in , ,

Museum Lokananta Solo, Main ke Studio Musik Pertama

Menyimak Koleksi Musik Bersejarah di Museum Lokananta

Museum Lokananta
Museum Lokananta (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Jika ditanya soal wisata Solo, sebagian besar Teman Traveler mungkin akan menjawab Kraton Surakarta atau Pasar Gedhe. Keduanya memang sudah lama jadi ikon wisata Kota Batik. Namun demikian, sebenarnya masih ada banyak tempat menarik lho untuk disambangi di sini. Salah satunya adalah Museum Lokananta.

Baca juga : 7 Best Five-Star Beachfront Resorts in Nusa Dua under USD200

Tempat bersejarah ini diklaim sebagai studio musik pertama, yang juga menyimpan koleksi rekaman suara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Yuk Teman Traveler, simak pengalaman lengkap saya saat berkeliling di Museum Lokananta.

Berdiri Sejak 1956

dscf0128_1cy.jpg
Legenda Lokananta (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Bagi penggemar musik era 1960 hingga 1990-an, nama Lokananta tentu sudah tak asing lagi. Nama tersebut identik dengan studio rekaman pertama di Indonesia, yang sekaligus jadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan industri musik di Nusantara.

Didirikan pertama kali pada 29 Oktober 1956, Lokananta kini sudah berusia sekitar enam dekade. Sebuah rentang waktu panjang untuk sebuah label musik yang kini berada di bawah asuhan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia.

Tempat Lahirnya Musisi Legendaris Indonesia

dscf0130_z74.jpg
Kaset Pita Anggun C. Sasmi (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Studio rekaman yang beralamat di Jl. Ahmad Yani no. 379, Kerten, Laweyan, Solo ini juga menjadi tempat para musisi legendaris Indonesia menelurkan karya hebat mereka. Tercatat nama-nama seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, hingga Anggun C. Sasmi sempat merekam suara emas mereka di sini.

Namun begitu era 80-an berlalu, nama Lokananta sempat terkubur. Bahkan tak sedikit warga Solo yang mengira studio legendaris ini telah tutup dan
beralih fungsi menjadi lapangan futsal. Sungguh miris, mengingat bangunan ini punya peran besar dalam sejarah industri musik Indonesia.

dscf0092_BWZ.jpg
Sejarah perkembangan Lokananta (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Tahun 2012 seolah jadi momen kebangkitan Lokananta, usai sempat mati suri dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah musisi kenamaan tanah air mulai merekam lagu-lagu mereka di sini, mulai dari Glen Fredly, White Shoes and The Couples Company, Pandai Besi, Shaggydog, hingga Senyawa.

Gamelan Lokananta yang Penuh Aura Mistis

dscf0143_q6J.jpg
Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Terlepas dari fungsinya sebagai studio rekaman, Studio alias Museum Lokananta juga menyimpan ribuan koleksi terkait perkembangan industri musik dan seni budaya Indonesia. Salah satunya adalah set gamelan Lokananta Kyai Sri Kuncoro Mulyo.

Gamelan ini konon telah ada sejak jaman Pangeran Diponegoro dan diboyong ke Solo pada 1937 oleh R. Moelyosoehardjo selaku pewaris pertama. Sejak 12 Oktober 1984, alat musik tradisional ini resmi bersemayam di dalam museum.

dscf0146_hBL.jpg
Gamelan dengan aura mistis (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Istilah Lokananta sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang kurang lebih berarti ‘gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh.’ Keberadaan gamelan ini juga kerap muncul di beberapa cerita legendaris pewayangan. Dikisahkan bahwa Lokananta merupakan seperangkat gamelan dari Suralaya (istana dewa-dewa di kahyangan) yang dapat berbunyi sendiri tanpa penabuh.

Entah ada hubungannya atau tidak, menurut beberapa cerita yang beredar koleksi gamelan di Museum Lokananta ini tak jarang berbunyi sendiri setiap malam. Boleh percaya boleh tidak ya Teman Traveler. Agar lebih jelas, kalian bisa buktikan sendiri dengan mampir ke sini.

Aneka Koleksi Rekaman Bersejarah

dscf0149_3XT.jpg
Ruang koleksi kaset pita dan piringan hitam (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Teman Traveler pernah mendengar rekaman suara Presiden Soekarno kala membacakan naskah Proklamasi? Rupanya rekaman tersebut merupakan rekaman ulang yang dibuat pada 1951 atau enam tahun pasca Indonesia merdeka.

Menurut informasi yang ada di museum, terjadi kendala mati listrik kala naskah proklamasi kemerdekaan dibacakan pada 1945. Akibatnya, peristiwa bersejarah tersebut tidak sempat diabadikan dalam bentuk rekaman audio.

Bung Karno lantas melakukan rekaman ulang pembacaan teks Proklamasi di Studio RRI Jakarta pada 1951. Master rekaman tersebut lantas dikirim ke Lokananta untuk digandakan dan disebarkan ke seluruh Indonesia.

dscf0160_vvo.jpg
Piringan emas Asian Games IV (c) Nurlaili S/Travelingyuk

Koleksi menarik lain yang bisa Teman Traveler temukan di sini adalah piringan hitam bertajuk ‘Asian Games IV: Souvenir from Indonesia’, yang berisi rekaman lagu-lagu daerah dari seluruh Nusantara. Salah satunya adalah lagu ‘Rasa Sayange’, yang sempat bikin geger lantaran diklaim berasal dari Malaysia.

Itulah sedikit pengalaman saya jalan-jalan di Museum Lokananta. Buat Teman Traveler yang mengaku menyukai musik, tak ada salahnya berkunjung ke sini. Museum buka antara pukul 08.00 hingga 16.00 dan pengunjung tidak dikenakan tiket masuk sama sekali. Jangan lupa mampir jika sedang menjelajah wisata Solo ya. Next

ramadan
Suasana di Beatus Alfresco Dining Surabaya

Beatus Alfresco Surabaya, Spesialis Kepiting yang Rasanya Juara

Medpresso Coffee Garden, Kafe Tema Alam yang Bikin Sejuk