in , ,

Lubang Buaya, Saksi Sejarah Kelam September 1965

Mengenang Jasa Pahlawan Revolusi di Museum Lubang Buaya

Museum Lubang Buaya
Museum Lubang Buaya (c) Aning Fitriana/Travelingyuk

Hari Kesaktian Pancasila merupakan salah satu cara untuk mengenang G/30SPKI, tragedi yang dianggap sebagai salah satu bentuk kekejaman terhadap sejumlah pejabat militar Indonesia.

Baca juga : Liburannya Viviane dan Sammy Simorangkir, Orang Tua Baru yang Gemar Traveling

Salah satu tempat yang jadi saksi bisu peristiwa berdarah tersebut dan menjadi adalah Lubang Buaya. Bagi Teman Traveler yang termasuk pecinta sejarah, tempat ini wajib dikunjungi.

Mengenang Pahlawan Revolusi

Pemandu museum (c) Aning Fitriana/Travelingyuk

Lubang Buaya kini telah diubah menjadi museum dan peresmiannya dihadiri langsung oleh Presiden Soeharto. Keberadaan museum ini bertujuan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan revolusi.

Museum Lubang Buaya berada di Jalan Raya Pondok Gede no 24, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Teman Traveler bisa mengunjungi tempat ini setiap hari, kecuali Hari Libur Nasional, antara pukul 09.00 hingga 16.00. Harga tiketnya cukup murah, sekitar Rp2.500 per orang. Tempat ini kerap dipadati para pecinta sejarah maupun pengunjung dari kalangan pelajar.

Lubang Maut

Lubang Maut (c) Aning Fitriana/Travelingyuk

Museum Lubang Buaya dibagi menjadi beberapa bagian, yakni Monumen Pancasila Sakti, Museum Pengkhianatan PKI, Dapur PKI, Diorama Penyiksaan PKI, serta Lubang Maut. Tempat yang disebut terakhir dulunya digunakan oknum PKI untuk mengubur jasad para jendral yang sudah dibunuh secara kejam.

Lubang Maut menjadi spot paling menarik bagi sebagian besar pengunjung. Konon Teman Traveler masih bisa melihat bekas bercak darah para jendral di sekitar sini. Tak heran jika tempat ini lantas diberi julukan ‘maut’.

Di sekitar Lubang Maut didirikan sebuah prasasti dengan kalimat berbunyi ‘Tjitaā€¯ Perdjuangan Untuk Menegakkan Kemurnian Patnja-Sila. Tidak
Mungkin Dipatahkan Hanja Dengan Mengubur Kami Dalam Sumur Ini
.’

Kalimat tersebut kiranya bisa mewakili perasaan para jendral yang terbunuh. Di sekitar Lubang Maut dibangun dinding tinggi sebagai pembatas. Tujuannya untuk menjaga agar kawasan ini tetap terjaga baik sebagai salah satu tempat mengenang perjuangan para pahlawan revolusi.

Monumen Tujuh Perwira dan Museum Pareban PKI

Monumen Tujuh Perwira (c) Aning Fitriana/Travelingyuk

Teman Traveler, dekat Lubang Maut kalian bisa menemukan Monumen Tujuh Perwira sebagai simbol perjuangan dan penghormatan pada para jendral yang gugur dalam peristiwa September 1965. Di sekitar sini juga terdapat beberapa rumah yang telah dialihfungsikan menjadi diorama penyiksaan, replika dapur umum, dan pos komando pemberontakan PKI.

Kawasan Museum Lubang Buaya juga memiliki Museum Pareban, di mana di dalamnya Teman Traveler bisa menyaksikan beragam diorama terkait peristiwa G30S/PKI, mulai dari persiapan pemberontakan, penculikan, hingga peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Jendral Soeharto.

Diorama Penyiksaan (c) Aning Fitriana/Travelingyuk

Teman Traveler juga bisa mengunjungi Museum Pengkhiatan PKI yang berisi diorama keganasan pemberontakan PKI. Memasuki dua museum tersebut, kalian akan merasakan nuansa sunyi dan kelembapan. Kalian bakal diajak melihat satu demi satu rentetan kejadian dalam peristiwa berdarah 30 September 1965.

Pencahayaan di dalam museum cukup redup. Tembok yang bercorak pucat kian menambah aura kesedihan di dalamnya. Teman Traveler bisa jadi bakal makin terbawa dalam lamunan masa lalu, membayangkan situasi saat peristiwa G30S/PKI terjadi. Apalagi patung-patung di dalam museum tampak seperti hidup.

Wisata Bernuansa Edukatif

Pengunjung di museum (c) Aning Fitriana/Travelingyuk

Selain dari kalangan pelajar, pengunjung museum ini juga banyak yang berstatus mahasiswa. Mereka biasanya datang untuk melakukan riset maupun penelitian.

Bagi Teman Traveler yang ingin sekedar belajar lebih banyak soal G30S/PKI, masing-masing diorama dilengkapi buku teks berisi penjelasan detail. Jika ingin lebih praktis, Teman Traveler bisa menggunakan jasa pemandu.

Secara umum, kondisi museum ini terlihat bagus. Semua diorama dan benda sejarah di dalamnya tampak terawat dan bersih. Patut dikunjungi bagi Teman Traveler yang gemar mengisi liburan dengan jalan-jalan di destinasi bernuansa edukatif. Next

ramadan

Pantai ‘Gurun Pasir’ di Indonesia, Double Serunya

Jalur pendakian menuju Puncak Mahameru

Rekomendasi Gunung Sekitar Malang, Yuk Rencanakan Pendakianmu