in , ,

Ngabuburit di Desa Sade, Jalan-jalan Sambil Kenalan dengan Budaya Suku Sasak

Ngabuburit Bermakna Sambil Traveling di Desa Sade Lombok

Pengrajin tenun di Desa Sade Lombok
Pengrajin tenun di Desa Sade Lombok (c) Rosita/Travelingyuk

Sedang berada di Lombok saat Ramadan, tapi bingung ngabuburit ke mana? Selain pesona alam cantik, Pulau Seribu Masjid juga punya beberapa desa wisata menarik. Jika sedang liburan di kawasan Mandalika, wisata Desa Sade bisa jadi pilihan untuk habiskan waktu sembari menunggu jam berbuka.

Baca juga : Jembatan Gantung Sindang, Spot Keren Tersembunyi Purbalingga

Sambil menanti bedug Maghrib, Teman Traveler bisa mengenal lebih dekat budaya suku Sasak. Tentunya bakal lebih mengasyikkan bukan? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Sade, Salah Satu Desa Tradisional Lombok

Tampak depan Desa Sade (c) Rosita/Travelingyuk

Sade merupakan salah satu desa tradisional di Lombok yang tak pernah sepi wisatawan. Bahkan di bulan Ramadan seperti sekarang. Teman Traveler bisa jalan-jalan di sekitar sini sambil menunggu waktu berbuka.

Desa Sade sendiri berlokasi di Rembitan, Kecamatan Puju, Kabupaten Lombok Tengah. Jaraknya sekitar 13 dari Bandara Internasional Lombok. Lokasinya ada di tepi jalan utama, bakal memudahkan Teman Traveler yang ingin berkunjung ke sini.

Desa wisata ini merupakan tempat tinggal suku Sasak, suku asli Lombok. Wilayah ini memiliki 150 rumah dan kepala keluarga. Sebelum masuk, Teman Traveler akan diminta mengisi buku tamu. Oh ya, terdapat juga local guide yang siap mengantar kalian mengelilingi destinasi menarik ini.

Mengenal Budaya Suku Sasak

Salah satu local guide yang siap menemani (c) Rosita/Travelingyuk

Menghabiskan waktu sembari menunggu jam berbuka dengan mengunjungi Desa Sade tentu bakal jadi pengalaman asyik. Di sini Teman Traveler bisa mengenal langsung budaya Suku Sasak.

Salah satu yang unik dan masih dipertahankan hingga kini adalah kawin culik. Ketika pasangan Sasak hendak menikah, pihak laki-laki akan menculik si perempuan dan membawanya lari. Barulah setelah itu, sang laki-laki akan meminta restu ke pihak perempuan.

Beragam kain tenun Desa Sade (c) Rosita/Travelingyuk

Tradisi lain Desa Sade yang masih ada hingga kini adalah menenun. Kemampuan ini wajib dikuasai semua perempuan desa, bahkan mereka baru diperbolehkan menikah jika sudah memiliki keahlian tersebut. Tak heran jika di sepanjang jalan, Teman Traveler akan menemukan banyak penjual kain tenun. Motif dan warnanya beragam, tampak sangat menarik.

Rumah Khas Suku Sasak

Rumah khas Suku Sasak (c) Rosita/Travelingyuk

Dengan bentuk yang unik dan khas, rumah khas Suku Sasak di Sade selalu jadi spot foto favorit wisatawan. Deretan rumah tersebut sebenarnya dibagi berdasarkan fungsinya.

Bale Bonter merupakan tempat pejabat desa menggelar persidangan adat. Bale Kodong ditempati orang tua maupun pasangan pengantin yang belum punya rumah. Ada juga Bale Tani, tempat tinggal warga yang berprofesi sebagai petani.

Oh ya, masyarakat Sade juga menggunakan kotoran sapi untuk lantai rumahnya lho. Memang terdengar aneh, namun bahan tersebut diyakini bisa merekatkan lantai rumah yang terbuat dari tanah liat. Hal ini juga dipercaya efektif untuk menjaga lantai bersih dari debu, sehingga serangga seperti nyamuk tak masuk rumah.

Pengrajin tenun di Sade (c) Rosita/Travelingyuk

Itulah sekilas ulasan mengenai Desa Sade, salah satu daya tarik wisata Lombok. Bisa banget Teman Traveler kunjungi sembari menanti waktu berbuka puasa. Selamat jalan-jalan! Next

ramadan
Halaman depan Jendela Bali The Panoramic Resto

Jalan-jalan di GWK Cultural Park? Lunch di Restoran Fancy Ini

Kafe di Mataram

Kafe di Mataram Lombok, Pecinta Kopi Nggak Perlu Bingung Asupan Kafein