in , ,

Loji Gandrung, Warisan Kolonial Solo yang Pernah Disinggahi Bung Karno

Menjelajah Sudut Indah dan Bersejarah di Loji Gandrung

Loji Gandrung
Loji Gandrung via Instagram.com/pariwisatasolo

Solo sepertinya makin sadar wisata. Hal ini terlihat dari kesigapan Pemerintah setempat memoles sederet kawasan yang dulunya terlupakan, hingga berubah menjadi wisata anyar mengesankan. Sejumlah bangunan peninggalan Belanda yang dulunya tak terurus, kini dipercantik dan dibuka untuk umum.

Baca juga : Hangatnya Pelukan Mentari Pagi di Pantai Laguna Lembupurwo

Salah satu tempat yang dimaksud adalah Loji Gandrung, rumah bekas pengusaha perkebunan Belanda, Johannes Augustinus Dezentje. Bangunan yang kemudian beralih fungsi menjadi Rumah Dinas Walikota Solo ini sempat terkenal angker.

Loji Gandrung tampak depan via Instagram.com/pariwisatasolo

Kondisi Loji Gandrung kini sudah banyak berubah. Pemerintah menyulapnya menjadi destinasi anyar dalam kota dan dibuka gratis untuk umum. Yuk Teman Traveler, kita simak bersama apa saja daya tarik bangunan kuno peninggalan kolonial ini.

Sempat Jadi Tempat Pesta Dansa

Pendopo dalam via instagram.com/pariwisatasolo

Loji Gandrung merupakan gabungan dua istilah Jawa. Kata loji merujuk pada bangunan besar peninggalan Belanda, sementara Gandrung bisa diartikan kasmaran.

Nama tersebut disematkan masyarakat karena dulunya pemilik rumah kerap mengadakan pesta dansa. Para tamu merupakan kolega yang kemudian menghabiskan waktu hingga larut, dimabuk asyiknya memadu kasih.

Arsiteknya Juga Merancang Gedung Asia Afrika

Loji Gandrung dulu via instagram.com/pariwisatasolo

Begitu masuk komplek Loji Gandrung, Teman Traveler akan melihat patung pria mengenakan baju dengan banyak kantong. Desain tersebut terinspirasi dari sosok Jenderal Gatot Subroto. Beliau pernah menggunakan rumah ini untuk menyusun strategi penyerangan Belanda. Ia juga berjasa menumpas upaya pemberontakan di Solo kala itu.

Tepat di belakang patung terdapat kolam dan air mancur. Teman Traveler pantang melewatkan kawasan ini karena sangat apik untuk berswafoto. Hasilnya dijamin mengesankan.

Berikutnya Teman Traveler bisa menyusuri halaman belakang yang cukup luas. Di sini juga terdapat beberapa sudut bagus untuk berfoto. Kalian bisa menemukan sejumlah arca pewayangan dan unggas peliharaan.

Loji Gandrung merupakan buah karya arsitek Belanda, C.P Wolff Scoemaker, pada 1830. Ia juga merupakan sosok yang merancang sederet bangunan ikonik di Bandung, seperti Gedung Merdeka dan Boscha. Gedung atau rumah yang ia rancang kerap memadukan nilai-nilai warisan lokal dan gaya Eropa. Sangat menarik untuk disimak secara detail. 

Ada Kamar Bung Karno Beristirahat

Tempat Tidur Soekarno via instagram.com/pariwisatasolo

Bagian ini merupakan spot paling wajib dikunjungi. Loji Gandrung sendiri memiliki dua kamar tidur. Satu digunakan Walikota Solo, sementara sisanya pernah dihuni Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.

Meja Rias via Instagram/pariwisatasolo

Beliau kerap beristirahat di kamar ini ketika mengadakan kunjungan ke Solo. Malam hari, Sang Proklamator kerap mengundang teman temannya untuk berkumpul dan bercengkerama bersama. Mengesankan ya, Teman Traveler?

Piano via Instagram/pariwisatasolo

Seluruh benda yang berhubungan dengan Putra Sang Fajar masih terjaga
dengan baik hingga kini. Sebut saja piano dan meja rias yang sering beliau gunakan semasa hidup.

Berada di Tengah Kota

Petunjuk Arah Wisata Solo via Instagram/pariwisatasolo

Loji Gandrung bisa Teman Traveler temukan dengan mudah di Jalan Slamet Riyadi. Hari Minggu, bersamaan dengan car free day, tempat ini
akan dipadati pengunjung yang ingin bersantai sembari foto-foto.

Itulah sekilas ulasan mengenai Loji Gandrung, salah satu destinasi wisata Solo yang tawarkan pengalaman luar biasa mengenang sejarah masa lalu. Jika beruntung, Teman Traveler bisa lho, melihat kereta api melintas di depan sini. Coba saja datang sekitar pukul 09.30 atau 11.30. Next

ramadan
Tempat menginap murah dekat Jalan Tunjungan

Tempat Menginap Hemat dekat Jalan Tunjungan Surabaya yang Bersejarah

Festival of Lights Medan

Festival of Light Medan, Instagenic Bak Negeri Dongeng