in , ,

Museum Gubug Wayang, Warisan Budaya Kebanggaan Mojokerto

Mengagumi Kekayaan Budaya Tradisional di Museum Gubug Wayang

Museum Gubug Wayang
Museum Gubug Wayang (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Kesenian wayang belakangan memang mulai ditinggalkan peminatnya. Sebagian beralih ke hiburan modern yang lebih praktis dan bervariasi. Namun, bukan berarti warisan budaya ini sudah sepenuhnya punah. Teman Traveler masih bisa melihat jejaknya di Museum Gubug Wayang Mojokerto.

Baca juga : Sate Kolombi Khas Minahasa, Rasanya Siap Membuatmu Kecanduan

Kebanggan Warga Mojokerto

20190713_141247_dfu.jpg
Tulisan Museum Wayang dari kejauhan (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Museum Gubug Wayang beralamat di Jalan Kartini no 23, Mojokerto. Sesuai namanya, di sini Teman Traveler bisa melihat beragam koleksi wayang dari berbagai daerah dan kebudayaan. Semuanya tampak tertata rapi dan diberi keterangan lengkap.

20190713_143100_Z3Q.jpg
Salah satu koleksi di museum (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Berada di jantung kota, museum ini memang jadi salah satu kebanggaan masyarakat setempat. Beragam koleksi di dalamnya seolah mewakili betapa kayanya warisan kebudayaan yang ada di Indonesia. Apalagi peresmiannya dulu dilakukan oleh Drs Suyadi, seorang seniman terkenal tanah air yang juga dikenal dengan panggilan Pak Raden.

Koleksi Lengkap

20190713_145222_kRm.jpg
Koleksinya benar-benar komplet (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Tiket masuk museum ini dibanderol Rp30.000 per orang. Cukup sepadan jika dibandingkan dengan koleksi yang ditampilkan. Di sini Teman Traveler bisa melihat kumpulan lengkap cerita pewayangan, mulai dari kawasan barat hingga timur Nusantara. Selain wayang kulit yang diketahui orang pada umumnya, ada juga koleksi wayang bambu dan golek yang didatangkan langsung dari daerah asalnya.

20190713_141927_9ve.jpg
Patung wayang menyambut pengunjung dekat pintu masuk (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Memasuki area gerbang, pengunjung akan mendapati semacam auditorium terbuka berukuran mini. Lokasi ini biasa digunakan sebagai tempat pentas  untuk menyambut beberapa tamu penting atau pengunjung yang datang dengan rombongan besar.

Sebelum masuk ruangan koleksi, pengunjung diwajibkan mengenakan alas kaki berupa sandal yang sudah disiapkan pengelola. Kebijakan ini diambil guna menjaga kebersihan area museum.

Koleksi Lain yang Tak Kalah Menarik

20190713_142148_LXq.jpg
Kursi roda Pak Raden (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Karakter Pak Raden rupanya sangat melekat dengan pembangunan museum ini. Tak heran jika di sini Teman Traveler bisa menemukan patung sang tokoh, beserta kursi roda milik Drs Suyadi yang diabadikan dalam kotak kaca. Kursi tersebut kabarnya digunakan sang seniman kala meresmikan museum ini.

20190713_142306_8vH.jpg
Seperangkat gamelan lengkap (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Selain wayang, museum ini juga memiliki sejumlah koleksi senjata tradisional keris dan tombak. Teman Traveler juga bakal menjumpai sederet alat musik gamelan yang tertata rapi, lengkap bersama sejumlah tokoh pewayangan.

20190713_142610_uhN.jpg
Karakter wayang (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Saking lengkapnya museum ini, rasanya tak ada satupun celah dinding yang tak diisi koleksi wayang maupun lukisan. Bahkan, pilar kolom bangunannya dihiasi deretan foto artis dan tokoh dari berbagai zaman, seperti Benyamin S, Ketut Hartarajasa, Titiek Puspa, hingga Presiden Joko Widodo.

Nostalgia dengan Si Unyil

20190713_143017_cD1.jpg
Koleksinya bikin kagum (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Koleksi wayang golek terasa cukup dominan di museum ini. Semua karakternya seolah menggambarkan berbagai tokoh dalam kehidupan nyata. Benar-benar mengagumkan.

Buat Teman Traveler yang kangen dengan serial Si Unyil, di sini kalian bisa melepas sejenak kerinduan tersebut. Ada satu tempat di sini yang dihiasi miniatur kampung Si Unyil, lengkap dengan berbagai diorama dan tokoh-tokohnya. Sangat menarik.

20190713_144138_m2B.jpg
Koleksi wayang tokoh dunia (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Beranjak ke lantai dua, Teman Traveler akan semakin dibuat kagum dengan koleksi wayang yang banyak dan lengkap. Bahkan sampai ada yang harus ditata di lantai dan dibuat berjenjang hingga hampir menyentuh langit-langit. Waktu empat jam pun dijamin bakal kurang untuk mengagumi semua koleksi di sini.

20190713_150742_OVe.jpg
Karikatur Pak Raden (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Itulah sedikit pengalaman saya jalan-jalan di Museum Gubug Wayang. Deretan koleksinya sungguh mengagumkan dan bikin takjub. Buat Teman Traveler yang punya minat khusus terhadap seni budaya tradisional dan sedang keliling wisata Mojokerto, bisa coba mampir ke sini ya. Next

ramadan
Penjual kue di Pasar Kotagede

Rekomendasi Pasar Tradisional Jogja, Yuk Buru Kuliner Khasnya

Bakso Tumpeng Jogja

Bakso Tumpeng Jogja, Unik dan Bikin Penasaran