Teman Traveler mungkin sudah familiar dengan nasi lemang atau nasi bulu. Ini tidak jauh beda dengan nasi Jaha, kuliner khas Manado yang populer di tanah Minahasa. Nah, apa si bedanya dengan nasi Jaha ini?
Baca juga : Beatus Alfresco Surabaya, Spesialis Kepiting yang Rasanya Juara
Jaha nama lain jahe dalam bahasa Manado, nasi ini.memiliki cita rasa jahe yang begitu khas. Nah itulah bedanya nasi lemang khas Sumatera Barat dan nasi Bulu khas Gorontalo. Nasi Jaha ini terbuat dari beras yang dicampur ketan, kemudian dibumbuhi dengan rempah-remah pilihan khas nusantara. Proses pembuatannya pun masih tradisional dengan memasukkan semua bahan kedalam bambu lalu dibakar diatas bara api. Aroma khas rempah dari jahe dan gurihnya santan terasa nikmat.
Makanan khas ini akan muncul dalam perayaan acara besar atau upacara di Minahasa, seperti acara ulang tahun kota, acara keagamaan, peryaan hari besar, acara adat, hingga acara-acara yang bersifat kekeluargaan. Salah satu acaara yang yang membudaya seperti Bolang Mengodow bernama Binarundak ini pastinya budaya bakar membakar makanan menjadi tradisi unik, salah satunya nasi jaha ketika lebaran dan hari raya lainnya.
Namun kali ini kamu bisa menemukan diberbagai tempat kuliner, pasar-pasar tradisional dan beberapa mall di kota Manado. Ukuran nasi jaha ini berkisar antara 8 sampai 10 sentimeter. Makanan ini biasa kamu dapati ketika pagi hari, sangat cocok untuk.menu sarapan pagi.
Nah, teman traveler mungkin penasaran ingin membuat nasi jaha ini dirumah ketika libur atau tanggal merah. Satu resep makanan ini biasanya muat untuk 8 porsi. Pembuatannya cukup memakan waktu sekitar 1,5 jam dan tingkat kesulitan pembuatannya tidak begitu susah, hanya proses pembakaran saja yang membutuhkan feeling hingga nasi benar-benar matang. Bahan yang digunakan pun tergolong mudah didapatkan diberbagai toko atau pasar-pasar terdekat. Kesulitan selain proses pembakaran juga ketika memilih bumbu rempah-rempah. Kurang satu rempah, cita rasa akan terasa beda. Untuk pilihan bambu juga tergolong gampang-gampang susah, jika kamu kesulitan bisa menggantinya dengan cetakan lontong.
Nah, bagi kamu yang penasaran, coba lah dirumah, namun persiapkanlah bahan bahan yang akan digunakan dibawah ini:
Bahan yang digunakan
- 400 gr beras ketan, rendam minimal 6 jam
- 200 gr beras
- 400 ml santan
- 3 lembar daun jeruk purut
- 1 lembar daun pandan
- 1 buah serai, memarkan
- 50 ml air
- Daun pisang muda untuk membungkus
- Bambu perling/cetakan lontong aluminium ukuran panjang dan diameter 20×6 cm, serut bagian luarnya agar menjadi lebih tipis
Bahan bumbu halus:
- 6 buah bawang merah
- 2 cm jahe
- 1 sdt garam
- ½ sdt gula pasir
Nah, uniknya, pembuatan nasi jaha ini terdapat beberapa versi. Perbedaan hanya di proses pembakaran, ada yang menggunakan proses tradisional dengan bakaran api, ada juga yang menggunakan oven. Namun hasilnya tetaplah sama. Berikut cara pembuatan nasi jaha:
- Gabungkan ketan dan beras menjadi satu, lalu kukus setengah matang (± 20 menit). Pindahkan ke dalam panci, lalu sisihkan.
- Tumbuk sampai halus daun pandan dan serai, campur dengan air. Peras cairannya ke dalam panci. Masukkan santan dan semua bumbu halus ke dalam panci, aduk-aduk lalu jerang hingga mendidih.
- Angkat santan dan tuangkan ke dalam panci ketan dan beras, aduk-aduk di atas api kecil sampai semua santan habis terserap oleh ketan. Lalu angkat dan pindahkan ke dalam dandang kukus. Kukus selama 30 menit sampai matang.
- Bagi ketan menjadi 3–4 bagian. Bungkus tiap bagian pada daun pisang, bentuk bulat memanjang dengan diameter sekitar ± 5 cm. Tutup kedua ujungnya dan masukkan ke dalam bambu atau cetakan lontong.
- Panggang di oven selama 30 menit sambil sesekali dibolik-balikkan agar matang merata. Angkat, dinginkan, baru dikeluarkan dari bambu atau cetakannya. Potong-potong –jangan lepaskan daunnya- seukuran 5–6 cm.
Nah, begitu mudah pembuatan nasi jaha, teman traveler tak perlu lagi untuk pergi ke Manado hanya mencicipi nasi jaha. Cukuplah mencoba resep seperti diatas, dan selamat mencoba! Next