Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup jalur pendakian Gunung Rinjani di Pulau Lombok mulai dari 1 Januari 2022 sampai 31 Maret 2022. Cuaca ekstrem yang melanda gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia itu selama musim penghujan dinilai bisa membahayakan keselamatan pendaki.
Baca juga : Negeri Dongeng, Puas ‘Keliling Dunia’ Sambil Nikmati Wahana Permainan
Kepala BTNGR, Dedy Asriady, menyebut alasan penutupan karena cuaca buruk. Dia bilang informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Mataram menyebutkan sedang terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi angin kencang, hujan lebat serta banjir di Pulau Lombok.
Terdapat empat jalur yang selama ini aktif menuju puncak gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia. Tak hanya jalur pendakian saja namun ada beberapa wisata alam lainnya seperti jalur air terjun Jeruk Manis, Air terjun Mayung Polak di Desa Timbanuh dan air terjun Mangku Sakti via Desa Sajang juga sementara ditutup. Penutupan tiga destinasi wisata alam tersebut, juga berkaitan dengan kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan nyawa pengunjung.
Bagi pendaki yang melakukan pendakian di penghujung tahun maka diwajibkan melakukan check out maksimal pada 2 Januari 2022 dimasing masing pintu pendakian. Penutupan aktivitas pendakian juga dalam rangka pemulihan ekosistem di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Terlebih musim hujan dengan intensitas tinggi sangat membahayakan para pengunjung ataupun pendaki.
Namun ada sekitar 15 destinasi wisata alam disekitar Taman Nasional Gunung Rinjani yang masih diberlakukan buka tutup sesuai intruksi dari BMKG, seperti Otak Kokoq Joben, Telaga Biru, Ulem-Ulem, Gunung Kukus, Bukit Malang, dan Savana Propok. Semua destinasi itu masih tetap dibuka untuk aktivitas berwisata, karena dinilai masih aman bagi pengunjung. Next