Setiap negara pasti punya tempat legendaris yang hingga kini masih menjadi saksi bisu akan sejarah. Begitu pula dengan Lebanon yang kini mau tak mau harus kehilangan hotel legendaris bernama Le Bristol. Bukan tanpa alasan, hotel ini ternyata telah melewati masa perang, okupansi hingga krisis politik yang pernah terjadi di Lebanon.
Baca juga : Warna-Warni Tokidoki Playground Bandara Changi yang Terbesar di Dunia, Asyik Banget!
Hotel yang berlokasi di antara Madame Curie Street dan Alfred Nobel Street ini telah beroperasi kurang lebih 70 tahun ini menjadi salah satu monumen kemewahan kota yang bahkan disebut-sebut sebagai simbol kejayaan Lebanon. Meski telah bertahan melewati berbagai masa krisis, akhirnya pada bulan April 2020, pengelola memutuskan untuk menutup hotel ini.
General Manager hotel Le Bristol yang telah bekerja sejak tahun 2015, Joseph Coubat mengungkapkan bahwa Le Bristol merupakan salah satu hotel yang tetap buka walaupun dalam keadaan perang dan selama 42 tahun bekerja, dirinya baru pertama kali melihat hotel ini ditutup. Bukan untuk sementara namun untuk selamanya.
Hal serupa pun terjadi pada kurang lebih 30 hotel yang tutup akibat ekonomi Lebanon kolaps. Terdapat ratusan pekerja setia hotel yang telah menganggap Le Bristol sebagai rumah sehingga tidak sedikit dari mereka menangis ketika mendengar kabar penutupan ini. Namun, mereka tetap harus menelan pil hahit karena penutupan tetap dilaksanakan.
Hotel yang didesain langsung oleh Jean Royere, desainer interior asal prancis itu juga telah melewati masa-masa kejayaan. Bagaimana tidak, hotel ini pernah menjadi akomodasi yang dipilih sebagai tempat menginap tamu-tamu kehormatan seperti Pangeran Albert II hingga Putri Dina bin Abdul-Hamid dari Yordania. Tidak heran jika hotel ini terkenal mewah juga legendaris, namun kini Lebanon harus kehilangannya. Next