Indonesia bisa merdeka seperti saat ini tak lepas dari perjuangan para
pahlawan. Museum menjadi tempat yang tepat untuk mempelajari dan mengenang jasanya. Selain mengisi waktu luang, bisa untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme juga. Di Bandung ada beberapa museum yang menceritakan kegigihan para pahlawan melawan penjajah dan pemberontakan, salah satunya adalah Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Baca juga : Ngopi Mantap di Ngarai Sianok, Langsung Cus ke Kafe Taruko
Sebelas Ruangan Beda Waktu
Museum Mandala Wangsi terdiri dari sebelas ruangan yang menceritakan
kejadian di waktu yang berbeda-beda. Pada saat masuk ke ruangan museum, Teman Traveerl akan dibawa ke masa lalu ketika rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah. Bergeser ke ruangan selanjutnya, waktu terus berjalan sampai saat persiapan kemerdekaan. Akan tetapi, setelah merdeka kondisi negara Indonesia belum sepenuhnya kondusif. Teman Traveler bisa melihat berbagai perang, baik saat melawan tentara sekutu, maupun berbagai macam pemberontakan seperti DI/TII, G 30 S/PKI, dan APRA. Selain itu, di museum ini juga bisa mengenal berbagai lambang satuan divisi Siliwangi dan matan panglima divisinya.
Kebijakan Dilarang Memotret
Seperti yang Teman Traveler ketahui, di beberapa museum ada kebijakan
untuk tidak memotret di dalam museum. Begitu pun dengan Museum Mandala Wangsit. Saat akan masuk, diharuskan menitipkan tas dan kamera di tempat yang sudah disediakan. Semua ini dilakukan karena sebagian koleksi museum dilindungi hak ciptanya. Ditambah lagi, untuk menjaga benda-benda di sana agar kondisinya tetap baik. Namun tidak perlu kecewa, karena Teman Traveler masih bisa memotret di luar ruangan museum.
Koleksi di Luar Ruangan
Di bagian luar museum bisa menemukan ‘Si Gajah’, sebuah mobil ambulan yang digunakan pada tahun 1957 sampai 1962. Mobil putih ini digunakan secara rutin oleh rumah sakit Majalaya, membantu menyelamatkan korban saat pemberontakan dan proses penumpasan DI/TII.
Tank stuart, panser, dan meriam yang digunakan semasa terjadinya pemberontakan pasca kemerdekaan. Dan beberapa koleksi keren lainnya.
Patung Letnan Kolonel Adolf G. Lembong
Disana jua akan ditemukan patung Letnan Kolonel Adolf Gustaaf Lembong. Tempat patung tersebut berdiri merupakan tempat tewasnya beliau pada tanggal 23 Januari 1950 saat melawan pemberontaka APRA. Peristiwa tersebut juga menewaskan 78 prajurit Siliwangi di tempat lain. Untuk menghormati perjuangan beliau, namanya diabadikan sebagai nama jalan di sana, yaitu Jalan Lembong.
Jika Teman Traveler tertarik untuk mengetahui cerita bersejarah di museum ini dan ingin datang kesini, bisa datang ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi pada saat jam kerja. Next