Sekilas melihatnya, mungkin kita menyangka ini adalah lembah cantik di Eropa saat musim panas. Nyatanya, lembah ini terletak di Poso, Sulawesi Tengah. Lembah Napu atau disebut juga Lembah Bada, sungguh elok pemandangannya. Keindahan perbukitan Lembah Napu dapat kamu nikmati ketika menempuh perjalanan dari Poso menuju Napu melalui jalan yang berada di punggung perbukitan. Lokasinya persis membelah bukit, ditambah lagi dengan padang rumput hijau yang luas membentang.
Baca juga : Ingin Buang Kenangan ‘Mantan Jahanam’? Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini!
Tak hanya savana, tak jauh dari sini kamu bisa menemukan hutan pinus yang mewarkan lanskap yang tepat untuk fotografi. Menariknya lagi pepohonan pinus ini sangat kontras dengan padang savana, sehingga terlihat sungguh sempurna. Dataran Tinggi Napu membentang di antara empat desa, yaitu: Desa Sedoa, Wuasa, Wanga, dan Watutau. Setiap sudut area ini mengundangmu untuk menjelajah, dari mulai padang ilalang, hutan pinus, sungai berbatu dengan air yang jernih dan sungguh menyejukkan. Lebatnya bagian sumber air memberikan mata air yang konon airnya bisa langsung diminum.
Meskipun berada di dataran tinggi, sebenarnya wisata Sulawesi Tengah yang satu ini merupakan sebuah lembah dengan padang rumput yang luas. Oleh karena tanahnya sangat subur, daerah ini dijadikan tempat budidaya hortikultura. Kamu bisa melihat beragam buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti sedang berada di kawasan agrowisata. Dan saat penduduk setempat melakukan panen raya, kamu juga bisa ikut memanen dengan dalih belajar panen.
Tak hanya menyuguhkan padang savana yang begitu menawan, dataran tinggi Napu juga terkenal dengan situs batu megalitikum. Batuan-batuan megalitik dengan bentuk cantik ini terhampar diseluruh daerah lembah. Dari yang berbentuk ukiran manusia, hewan , kalamba dan masih banyak lagi. Menurut sumber yang ada, jumlah bebatuan megalitik ini ada 1.451 buah. Batuan ini merupakan peninggalan pra sejarah yang disinyalir lebih tua dari Candi Borobudur, tetapi belum ada yang mengetahui tujuan dan kegunaan batuan-batuan tersebut pada jaman dahulu.
Patung-patung ini bertubuh kurus, kepala besar, mata bulat dan beberapa baris menunjukkan alis, pipi dan dagu. Sebagian dari mereka berdiri tersendiri setengah terkubur di padang rumput yang luas. Hingga saat ini lebih dari 400 ukiran telah ditemukan di Lembah Bada tetapi hanya 30-an ukiran berbentuk manusia. Puluhan patung purbakala ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-14. Namun hanya sedikit yang diketahui tentang keberadaan patung patung ini. Next