabaya.
Triani menyarankan bagi para calon peserta Lava Tour Merapi untuk berangkat lebih pagi. Sebab udara di sana bakal terasa lebih sejuk, dibandingkan siang hari yang terasa sangat panas dan menyengat.
Demikian sedikit pengalaman Triani ketika mengikuti Lava Tour Merapi. Bagaimana, ada yang tertarik mengikuti perjalanan wisata serupa di masa mendatang? Next