Menurutmu apa yang paling lekat dengan kawasan Malioboro? Mungkin sebagian besar dari kamu akan menjawab, makanan yang murah, belanja tradisional yang bikin lapar mata sampai riuh ramainya wisatawan, pedagang kaki lima, tukang becak, kusir hingga pengamen yang selalu ada di kiri kanan jalan. Jadi rindu ya ingin ke Jogja?
Baca juga : Deretan Wisata di Maros, Indahnya Bikin Melongo
Namun sebagian dari hal yang kamu rindukan itu mungkin tidak akan ditemui lagi. Ya, baru-baru ini Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono kian gigih ingin menggusur pedagang kaki lima yang ada di kawasan ikonik Jogja ini. Kabarnya, kebijakan ini sudah final.
“Ya jadi, ya. Saya sudah menunggu 18 tahun untuk memindahkan,” ujarnya dikutip dari Detik.com.
Tapi bukan sekadar menggusur, Sultan menyebutkan bahwa ia akan memindahkan sekitar 1700 PKL ke dua lokasi. Pertama adalah di bekas gedung bioskop Indra, Ngupasan, Godomanan, kemudian lainnya akan direlokasi ke bekas Kantor Gedung Dinas Pariwisata DIY. Namun untuk opsi kedua, sifatnya adalah sementara.
Untuk alasannya, Sultan menyebutkan jika lahan yang selama ini dipakai oleh PKL di Malioboro tidak ditujukan untuk aktivitas berjualan. Lanjut Sultan menjelaskan bahwa lahan tersebut adalah milik toko dan pemerintah.
Rencananya, relokasi PKL akan dilangsungkan di minggu ini. Namun anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Foki Ardiyanto meminta jika waktunya diundur sampai lebaran usai tahun ini. Foki selaku ketua Panitia Khusus Relokasi PKL Malioboro menyebutkan bahwa itu adalah permintaan dari para PKL di Malioboro.
Relokasi PKL ini akan membuat Malioboro memiliki wajah baru yang mungkin lebih lengang. Semoga saja, kebijakan ini tetap memuaskan wisatawan dan pedagang di Malioboro juga ya. Next