in , ,

Pagoda Shwedagon, Tempat Disimpannya Helaian Rambut Buddha

Mengagumi Indahnya Komplek Pagoda Shwedagon di Myanmar

Salah satu pintu masuk menuju Pagoda Shwedagon
Salah satu pintu masuk menuju Pagoda Shwedagon (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Teman Traveler berkesempatan jalan-jalan di Yangon namun tak punya banyak waktu? Tenang saja, banyak kok hal seru yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah mengunjungi Shwedagon Pagoda, tempat disimpannya helaian rambut Buddha Gautama.

Baca juga : Warung Lotek Bu Ririn, Kuliner Cilacap Pas Disantap Siang-siang

Tidak Bisa Dilihat Sembarang Orang Lho

Berdoa di kompleks pagoda (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Shwedagon Pagoda diperkirakan sudah berusia lebih dari 2.600 tahun, sekaligus menjadikan bangunan ini sebagai stupa Buddha tertua dunia. Sangat wajib dikunjungi oleh Teman Traveler yang tertarik dengan budaya maupun tradisi lokal.

Seperti disebutkan sebelumnya, pagoda ini menyimpan delapan helai rambut Buddha Gautama. Sayangnya, relik tersebut hanya diperlihatkan pada orang-orang tertentu, dalam waktu-waktu khusus. Tidak semua orang bisa mendapat kesempatan terhormat melihat langsung helaian rambut Sang Buddha.

Puncaknya Berupa Emas

Puncaknya berupa emas (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Menjulang setinggi 98 meter dengan puncak berupa emas, Komplek Pagoda Shwedagon terdiri dari empat pagoda dan 18 Patung Buddha. Semuanya menunjukkan ekspresi dan penggambaran berbeda-beda.

Bangunan kuno ini memiliki empat pintu masuk, masing-masing dilengkapi loket untuk membeli tiket masuk. Teman Traveler yang penasaran ingin menjelajah ke dalam wajib membayar 10.000 Kyat atau sekitar Rp100.000.

Oh ya, sebelum memasuki lingkungan pagoda Teman Traveler diwajibkan melepas alas kaki, baik sepatu, sandal, serta kaos kaki. Barang-barang tersebut bisa dititipkan di pintu masuk dengan membayar seikhlasnya. Jika tak yakin, boleh juga dibawa ke dalam setelah disimpan di tas plastik.

Berikutnya, Teman Traveler harus melewati pemeriksaan di mesin detektor untuk memastikan kalian tak membawa benda berbahaya. Area di sini dibagi menjadi dua, untuk laki-laki dan perempuan.

Ikuti Cara Berpakaian Warga Lokal

Salah satu gerbang masuk menuju kompleks pagoda (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Teman Traveler wajib memperhatikan gaya berpakaian ketika hendak mengunjungi pagoda ini. Sebaiknya kalian tidak mengenakan baju lengan pendek. Hindari pula celana pendek atau rok di bawah lutut karena dianggap tidak sopan. Jika bingung, kalian bisa mengambil referensi dari pakaian yang dikenakan warga lokal.

Menikmati Senja

Penjual souvenir sepanjang tangga menuju kompleks pagoda (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Waktu terbaik mengunjungi pagoda ini adalah sore menjelang malam. Lantaran wajib melepas alas kaki, akan sangat panas jika Teman Traveler memilih datang siang hari. Selain itu langit di sekitar pagoda akan terlihat sangat indah kala terjadi perubahan dari petang menuju malam. Benar-benar bakal jadi pengalaman tak terlupakan.

Petang di Shwedagon (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Suasana Syahdu

Salah satu patung budha (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Jika ingin melihat ujung pagoda utama, Teman Traveler bisa menggunakan teropong yang disediakan di beberapa titik. Kalian akan bisa mengamati dengan lebih jelas puncak pagoda yang terbuat dari emas. Tapi ingat, wajib bergantian dengan pengunjung lain ya.

Teropong di salah satu sudut (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Hal unik lain yang bisa Teman Traveler temukan di sini adalah pasukan penyapu halaman pagoda yang terdiri dari beberapa tim. Lantaran pengunjung wajib melepas alas kaki, mereka pun juga harus sigap membersihkan lantai pagoda hampir setiap saat. Begitu selesai mengerjakan tugas, para petugas ini akan langsung duduk dan berdoa.

Salah satu patung budha (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Semakin malam, Pagoda Shwedagon akan makin ramai pengunjung. Meski begitu, pesona bangunan kuno ini takkan berkurang, bahkan suasana syahdu di dalamnya tetap terjaga. Sungguh mengagumkan.

Bagaimana Teman Traveler, tertarik berkunjung ke Pagoda Shwedagon? Jangan lupa mampir ke sini jika suatu saat kalian berkesempatan berwisata di Myanmar ya. Next

ramadan

Written by Prisca Lohuis

Penulis adalah kontributor lepas di travelingyuk.com

Festival Bertajuk Cahaya

Dua Festival Bertajuk Cahaya Digelar di Indonesia, Datang Sebelum Berakhir!

Suasana syahdu di Warung Layar Sentuh Jogja

Warung Layar Sentuh, Kuliner Anyar Jogja yang Bikin Gak Pengen Pulang