MRT atau Mass Rapid Transit sudah mulai beroperasi sejak beberapa tahun lalu. Transportasi umum ini jadi salah satu favorit banyak orang. Kamu sudah perah mencoba naik MRT? Kalau belum, yuk intip perjalanan salah satu kontributor naik MRT ke Plaza Indonesia. Agar kalau kamu berencana naik MRT, bisa lebih memahami alurnya.
Baca juga : Ingin Jumpa Suku Pedalaman ala Papua di Jawa? Kampung Primitif Jawabannya
Sebelum naik MRT, saya menaiki KRL dari tujuan Bogor dan turun di stasiun terdekat, yaitu Stasiun Sudirman. Posisi pintu masuk MRT tidak terlalu jauh, sekitar 100 meter dari pintu keluar KRL Stasiun Sudirman dengan berjalan kaki saja. Setelah menemukan pintu masuk MRT (Dukuh Atas BNI), kemudian saya menuruni anak tangga menuju loket MRT.
Banyak pilihan pembayaran dan tarif tiket
Untuk menaiki MRT ini, kalian bisa menggunakan uang elektronik. Uang elektronik yang dimaksud berupa:
- JakLingko,
- E-Money (Bank Mandiri)
- Brizzi (Bank BRI)
- Tap Cash (Bank BNI)
- Flazz (Bank BCA), dan
- JakartaOne (Bank DKI)
Uang elektronik tersebut dapat diperoleh dari masing-masing bank. Kalian juga dapat memilih beberapa alternatif metode pembayaran, seperti Kartu MRT Jakarta. Jelajah Single Trip dan Multi Trip Kartu ini dapat diperoleh di mesin tiket otomatis (ticket vending machine) atau loket tiket (ticket sales office) yang ada di seluruh Stasiun MRT Jakarta.
Perbedaan Kartu MRT Single Trip dan Kartu MRT Multi Trip adalah:
- Kartu MRT Single Trip: Kartu hanya untuk perjalanan sekali jalan dan masih bisa digunakan atau berlaku untuk 7 hari, dengan harus mengisi saldo (top up) saat ingin berangkat.
- Kartu MRT Multi Trip: Kartu dapat digunakan lebih dari satu kali dan apabila saldo habis, dapat diisi saldo (top up) dengan masa berlaku kartu lebih lama.
Tarif MRT Jakarta pada tap di stasiun awal sebesar Rp3.000 dan akan bertambah Rp1.000 per stasiun berikutnya, hingga jarak terjauh totalnya mencapai Rp14.000.
Jangan duduk di lantai
Nah, apabila sudah memegang kartu nya, kalian tinggal tap kartu tersebut di sensor yang terdapat di pintu otomatis. Kemudian menuruni anak tangga lagi untuk naik MRT nya.
Karena tujuan saya ke Plaza Indonesia, saya hanya melewati 1 stasiun saja, yaitu, Stasiun Bundaran HI. Ketika menunggu MRT tiba, kalian bisa duduk duduk di tempat yang sudah disediakan oleh petugasnya. Tapi, hati hati ya, sekarang sudah ada larangan bagi warga yang duduk di lantai dan makan di stasiun sebesar Rp500.000 lho.
Bedanya dengan KRL dan LRT
Perbedaan menaiki MRT dengan KRL ataupun LRT bisa dilihat dari tingkat kenyamanan, kecepatan, dan kapasitas orang tentunya.
MRT :
- 6 kereta
- 1950 penumpang
- 173.400/perhari
- Jalan layang & bawah tanah
KRL :
- 8 – 10 kereta
- 2000 penumpang
- 1.200.000/hari
- Jalan layang & atas tanah
LRT :
- 2 – 4 kereta
- 600 penumpang
- 360.000/hari
- Jalan layang
Bagaimana Teman Traveler, makin yakin buat cobain naik MRT untuk bepergian selama ada di Jakarta? Next