in , ,

Museum Panji, Memasuki Relung Sejarah di Tumpang

Belajar Warisah Sejarah Masa Lampau di Museum Panji

Koleksi topeng di Museum Panji
Koleksi topeng di Museum Panji (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Buat Teman Traveler yang sedang berada di Malang, ada satu tempat yang tawarkan sensasi rekreasi dan wisata sejarah dalam satu tempat. Bertajuk Museum Panji, destinasi ini cocok disambangi bersama keluarga di akhir pekan. Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga : TN Gunung Rinjani Menurunkan Kuota Pendakian 25 Persen

Berada di Desa Slamet

img_2927_01_Kfi.jpg
Terdapat fasilitas kolam renang (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Museum Panji berada di Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Tidak tersedia transportasi umum untuk menuju sini, jadi sebaiknya Teman Traveler menumpang kendaraan pribadi.

Butuh waktu perjalanan kurang lebih 30 menit dari Malang untuk sampai di sini. Begitu sampai, Teman Traveler akan langsung dimanja udara segar. Maklum saja, destinasi ini memang berada di kawasan dataran tinggi.

Tiket Masuk

img_20190706_142000_01_KT4.jpg
Koleksi radio tua (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Sebelum masuk, Teman Traveler terlebih dulu harus membeli tiket seharga Rp25.000 untuk dewasa atau Rp20.000 untuk anak anak. Harga yang cukup murah untuk sebuah tempat wisata bernuansa sejarah.

Menjelajah area dalam museum, Teman Traveler bakal langsung disambut alunan lembut gendhing Jawa. Di beberapa sudut dinding, tampak beberapa ornamen yang menggambarkan suasana Malang tempo dulu. Kalian juga bakal melihat sederet meja kursi kuno serta area makan.

Tata Letak

img_20190706_134826_01_KUc.jpg
Selamat datang di museum (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Oh ya, sebelum masuk bangunan utama Teman Traveler bakal melewati kolam renang luas. Pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas ini secara gratis. Kawasan sekitarnya dihiasi dinding batu bata yang dibiarkan tanpa balutan semen, dengan hiasan aneka relief di permukaannya.

Dibangun di atas lahan tiga hektar, museum yang telah eksis sejak 2014 ini mengusung konsep sebagai wisata edukasi, budaya, dan rekreasi. Terlepas dari namanya, tempat ini sama sekali jauh dari kesan membosankan lho Teman Traveler.

img_20190706_130851_01_TP8.jpg
Denah museum (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Begitu meninggalkan beranda, Teman Traveler bakal melihat peta berisi informasi yang akan memudahkan kalian menjelajah tiap relung museum. Di sisi kanan terdapat banyak wayang kulit, dengan penataan menyerupai pertunjukan pertunjukan wayang sungguhan.

Secara umum bangunan utama museum dibagi menjadi empat bagian., yakni Cerita Panji dalam seni pertunjukan, Cerita Panji dan sejarah, Diorama Masa Cerita Panji Populer, dan terakhir adalah Cerita Panji di masa kini.  

Koleksi Museum

img_2929_01_ZZU.jpg
Wayang Kulit (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Koleksi museum ini cukup lengkap Teman Traveler. Mulai dari naskah sastra, topeng-topeng, hingga berbagai jenis wayang. Kalian bisa melihat langsung beberapa karya Wayang Tengger, Golek, Suket, Krucil, Debog, dan masih banyak lagi. 

Di ruang topeng tersedia atribut untuk berswafoto. Memasuki ruang selanjutnya terdapat ruangan khusus berisi aneka koleksi benda kuno, dari masa Singhasari hingga Majapahit.

img_20190706_131808_01_IWW.jpg
Wayang Krucil (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk
img_2932_01_KFF.jpg
Koleksi topeng (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk
img_2933_01_xV3.jpg
Diorama perang (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk
img_2937_01_mAH.jpg
Diorama perang secara mendetail (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Teman Traveler akan menemukan satu hal menarik berupa lubang besar di tanah, mirip galian terbengkalai. Jangan salah, spot ini merupakan diorama Perang Ganter, peristiwa pertempuran antara pasukan kerajaan Kedhiri, melawan pasukan Ken Arok dari Tumapel yang terjadi pada 1222 M. Kejadian ini diyakini sebagai cikal bakal munculnya Kerajaan Singhasari.

Di bagian akhir museum, Teman Traveler akan mendapati replika dapur masa lalu. Sudut ini juga berfungsi sebagai visualisasi kisah Panji Keong Mas. Tepatnya kejadian kala Dewi Sekartaji dikutuk menjadi seekor keong. Ketika ia sendirian di dapur Mbok Rondo Dadapan, wujudnya kembali berubah menjadi manusia.

Menyusuri Relung Sejarah

img_20190706_152920_01_iXx.jpg
Bangunan museum (c) Kurnia Pangestuti/Travelingyuk

Secara keseluruhan bangunan museum ini dikelilingi air. Hal ini sejalan dengan Cerita Panji yang juga tak terlepas dari air, elemen perlambang kehidupan. Lingkungan sekitarnya juga dikelilingi pepohonan hijau nan rimbun.

Berkunjung ke Museum Panji berikan pengalaman tersendiri. Sembari jalan-jalan, Teman Traveler akan diajak menapaki relung-relung kejayaan masa lalu. Jangan lupa jalan-jalan jika sedang menjelajah wisata Malang ya. Next

ramadan
Sajian di Hello Odading

Hello Odading, Jajanan SD yang Naik Kelas

Pantai Lenggoksono

Pantai Lenggoksono, Bentang Elok di Selatan Malang