Mendaki gunung dimusim kemarau memang kemungkinan besar akan terhindar dari cuaca buruk. Selain itu, cuaca bakal lebih sering cerah sehingga pemandangan indah bisa dinikmati dari puncak gunung. Sebaliknya, pendaki harus bersiap untuk menghadapi ancaman cucaca buruk seperti hujan, badai, atau petir saat mendaki di musim penghujan. Oleh karena itu, aktivitas pendakian lebih pas jika dilakukan pada musim kemarau. Namun, ancaman tetaplah ada meski pendakian dilakukan di musim kemarau.
Baca juga : Lava Tour Merapi, Uji Adrenalin dengan Liburan Penuh Tantangan!
Mendaki gunung tak seperti wisata di perkotaan. Banyak hal yang harus dipersiapkan agar kunjungan pendaki tak berubah jadi petaka, seperti kecelakaan, kebakaran hingga kematian. Namun, tak jarang kebakaran dipicu oleh ulah manusia. Maka itu, pendaki penting memiliki bekal pengetahuan naik gunung yang ramah lingkungan di musim kemarau. Berikut 5 ancaman yang harus dihadapi bagi pendaki gunung saat musim kemarau.
Jangan Membuang Putung Rokok Sembarangan
Jika Anda adalah seorang perokok, hal ini harus sangat diperhatikan. Ilalang yang kering membuat lingkungan lebih mudah terbakar. Sudah banyak kasus kebakaran lahan akibat puntung rokok, seperti kebakaran di Gunung Bromo dan Gunung Semeru pada 2017. Buanglah rokok pada asbak atau trashbag yang Anda bawa.
Pastikan juga bahwa api dari rokok tersebut sudah mati. Putung rokok yang dibuang dan diinjak belum tentu mati total. Sisa apinya bisa jadi penyebab kebakaran hutan. Jadi mulai sekarang, coba buang sisa rokok di kantong sampah yang Teman Traveler bawa. Sebelumnya pastikan dulu bahwa apinya sudah benar-benar padam.
Jangan Membuat Api Unggun
Mendaki beramai ramai adalah sesuatu hal yang sangat menggembirakan. Ditambah dengan musim kemarau yang notabane suhu udara lebih dingin dari musim hujan. Banyak pendaki yang kedinginan akibat cuaca ektrim biasanya beberapa diantaranya membuat perapian dengan tujuan untuk menghangatkan tubuh bersama sama.
Namun ksaat musim kemarau alangkah lebih baik untuk tidak menyalakan api unggun saat di gunung. Sama seperti puntung rokok, dahan dan ilalang yang kering dapat mempercepat proses pembakaran. Sebagai solusinya, siapkan jaket tebal, beberapa lapis pakaian, kaus kaki, topi rajut, dan sleeping bag agar suhu tubuh tetap hangat.
Jangan Memasak Dengan Menggunakan Kayu Bakar
Tidak jauh berbeda dengan api unggun, memasak dengan kayu bakar di alam terbuka sangat berpotensi menyebabkan kebakaran hutan. Jika tidak terpantau dengan baik dan dibersihkan hingga padam benar, potensi merusak lingkungan sangatlah besar. Jika ingin praktis, bawalah cooking set maupun kompor portabel saat pendakian. Selain tak perlu repot-repot mencari kayu bakar, hal ini juga meminimalisir terjadinya kebakaran hutan saat musim kemarau.
Mendaki Tanpa Persiapan
Menjelajah saat musim kemarau, pendaki akan merasakan hawa lebih dingin dari biasanya. Tentu membuat para pendaki merasa kedinginan bahkan menggigil. Dengan kondisi alam yang sulit ditebak, Jangan ambil resiko dengan melakukan kebiasaan buruk ini. Untuk melindungi diri dari dinginnya udara gunung, kalian bisa kenakan jaket khusus pendakian. Jangan lupa kenakan kaus kaki serta beristirahat dalam sleeping bag.
Waspada Sekeliling
Jika Anda menemukan titik api saat sedang mendaki gunung, langsung laporkan kepada petugas terdekat agar dapat ditangani dengan cepat. Mengingat minim sinyal seluler di kebanyakan gunung, pelaporan disampaikan secara manual dengan mendatangi pos terdekat
Itulah sekilas ulasan mengenai beberapa pantangan mendaki musim kemarau. Perhatikan semuanya dengan baik agar pendakian tak jadi penyebab kebakaran hutan atau kerusakan lingkungan. Next