Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitulah salah satu ujaran Bung Karno, proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk terus menghargai warisan budaya masa lalu. Bagi warga Kalimantan Timur, hal itu bisa dilakukan di Museum Mulawarman.
Baca juga : Exploring Baubau, the Portal City of Southeast Sulawesi
Museum Mulawarman bisa dibilang merupakan salah satu lokasi dalam sejarah perkembangan Kalimantan, khususnya wilayah Timur. Di dalamnya terdapat banyak artifak dan koleksi lain yang membuktikan eksistensi dan kejayaan Kerajaan Kutai di Borneo. Bahkan kompleks bangunannya pun menyimpan sejarah sendiri.
Berada di Wilayah Strategis
Museum Mulawarman siap menyambut wisatawan maupun warga lokal yang ingin belajar lebih dalam tentang sejarah budaya Kalimantan Timur. Lokasinya sangat strategis karena berada di pusat Tenggarong, Kutai Kartanegara. Dari kota-kota besar lainnya, museum ini juga bisa dijangkau dengan sangat mudah.
Sobat traveler yang berangkat dari Balikpapan hanya perlu melakukan perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam. Sementara mereka yang memilih meluncur dari Samarinda, bakal butuh waktu kurang lebih 45 menit sampai sejam sebelum bisa mencapai pelataran museum. Namun jangan khawatir, panjangnya durasi perjalanan akan terbayar lunas dengan beragam keseruan yang menanti.
Serasa Kembali ke Masa Lampau
Begitu masuk ke kompleks Mulawarman, pengunjung akan serasa dibawa ke era waktu yang berbeda. Koleksi prasasti dari berbagai era kerajaan tertata rapi. Selain itu masih ada beberapa artifak budaya penting seperti peralatan adat, topeng, patung, dan masih banyak lagi.
Hal tersebut sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, mengingat museum ini memiliki koleksi cukup lengkap. Tepatnya mencapai 5.373 benda dengan nilai historis tinggi. Semuanya disimpan dengan hati-hati dan disusun berdasarkan klasifikasi khusus, seperti Seni Rupa, Etnografika, Geologi, Arkeologi, dan masih banyak lagi.
Jejak Keluarga Kerajaan
Bangunan Museum Mulawarman ternyata juga menyimpan sejarah tersendiri. Menurut sejumlah sumber, gedung yang digunakan dulunya merupakan bagian dari wilayah Keraton Kutai Kartanegara dan sempat dikuasai oleh Belanda. Pemerintah Kolonial lantas menyerahkan hak kepemilikannya pada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada 1935 silam.
Seiring perkembangan waktu, kompleks yang pernah terbakar pada 1963 ini lantas dirombak menjadi museum. Gaya arsitekturnya juga sedikit diubah agar mirip dengan rumah tradisional suku dayak. Pengelolaannya kini diserahkan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Patung Lembuswana Ikonik
Di bagian depan Museum Mulawarman terdapat patung Lembuswana yang cukup ikonik. Menurut sejumlah pemberitaan, patung sapi dengan sayap burung, tanduk, dan belalai mirip gajah ini dibuat di Myanmar pada 1850 silam. Menurut kepercayaan Hindu sosok tersebut merupakan perlambang Batara Guru.
Selain patung Lembuswana, spot menarik lain di museum ini adalah kompleks pemakaman khusus keluarga kerajaan. Sobat traveler bisa berkunjung ke sana untuk melihat bukti masa kejayaan kerajaan Kutai Kartanegara. Selain itu di bagian dalam museum juga terdapat singgasana yang dulunya biasa diduduki oleh para raja dan ratu.
Destinasi Wisata Merakyat
Dengan segudang pengetahuan yang ada di dalamnya, pihak pengelola museum ternyata tidak mematok tarif masuk terlalu tinggi. Masing-masing pengunjung hanya perlu membayar 2.500 rupiah untuk tiket masuk, sementara anak-anak cukup seribu rupiah saja. Setelah puas melihat-lihat koleksi di dalam museum, para pelancong bisa memburu oleh-oleh di toko cinderamata yang sudah tersedia.
Itulah sedikit gambaran mengenai keindahan dan daya tarik Museum Mulawarman. Siapa sangka bahwa keberadaannya ternyata punya kaitan langsung dengan perkembangan sejarah Keraton Kutai Kartanegara. Jadi jika lain kali sobat traveler sedang berada di Kalimantan Timur, tak ada salahnya mampir ke sini. Next